Arrogant Husband

Cepat Pulang Kantor Hanya Untuk Bermanja



Cepat Pulang Kantor Hanya Untuk Bermanja

0Cukup lama Bu Angel berada di kantor sang anak sampai lupa untuk pulang ke rumah dan melakukan kewajiban sebagai seorang istri. Perasaan hatinya sudah lebih baik sekarang. Maka dari itu, sebentar lagi Bu Angel akan pulang.     
0

"Nak, sebentar lagi ibu akan segera pulang. Kau baik-baik, ya. Jaga kesehatanmu selalu."     

"Iya, Bu. Ibu juga ya harus jaga kesehatan. Jangan sampai sakit, apalagi membuat Saga khawatir."     

Bu Angel mengangguk menatap sang anak. Lantas, ia pun berdiri dari kursi dan akan segera pergi dari kantor ini.     

"Baiklah, ibu akan segera pulang saja, Nak. Kasian ayahmu kalau ditinggal sendirian di rumah. Ibu tak tega juga."     

Biar bagaimanapun juga, Bu Angel masih punya hati dan tak akan membiarkan sang suami untuk menunggu lebih lama lagi di rumah. Saga lalu mencium punggung tangannya dengan hormat. Sang anak mengantarkannya sampai ke depan kantor.     

Terlihat banyak pasang mata yang melihat anak dan ibu ini. Semua karyawan Saga terlihat sopan dan menyapa mereka sejenak. Akhirnya, pria itu sudah sampai di halaman depan. Bu Angel segera melangkah menuju ke dalam mobil.     

Saga tersenyum sambil menatap sang ibu yang sudah masuk ke dalam mobil. Kemudian, mobil itu dengan perlahan mulai meninggalkan area perkantoran.     

***     

Di sepanjang perjalanan, Pak Surya selalu saja menghubunginya. Namun, Bu Angel enggan untuk menjawab panggilan dari sang suami. Ia ingin membuat pria itu merasa bersalah karena telah membentaknya tadi.     

Sebentar lagi, ia akan segera sampai di rumah. Bu Angel akan menemui suaminya nanti dan akan mengajak untuk berbaikan.     

Di dalam hubungan rumah tangga, pasti ada saja perdebatan kecil yang terjadi. Bu Angel tak mau berlarut-larut kalau harus beradu dengan sang suami. Ia hanya bisa berdoa pada Tuhan, agar hati Pak Surya dibukakan untuk bisa menerima Alisa dengan baik.     

Beberapa menit kemudian, Bu Angel sudah sampai di depan rumahnya sendiri. Wanita yang sudah berumur itu segera masuk ke dalam dan menuju ke atas kamar. Ia ingin melihat sang suami di sana. Biar bagaimanapun, Bu Angel merasa khawatir dengan keadaan Pak Surya karena ditinggalkan sendirian di rumah.     

Kemudian, Bu Angel langsung masuk ke dalam kamar. Sang suami begitu terkejut melihat kedatangannya kemari.     

"Ibu sudah pulang akhirnya. Syukurlah ..," ucap Pak Surya. Namun, Bu Angel hanya diam saja dan tak merespons ucapan sang suami.     

"Ibu masih marah sama ayah?" tanya Pak Surya.     

Bu Angel kemudian duduk di tepi ranjang dengan suaminya. Ia masih sedikit marah dengan pria itu.     

"Iya. Ibu masih marah sama ayah. Coba ayah jangan seperti itu lagi."     

"Iya, Bu." Kali ini, Pak Surya mengalah dengan ucapannya. Membuat Bu Angel merasa senang.     

Pak Surya memohon pada Bu Angel agar tak marah lagi. "Ibu jangan marah lagi ya sama ayah. Ayah janji, tak akan memarahi ibu seperti tadi."     

"Baiklah yah." Bu Angel mengangguk dan sudah memaafkan kesalahan sang suami. Ia tak mau, kalau masalah ini terjadi berlarut-larut dalam rumah tangga mereka. Harus salah satu dari mereka yang mengalah dan tak bersikap egois.     

"Hmm, ngomong-ngomong, ibu tadi dari mana lagi?" tanya Pak Surya penuh selidik.     

"Ibu tadi ke kantornya Saga, yah. Ibu tadi bicara santai sama dia."     

Pak Surya mengangguk-angguk mendengar penjelasan sang istri. Ia percaya dengan ucapan Bu Angel.     

"Ya sudah, lebih baik ibu istirahat saja di ranjang ini."     

Sang istri lantas merebahkan diri di sampingnya. Bu Angel ingin bermanja-manja dengan sang suami. Pak Surya paham dengan keinginan sang istri. Usia boleh tak muda lagi, tapi gelora cinta mereka masih muda dan membara penuh asmara.     

"Ayah tahu, ibu ingin sesuatu kan?" Pak Surya mengedipkan sebelah mata pada Bu Angel.     

"Iya yah. Kok ayah tahu, sih?"     

"Ya sudah, ayo kita saling memanjakan diri." Pak Surya memeluk tubuh sang istri dengan erat, begitupun sebaliknya.     

***     

Setelah kepergiaan sang ibu beberapa saat tadi, membuat Saga melamun. Ibunya kembali lagi beradu mulut dengan sang ayah. Dan, itu semua karena masalah Bu Angel yang datang kemari ke rumahnya untuk menengok Alisa sebentar.     

"Ayah makin lama, semakin menjadi. Rasa benci dalam hati ayah terus membara pada Alisa. Padahal istriku tak pernah berbuat jahat sama sekali pada orang lain," ujar Saga.     

Ia masih tak habis pikir, bahwa ayahnya sampai detik ini tak menyukai Alisa. Padahal wanita itu rela menunggu sang ayah waktu di rumah sakit.     

"Apa yang tengah ayah pikirkan? Jadi, sampai detik ini masih belum juga menerima Alisa sebagai menantunya? Sedangkan ibu sudah bisa membuka hati."     

"Apakah ini semua karena Reva? Ayah masih berharap pada wanita itu untuk menjadi menantunya kelak?"     

Saga memijit kepalanya yang tiba-tiba berdenyut. Memikirkan masalah ini memang tak ada habisnya. Entah sampai kapan harus terjadi seperti ini. Ia tak mau, kalau selamanya sang ayah akan terus mengungkapkan kebenciannya pada Alisa.     

Saga sudah punya keluarga kecil yang harus ia jaga, termasuk Alisa dan bayi perempuannya itu. Mereka berdua adalah prioritasnya sekarang.     

"Ya Tuhan, semoga saja ayahku bisa berubah pikiran nanti. Semoga beliau bisa menerima Alisa dengan baik di tengah-tengah kami." Saga mengusap wajahnya dengan kasar menggunakan kedua telapak tangan.     

Pria itu terlihat gundah bukan main. Ia tak mungkin, memaksa sang ayah untuk menyukai Alisa. Sebagai seorang anak, ia tak mau memaksakan kehendak dulu pada Pak Surya. Paling dirinya terus memberikan nasihat pada sang ayah.     

Saga melihat arloji yang tengah melingkar di pergelangan tangan kirinya. Baru jam sebelas ternyata. Pekerjaan di kantor pun masih belum selesai, karena tadi sang ibu datang kemari. Jadi, ia pun langsung menghentikan aktivitas kantor.     

"Ah, aku rindu dengan Alisa di rumah," ujar Saga tiba-tiba. Rasa rindunya datang tiba-tiba seperti ini, membuatnya ingin segera pulang saja dari kantor dan ke rumah untuk menemui dua bidadarinya.     

Ia pun langsung menyelesaikan pekerjaan kantor dan akan segera pulang untuk bertemu dengan Alisa. Rasa rindunya begitu membuncah sekarang. Setelah di rumah nanti, Saga akan bermanja-manja dengan wanita itu dan bermain panas di atas ranjang.     

Baginya, Alisa selalu bisa membuatnya merasa lemah tak berdaya. Serta pesona wanita itu memang tak terbantahkan lagi. Alisa memang sangat cantik dalam memakai pakaian apa pun. Membuatnya jadi tak karuan rasa dan ingin cepat pulang dari kantor.     

"Rindu sekali aku pada Alisa. Apa lebih baik aku pulang saja, ya? Kerjaan kantor biar nanti kuurus kembali," ujar Saga. Pria itu lantas berdiri dari kursi kerjanya dan akan pulang saja.     

Saga melangkah ke luar dan akan menuju ke parkiran mobil. Mungkin, satu atau dua jam ia di rumah untuk melepaskan rasa rindunya pada Alisa. Setelah itu, akan kembali lagi ke kantor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.