Arrogant Husband

Salah Alisa



Salah Alisa

0"Yah, kita ke rumah Saga, yuk!" ajak Bu Angel yang merasa kangen dengan anak dan menantunya di sana.     
0

"Ayah mau istirahat aja, pengen tidur."     

"Sebentar aja kok, yah. Kita tak bakalan lama juga di sana."     

Bu Angel tetap memaksa sang suami untuk pergi ke sana. Ia ingin melihat keadaan Alisa dan juga Saga. Namun, sepertinya Pak Surya terlihat uring-uringan.     

Setelah cukup lama berpikir, akhirnya Pak Surya mau menemani sang istri pergi ke rumah Saga. Bu Angel sangat senang dan lekas bersiap-siap. Pak Surya geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya itu. Ia pun terpaksa bangkit dari ranjang dan juga bersiap diri.     

"Ya sudah, nanti ayah tunggu di luar." Pak Surya hanya mengambil jaket kulit yang ada dalam lemari pakaian. Setelah itu, ia pun lekas ke luar.     

Kurang dari sepuluh menit, Bu Angel sudah siap dan lekas ke luar dari kamar. Sang suami sudah menunggunya di halaman depan. Mereka berdua pun langsung berangkat menuju ke rumah sang anak.     

***     

Saat ini, Alisa dan Saga sedang berada di ruang tamu. Mereka duduk di sofa bersama dengan bayi perempuannya. Bayi itu terlihat tidur dengan pulas.     

Tangan Saga merangkul pundak sang istri sembari menatap wajah bayi perempuannya. Mereka berdua terlihat sedang bersantai setelah makan malam usai.     

"Kalian berdua sama cantiknya," ucap Saga.     

"Terima kasih sayang. Kau pun juga tampan."     

Sepasang suami istri itu terlihat sangat bahagia hidup seperti ini. Saga sangat menikmati perannya sebagai seorang ayah, serta Alisa pun senang dengan perannya sebagai ibu bagi Lalisa.     

Sedangkan di luar rumah, Bu Angel dan juga Pak Surya telah datang kemari. Namun, hal itu tak diketahui sama sekali oleh Saga dan Alisa. Keduanya sedang asyik bersama dengan sang anak. Akhirnya, Bu Angel serta suaminya pun masuk ke dalam.     

Mereka berdua melangkah perlahan. Hingga sampailah di ruang tamu. Di sana ada Alisa dan juga Saga yang tengah bersama dengan seorang bayi. Bu Angel dan suaminya terkejut bukan main.     

"Saga," panggil Bu Angel.     

Akhirnya, Saga dan Alisa tersadar. Mereka berdua terkejut karena kedatangan Bu Angel dan Pak Surya kemari. Mereka terlalu asyik bersama dengan Lalisa. Alisa terdiam hingga tak bisa berkata-kata lagi. Apa yang akan ia jelaskan pada mereka nanti.     

"I–ibu, ayah ... kenapa kalian ada di sini?" tanya Saga.     

"Anak siapa itu?" Bu Angel malah balik bertanya pada Saga.     

Saga dan juga Alisa terdiam. Mereka berdua bingung, harus menjelaskan bagaimana pada mereka. Apakah Bu Angel dan Pak Surya akan menerima anak ini di tengah-tengah mereka? Alisa menjadi semakin ragu.     

"Ibu tanya, itu anak siapa? Jawab!" ucap Bu Angel dengan tegas. Wanita itu ingin meminta penjelasan pada Saga atau juga Alisa.     

"Dia anakku," balas Saga dengan lantang.     

"Anak? Anak dari mana?" Bu Angel merasa heran dengan anak ini. "Coba jelaskan pada ibu dan juga ayah."     

Saga menjelaskan siapa sebenarnya Lisa pada mereka. Bahwa anak yang tengah Alisa gendong itu adalah anak yang mereka adopsi dari panti asuhan. Bu Angel merasa syok dengan hal ini, begitupun dengan Pak Surya.     

"Kalian berdua mengadopsi anak, tapi tak bilang dulu dengan kami? Kalian berdua lantas menganggap kami apa hah?!" Bu Angel merasa tak dianggap oleh Saga dan juga Alisa.     

"Maafkan kami, Bu. Kami berdua tak bermaksud seperti itu," ucap Alisa.     

Bu Angel merasa kecewa dengan Alisa dan Saga. Hal ini membuat Pak Surya merasa senang, karena sang istri jadi marah dan kecewa. Lantas, Bu Angel ingin pulang saja dari sini.     

"Yah, ayo kita pulang saja dari sini. Ibu sudah tak ingin lagi datang kemari!" Bu Angel meraih tangan suaminya agar segera pergi dari sini.     

Namun, Saga mencegat langkah kedua orang tuanya untuk pergi dari sini. Pria itu ingin mengajak mereka agar duduk dulu untuk membicarakan masalah ini.     

"Yah, bu, jangan pulang dulu. Kita duduk dulu sama-sama membahas masalah ini."     

Namun, sepertinya Bu Angel serta suaminya tak ingin membahas apa pun lagi. Mereka tak ingin mendengar penjelasan dari Saga bahkan Alisa. Bu Angel tetap bersikeras untuk pulang dari sini.     

Kedua orang tuanya melangkah ke luar dengan tergesa-gesa. Saga bahkan tak bisa membujuk keduanya untuk tinggal sebentar di sini. Alisa yang melihat itu merasa yakin, bahwa mertuanya tak setuju dengan bayi ini. Apa pun yang terjadi nanti, dirinya akan tetap mempertahankan Lalisa.     

Saga menepuk jidatnya berkali-kali. Ia merasa telah mengecewakan kedua orang tuanya lagi.     

"Sayang, mungkin ayah dan ibu perlu waktu."     

"Aku merasa bersalah dengan ibu dan ayah. Kenapa tak dari awal kita ceritakan saja tentang Lisa pada mereka."     

"Maafkan aku sayang. Karena aku, semua masalah ini terjadi," ujar Alisa.     

"Sudahlah sayang. Tak apa-apa. Biarkan ini berlalu. Mereka berdua pasti akan menerima bayi ini dengan baik." Saga menatap ke arah Lisa yang terlihat masih tidur pulas.     

Setelah kepergiaan sang orang tua dari sini, Saga pun mengajak Alisa menuju ke dalam kamar. Sang istri menurut saja. Mereka naik ke atas tangga dan ingin istirahat.     

Saga tak bisa berhenti memikirkan kedua orang tuanya. Ia merasa bersalah karena sudah merahasiakan hal ini. Namun, di sisi lain, ia merahasiakan ini demi Alisa.     

"Sayang?" panggil Alisa saat mereka berdua sudah sampai di dalam kamar.     

"Iya sayang, kenapa?"     

"Aku minta maaf. Semua ini terjadi karena kesalahanku. Andai saja–"     

"Sudahlah. Tak usah dibahas lagi sayang. Aku tak ingin, kalau kau memikirkan masalah ini juga. Kasian nanti Lisa, kalau ibunya memikirkan masalah lain."     

Alisa meletakkan bayi perempuannya dalam keranjang. Melihat wajah Lisa yang mungil nan menggemaskan, membuatnya semakin bertambah sayang. Bagaimana tidak, bayi itu telah mengobati rasa kehilangannya akan janin yang telah tiada. Alisa tak akan bisa hidup tanpa sang anak.     

Wanita itu menengok ke arah Saga yang duduk di tepi ranjang sambil memijit kepala. Ia pun menghampiri sang suami untuk meringankan bebannya. Tangannya perlahan meraba leher pria itu.     

"Sayang, tidur yuk!" ajak Alisa.     

"Aku nanti saja. Kau tidurlah dulu sayang. Nanti aku menyusul."     

Saga menolak untuk tidur sekarang. Pikirannya masih tertuju dengan kedua orang tuanya. Terlihat jelas dari sorot mata Bu Angel dan Pak Surya yang tengah kecewa pada mereka berdua.     

Alisa semakin tak karuan dan merasa bersalah. Ia tak tahu, kalau kejadian ini akan terjadi dan ini imbasnya. Mertuanya tampak tak setuju kalau dirinya dan Saga mengadopsi anak dari panti asuhan.     

'Maafkan aku sayang, maafkan aku telah membuat kau dan kedua orang tuamu jadi kecewa seperti ini. Ini semua karena aku, semuanya salahku.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.