Arrogant Husband

Sisi Baik Seorang Saga



Sisi Baik Seorang Saga

0Mereka sudah berada di dalam kamar mandi. Saga dan Alisa segera melepaskan baju masing-masing di badan. Pancuran air shower pun mengalir deras mengguyur mereka. Wanita itu terlihat senang bukan main, terlebih lagi Saga.     
0

Saga dengan tatapan buas dan ingin menerkam lawan jenisnya. Alisa hanya bisa pasrah sembari tersenyum. Tangan Saga langsung meraba-raba leher jenjang sang istri. Memberikan sentuhan demi sentuhan yang melenakan.     

Alisa yang mendapat sentuhan itu, amat terbuai oleh Saga. Pria itu memang bisa membuatnya merasa terpacu. Setelah itu, tangan Saga langsung beralih ke bagian dada. Di mana ada dua bukit kembar yang menonjol di depan mata. Membuat Saga tak sabar ingin meremas lalu menghisapnya.     

Saga memijat-mijat buah dada itu dengan perlahan. Alisa merasa keenakan karena mendapatkan sentuhan itu. Di bawah guyuran air, tubuhnya terlihat sangat seksi.     

Setelah itu, Saga langsung menghisap bagian ujung kecil di sana berulang kali. Alisa meremas rambut sang suami dan wajahnya terlihat tak karuan. Beberapa saat kemudian, birahi pun semakin berkembang pesat.     

Pria itu merasakan di bagian bawahnya mengalami ereksi. Alisa melihat itu dengan pandangan takjub.     

"Sayang, kita bermain sebentar saja, ya."     

Saga ingin melakukan gaya bercinta ini dengan gaya doggy style. Di mana Alisa berada di bawah seraya menungging. Kemudian, pria itu dengan cepat melakukan penetrasi.     

Beberapa saat kemudian, penetrasi semakin dalam dan membuat Alisa mengerang nikmat. Saga memajukan tubuhnya maju mundur. Alisa terus mengeluarkan suara-suara yang membuatnya makin terpacu.     

Hingga keduanya tak sadar lagi waktu sudah menunjukkan pukul berapa karena terlalu asyik bercinta di dalam kamar mandi. Alisa mendesah nikmat di bawah guyuran air. Saga pun masih semangat untuk memberikan penetrasi agar semakin dalam.     

Ia yakin, saat ini Alisa merasa sangat keenakan. Terdengar dari suara erangannya yang begitu nikmat didengar.     

"Ahh, ahh ...."     

Saga tak peduli sekarang jam berapa. Baginya, bersama dengan Alisa adalah waktu yang paling berharga. Ia tak akan membiarkan wanita itu merasa kesepian dan kurang kasih sayang.     

Mungkin, sebentar lagi Saga dan Alisa akan menyudahi permainan mereka. Pria itu akan segera berangkat ke kantor hari ini. Akhirnya, Saga sudah berhasil mengeluarkan si junior dari dalam lubang kenikmatan.     

"Terima kasih sayang. Kau memang yang terbaik," ucap Saga sambil tersenyum puas.     

***     

Alisa merapikan dasi kerja milik sang suami. Pria itu sudah terlihat segar karena sudah diberi jatah pagi hari ini oleh Alisa. Sebelum berangkat kerja, Saga berpamitan terlebih dahulu pada Lisa yang masih saja tertidur.     

"Nak, ayah pergi dulu, ya. Jangan nakal di rumah. Ayah akan segera pulang menemui kalian."     

Setelah itu, Saga dan Alisa akan menuju ke bawah. Pria itu tak ingin sarapan, tapi hanya membawa bekal saja dari rumah. Alisa pun langsung menyiapkannya.     

"Sebentar, aku siapkan dulu," ujar Alisa seraya menuju ke dapur.     

Saga berjalan menuju ke halaman depan. Ia pun bertemu dengan Anton di pintu. Mereka terlihat bicara satu sama lain. Pembicaraan keduanya terlihat cukup serius.     

"Anton, jangan sampai Joseph kabur dari tempat itu. Aku tak mau, kalau dia sampai lolos dan akan membuat keributan lagi dengan keluarga kecilku," ucap Saga.     

"Tenang, Ga. Joseph akan kuurus dengan baik. Aku pastikan dia akan selalu terkurung di sana."     

Saga mengangguk-anggukkan kepalanya. "Oh, ya, satu lagi. Jangan sampai pembicaraan ini ketahuan oleh Alisa. Aku tak mau, membuat istriku masuk ke dalam rencana ini."     

"Baik Saga. Aku tak akan membocorkan hal ini pada siapa pun."     

Tak lama kemudian, datanglah Alisa dari dalam sambil membawa sebuah wadah makan. Wadah makan itu sudah diberi tas kotak.     

"Ini sayang, makanannya dihabiskan ya nanti." Alisa menyerahkannya pada Saga. Pria itu lantas menerimanya dengan ramah.     

"Terima kasih sayang. Aku berangkat kerja dulu."     

Alisa langsung mencium punggung tangan Saga. Pria itu lalu mencium kening sang istri dengan penuh cinta dan kehangatan. Saga berlalu dari hadapannya dan masuk ke dalam mobil.     

Wanita itu melambai-lambaikan tangannya ke arah Saga. Dengan perlahan, mobil sang suami ke luar dari gerbang rumah. Akhirnya, mobil Saga sudah tak terlihat lagi dan Alisa segera masuk ke dalam.     

Sebelum naik ke atas kamar, Alisa mampir sebentar ke ruang dapur. Ia ingin menyuruh salah satu pelayan untuk membawakannya makan di kamar.     

"Nyonya, ada apa?" tanya pelayannya.     

"Bisakah kau membawakan aku makanan di kamar? Aku lapar. Sekaligus aku ingin menjaga Lisa di sana."     

"Oh, iya Nyonya. Akan kami siapkan."     

Dengan senyuman yang terpancar indah dan penuh rona bahagia, Alisa mengangguk pada pelayannya itu dan segera melangkah ke atas. Ia menaiki anak tangga dengan perlahan.     

Kehidupan Alisa sekarang jauh lebih baik daripada dulu. Ia sudah menjadi istri anak orang kaya dan terpandang. Dengan bergelimang harta dan kemewahan. Semua orang tampak segan padanya. Namun, itu semua tak membuat Alisa menjadi sosok yang sombong dan angkuh. Ia masih tetap menghormati para pelayannya.     

Pelayan serta anak buah di rumah ini pun tampak senang mendapatkan Nyonya seperti Alisa ini. Wanita itu tak pernah marah atau membentak ketika menyuruh sesuatu. Membuat mereka semua jadi tambah betah bekerja di sini. Dulu Saga selalu membentak mereka semua, tapi dengan kehadiran Alisa di sini semuanya berubah.     

Pria dengan sosok arogan itu lama-kelamaan menjadi melunak. Itu semua karena Alisa yang membawa perubahan besar di rumah ini.     

Ketika langkah kakinya membawanya ke kamar, Alisa langsung menghampiri bayi perempuannya yang masih tertidur lelap.     

"Anak ibu ternyata masih tidur, ya." Alisa menatap sang bayi dengan tatapan penuh cinta. Rasa sayangnya sama sekali tak berkurang untuk Lisa, walaupun hanya anak angkat.     

Terdengar ketukan pintu dari luar. Itu pasti pelayannya yang tengah membawakannya sarapan.     

"Masuk," ujar Alisa.     

Pelayan itu tersenyum ramah padanya sembari membawakan makanan. Wanita yang usianya lebih tua daripada Alisa itu, meletakkan makanan di atas nakas.     

"Itu Nyonya makanannya. Selamat makan."     

"Iya, Bi. Terima kasih banyak, ya," ujar Alisa dengan sopan.     

Setelah itu pelayannya ke luar dari kamar. Alisa meninggalkan sebentar Lisa yang berada di dalam keranjang. Ia ingin makan terlebih dahulu sebelum beraktivitas.     

Alisa meraih piring yang ada di atas nakas. Nasi goreng yang aromanya sangat wangi, ditambah dengan telur mata sapi, membuatnya tak sabar ingin menyantap. Suapan demi suapan yang berakhir di dalam mulut, membuat Alisa merasa bersyukur hidup seperti ini.     

"Ya Tuhan, terima kasih karena sudah membuatku hidup jauh lebih baik seperti ini. Walaupun aku dulunya tak pernah mencintai Saga, tapi dia sekarang adalah jodoh yang kau berikan untukku."     

Ya. Alisa sangat bersyukur karena menjadi istri Saga. Pria yang ia kira pemarah, sombong, dan angkuh itu ternyata mempunyai sisi romantis, penyayang, dan juga perhatian.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.