Arrogant Husband

Gairah Cinta Tak Terbendung



Gairah Cinta Tak Terbendung

0Makin lama Joseph berada di tempat terkurung ini, membuat Saga merasa tak tega. Namun, rasanya ini adalah hukuman yang setimpal untuk pria itu karena sudah membunuh seorang anak yang tak bersalah di dalam kandungan Alisa. Melepaskan Joseph pun rasanya tak akan mungkin. Ia takut kalau teman lamanya itu kembali berbuat nekat.     
0

Makin hari, Joseph semakin tak berdaya karena hanya diberi makan satu kali sehari. Itu pun Saga merasa kasihan sedikit pada pria itu.     

"Bagaimana hidup seperti ini? Menderita, bukan?" tanya Saga. "Semoga kau cepat sadar atas apa yang telah kau perbuat."     

"Kau akan kubalas nanti, Ga! Lihat saja nanti setelah kukeluar dari sini."     

"Oh .... Jadi, kau masih mau menantangku? Kau tak jera sedikit pun rupanya!"     

"Aku tak jera sama sekali, bahkan aku tak pernah takut padamu!"     

Bagi Saga, Joseph telah kehilangan akal. Pria itu terus saja membencinya dan akan membalas perlakuannya ini. Namun, bukan berarti Saga akan merasa takut dengan ancaman tersebut. Ia akan berusaha untuk melindungi orang-orang yang disayang.     

Cuihh!     

Joseph meludah tepat di sepatu milik Saga. Saga pun menatap ke bawah dan mulai naik pitam. Ia merasa, kalau Joseph sudah keterlaluan.     

"Kurang ajar!" Saga pun memukul wajah Joseph dua kali. Kemudian, ia dihentikan oleh Anton yang datang tiba-tiba kemari.     

"Saga, berhentilah!" teriak Anton.     

Saga menatap Anton yang datang menemuinya kemari. Ia pun menghentikan pukulannya.     

"Jangan kau buang-buang energi untuk memukul orang gila seperti dia ini!" tunjuk Anton pada Joseph. Yang ditunjuk pun hanya terkekeh geli.     

Darah kembali mengucur di daerah mulut. Hingga, deretan gigi milik Joseph, penuh dengan darah. Pria itu lantas mendelik tajam ke arah Saga dan juga Anton.     

"Kalian berdua akan kubalas!" Setelah mengatakan hal itu, Joseph lantas tertawa kencang.     

Anton merasa sangat miris melihat kejadian ini. Saga pun menyaksikan hal itu dan merasa bahwa Joseph bukanlah yang dulu lagi.     

"Kau sudah sangat jauh berubah, Jo! Kau bukan yang dulu lagi," lirih Saga.     

"Memang iya. Semenjak kau merebut Reva dulu dariku!"     

Saga mencebik ke arah Joseph. Masalah itu lagi yang diungkit. Reva dan dirinya sudah jadi masa lalu dan wanita itu juga sudah mempunyai tambatan hati yang lain.     

"Harusnya kau sadar diri! Kenapa Reva tak memilihmu dari dulu hingga sekarang!"     

Joseph terdiam sejenak, tapi matanya menatap tajam ke arah Saga. Ia tak terima dengan perkataan Saga padanya.     

Namun, yang jelas Joseph akan balas dendam pada Saga. Dan, saat itulah ia akan beraksi, membuat perhitungan pada pria itu.     

"Tak penting kalau harus meladenimu seperti ini. Lebih baik kita ke luar saja, Ton," ajak Saga pada Anton.     

Kedua pria itu lantas ke luar dari tempat ini. Meninggalkan Joseph seorang diri di ruangan gelap tanpa cahaya. Anton ingin mengajak Saga untuk bicara sebentar. Ia khawatir dengan keadaan Alisa di rumah.     

"Saga, ada yang ingin kutanyakan padamu."     

"Apa itu?"     

"Tadi setelah kau berangkat ke kantor, wajah Alisa agak sedikit murung. Kalian berdua baik-baik saja kan?" tanya Anton tampak mengkhawatirkan keadaan Alisa dan Saga.     

"Dia bilang padaku bahwa dirinya ingin cepat hamil. Ia memohon pada Tuhan agar dikasih anak lagi."     

Anton langsung menepuk pundak Saga dengan kencang. Memberi pria itu semangat.     

"Aku akan mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Semoga kau dan Alisa segera mendapatkan momongan lagi," ucap Anton yang terlihat tulus.     

"Aamiin. Terima kasih banyak atas doa-doamu itu. Semoga lekas terkabulkan."     

Setelah cukup puas melihat keadaan Joseph di sini, ingin rasanya Saga pulang ke rumah. Pekerjaan di kantor pun sudah selesai ia kerjakan. Ia melihat arloji yang melingkar di tangan. Tiga puluh menit lagi menunjukkan pukul dua siang. Ia sudah berjanji pada sang istri untuk pulang cepat.     

"Baiklah kalau begitu. Aku ingin pulang saja ke rumah dan menemani Alisa."     

"Iya, lebih baik kau bersamanya agar dia lebih tenang," balas Anton.     

"Aku titip Joseph. Jaga dia baik-baik dan jangan sampai kabur."     

"Baik, Ga."     

Pria itu melangkah menuju ke dalam mobil. Tanpa berlama-lama lagi di sini, Saga dengan cepat melajukannya menuju ke rumah. Anton menatap mobil itu mulai menjauh dari sini.     

***     

Akhirnya, Saga sudah pulang ke rumah dan bertemu dengan sang istri. Ia langsung memeluk tubuh sintal dan seksi itu dalam dekapan. Buah dada Alisa yang besar terasa kenyal saat bersentuhan langsung dengan dada bidangnya.     

"Akhirnya, suamiku pulang juga ke rumah," ucap Alisa dengan manja.     

"Ya pasti aku akan segera pulang, kalau itu keinginan istriku sendiri."     

Saga masih memeluknya dengan erat. Sesekali pria itu juga telah mencuri ciuman dari bibir manis Alisa. Sejenak keduanya saling berciuman satu sama lain. Alisa balas memagut bibir sang suami dengan begitu panas.     

"Aku sangat rindu padamu sayang," ungkap Saga.     

"Aku pun juga merindukanmu."     

Mereka berdua masih bermain lidah. Baik Saga dan Alisa sama-sama keenakan. Suami istri itu juga sambil meraba-raba satu sama lain.     

Pria itu meremas dua bukit kembar milik Alisa. Sedangkan, sang istri meraba-raba si junior miliknya. Untung saja, Saga masih tak merasa tegang.     

"Kau nakal sayang. Kalau juniorku bangun, kau harus tanggung jawab!" Saga tersenyum sembari menatap wajah cantik di depannya.     

"Baiklah sayang. Aku akan bertanggung jawab dengan penuh." Alisa menantang sang suami.     

Merasa ditantang seperti itu, Saga dengan cepat membawa Alisa naik ke atas ranjang. Kemudian, ia segera melepaskan jas dan juga kemeja kerja. Hingga menampilkan tubuh bagian atas yang polos. Sedangkan, sang istri masih menggunakan dress mini.     

Saga menciumi leher jenjang nan mulus milik Alisa. Menciuminya bertubi-tubi bahkan memberi sebuah tanda merah. Lantas, ciumannya makin turun ke daerah dada.     

Alisa meremas rambut sang suami yang mulai menciumi daerah dadanya. Ciuman Saga sangat memberi efek sensual. Pria itu tahu untuk memuaskan seorang wanita.     

Kedua tangan Saga lihai meremas-remas bukit kembar itu. Hingga, membuat Alisa tak karuan di atas ranjang. Gairah cinta Saga tak usah dipertanyakan lagi. Nafsunya sangat tinggi.     

Kemudian, Saga menghisap daerah sensitif di dada sang istri. Sedangkan, Alisa masih meremas-remas rambut hitam legam itu tanpa henti. Mereka sedang terbuai oleh perasaan cinta.     

"Sayang?" bisik Saga lembut di telinga Alisa.     

"Iya, kenapa?" balas Alisa yang tak kalah lembut.     

"Aku mencintaimu. Sangat mencintaimu." Saga membenarkan letak rambut Alisa yang terjuntai di depan mata.     

"Aku juga sangat mencintaimu sayang."     

Setelah itu, Saga mulai melucuti pakaian Alisa yang masih tertutupi oleh kain. Hingga tubuh sang istri polos sama sekali. Saat ini, Saga ingin bercinta dengan istri tercintanya. Ia sudah merasakan miliknya mulai menegang di bawah.     

"Sayang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.