Arrogant Husband

Pergi ke Taman



Pergi ke Taman

0Sekarang, Bu Angel tak mau lagi bertemu dengan Alisa dan Saga karena ada bayi itu di sana. Rasa jengkelnya kembali muncul. Sebab, sang anak dan menantunya itu telah merahasiakan hal sebesar ini. Dengan membawa bayi itu ke tengah-tengah keluarga mereka, membuat Bu Angel tak senang.     
0

Wanita paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tamu itu menginginkan seorang cucu dari anaknya. Ia ingin cucu kandung. Namun, Saga dan Alisa telah mengadopsi anak dari panti asuhan, membuat Bu Angel hilang harapan.     

Pak Surya menatap wajah sang istri yang tertekuk. Sedari tadi, Bu Angel hanya berdiam diri saja. Pak Surya juga tak ingin mengganggunya.     

"Yah," panggil Bu Angel tiba-tiba.     

"Hmm, kenapa, Bu?"     

"Ibu kangen sama Saga. Tapi–"     

"Ayah paham kok. Tak usah menemuinya dulu kalau ibu masih sakit hati. Toh, Saga juga tak peduli dengan perasaannya ibu, kan?"     

Pria yang tengah duduk di samping Bu Angel itu tampak menghasut perlahan-lahan. Agar sang istri kembali berjauhan dengan Alisa.     

"Saga seperti ini karena Alisa, Bu. Dia pasti yang menyuruh Saga untuk adopsi anak."     

"Yah, diam, ya! Ibu lagi tak mau membahas masalah itu."     

Mendengar gerutuan sang istri, Pak Surya langsung terdiam. Ia tak berani, kalau istrinya marah-marah seperti ini. Pria paruh baya itu ingin mencari udara segar saja di luar. Kemudian, Pak Surya bangkit dari ranjang dan mengambil jaket kulitnya yang tersampir di belakang pintu kamar.     

Bu Angel langsung bertanya pada suaminya. "Yah, mau pergi ke mana?"     

"Ayah mau pergi ke luar sebentar. Buat nyari udara segar."     

"Ibu ikut, yah. Ibu suntuk di rumah terus."     

Pak Surya mengangguk. Suami istri itu lantas pergi ke luar bersama-sama untuk mencari udara segar. Bu Angel tersenyum, saat tangan sang suami terjulur ke arahnya. Ia pun langsung menyambut uluran tangan itu dengan penuh kehangatan.     

***     

Karena hari ini adalah hari Minggu, Saga akan mengajak Alisa untuk jalan-jalan bersama dengan bayi mereka. Momen yang pas untuk bersama dengan keluarga kecilnya.     

"Sayang, bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan bersama Lisa?" ujar Saga masih rebahan di atas ranjang.     

"Ke mana sayang? Lisa ikut juga?"     

"Iya, dia ikut. Bawa saja si kecil."     

Alisa tersenyum mendengarnya. Ia tak akan melewatkan momen kebersamaan ini bersama dengan suami dan juga anaknya. Alisa pun langsung bersiap-siap. Wanita cantik itu melangkah ke cermin rias untuk berdandan. Memoles wajah dan juga bibir ranumnya dengan make-up yang natural.     

Saga yang melihat sang istri sangat antusias, merasa ikut senang juga. Lantas, pria itu bangkit dan segera bersiap-siap untuk pergi ke suatu tempat. Saga membuka lemari pakaian dan mengambil jasnya.     

Alisa berpakaian dress mini berwarna krim dengan tampilan yang elegan. Sedangkan, Saga telah mengenakan jas berwarna hitam. Si kecil pun akan ia dandani sedikit.     

"Kau sangat cantik sayang," ujar Saga yang tiba-tiba memeluk Alisa dari belakang. Wanita itu langsung menghentikan aktivitasnya saat hendak mengoleskan lipstik di bibir.     

"Kau bisa saja. Terus saja menggombaliku."     

"Itu bukan gombalan, sayang. Kau memang sangat cantik." Saga makin mengeratkan pelukannya di perut sang istri. Membuat wanita itu senyum-senyum sendiri.     

"Lepaskan aku dulu. Aku ingin memakai lipstik. Nanti belepotan."     

Saga melepaskan pegangannya dari perut Alisa. Membiarkan sang istri berdandan terlebih dulu. Beberapa saat kemudian, wanita itu sudah selesai memakai make-up. Saga kembali lagi memeluknya. Menghirup aroma tubuh Alisa dengan penuh hasrat.     

"Sayang, ayo kita berangkat." Alisa membuat Saga melepaskan pelukannya. Pria itu mengangguk dan segera ke luar dari kamar.     

"Aku tunggu di bawah."     

Alisa hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Saga. Ia lalu melangkah menuju keranjang sang anak. Terlihat bayi mungil itu sedang tertidur pulas. Alisa memakaikan topi kecil di atas kepala bayinya.     

"Kita jalan-jalan sebentar ya, Nak." Alisa mengangkat tubuh sang anak dengan perlahan. Ia dan Saga akan mengajak Lisa jalan-jalan sebentar untuk menghirup udara segar.     

Alisa segera turun ke bawah dengan menuruni tangga perlahan. Digendongannya ada bayi perempuan mungil yang masih terlelap. Ia segera berpapasan dengan sang suami yang setia menunggu di luar.     

Saga langsung membukakan pintu mobil untuk Alisa. Wanita cantik dengan dress mini hingga batas lutut itu segera masuk ke dalam.     

"Kau sudah membawa stroller di dalam bagasi? Tadi kulihat stroller-nya tak ada di dalam kamar."     

"Sudah kupersiapkan dari semalam sayang."     

"Ya ampun sayang." Alisa lalu tertawa kecil. "Kau memang ayah yang siaga."     

Tanpa membuang waktu lagi, Saga segera melajukan mobilnya untuk berangkat ke suatu tempat. Ia ingin mengajak anak dan istrinya jalan-jalan untuk menghirup udara segar.     

***     

Kurang dari dua puluh menit, Saga dan Alisa sudah sampai di sebuah taman yang indah. Pria itu ke luar lebih dulu dari mobil dan membukakan pintu untuk sang istri. Mata Alisa memandang takjub ke depan. Banyak terdapat hamparan bunga berwarna-warni.     

Kemudian, Saga juga mengambil stroller yang ada di bagasi. Setelah itu, Alisa meletakkan bayinya di dalam sana. Mereka pun jalan dengan perlahan sambil menatap bunga-bunga di sini.     

"Sayang, kita cari tempat duduk, yuk!" ajak Saga.     

Alisa mengangguk sambil mendorong kereta bayi dengan perlahan, agar Lisa tak terbangun di dalam sana. Mata pria itu celingak-celinguk mencari tempat duduk yang asri. Alisa terus mengikuti ke mana langkah kaki Saga.     

Akhirnya, Saga berhenti di sebuah kursi taman. Di bawah pohon besar yang rindang, mereka berdua duduk. Alisa dan Saga sangat jarang berada di tempat seperti ini.     

"Kau suka?" tanya Saga.     

"Suka. Di sini pemandangannya sangat indah. Kita berdua sangat jarang datang ke tempat-tempat seperti ini sekarang."     

"Apakah kau mau setiap hari datang ke sini?" tanya pria itu lagi.     

"Hmm, aku tak ingin kalau setiap hari ke sini. Kau pun harus bekerja, kan? Lebih baik seminggu sekali."     

"Iya. Baiklah kalau begitu."     

Saga kemudian memandang ke arah sang bayi yang masih tidur pulas. Ia merasa gemas dengan anaknya itu. Berpipi gembul serta hidungnya mancung. Kulit seputih kapas nan lembut, membuatnya sangat ingin memberikan ciuman.     

"Bolehkah aku mencium bayi kita?"     

"Jangan!" Alisa langsung melarang Saga agar tak mengganggu tidur si kecil. "Kau bisa membuatnya terbangun nanti."     

"Hmm, begitu, ya? Apakah kau cemburu melihatku kalau mencium Lisa?" Saga terlihat menggombal pada sang istri.     

"Tentu saja tidak! Aku hanya ingin menjaga Lisa tetap nyaman dalam tidurnya. Nanti saja kalau dia sudah bangun. Kau boleh menciuminya dengan puas," ujar Alisa.     

Saga pun menurut dengan ucapan sang istri. Ia juga tak ingin membangunkan tidur si kecil yang masih pulas. Pria itu hanya bercanda saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.