Arrogant Husband

Ancaman Dari Saga



Ancaman Dari Saga

0Mobil sport tengah terparkir di halaman depan. Menandakan bahwa sang Tuan rumah sudah datang kemari. Setelah mendapatkan pesan dari sang istri yang memintanya untuk pulang sebentar, maka Saga langsung ke sini. Ia melihat Anton yang tengah berdiri tegap di pintu depan.     
0

Dua pria itu terlihat bicara satu sama lain. Anton segera mengajak Saga untuk masuk ke dalam. Tak lupa, ia memberitahukan bahwa Reva tadi sempat ke sini.     

"Lalu, Alisa bagaimana?" tanya Saga.     

"Reva akhirnya tahu dengan bayi kalian. Dan, itu membuat Alisa sangatlah takut."     

Saga buru-buru menuju ke kamar. Ia ingin melihat keadaan Alisa yang saat ini merasa takut luar biasa. Berusaha menenangkan sang istri bahwa keadaan ini akan baik-baik saja dan tak perlu dikhawatirkan.     

Setelah itu, dengan sekali tarikan pintu pun terbuka. Matanya menatap sang istri yang tengah duduk di tepi ranjang. Alisa langsung menghampirinya. Mereka berdua pun akhirnya berpelukan.     

Terlihat dari wajah wanita itu yang masih cemas luar biasa. Alisa tak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya. Saga membelai wajah cantik sang istri dengan lembut.     

"Jangan khawatirkan hal itu sayang. Aku janji padamu, Lisa akan baik-baik saja bersama dengan kita. Tak akan ada orang yang berani menyentuhnya," ucap Saga dengan tegas.     

"Aku sungguh merasa takut dengan semua ini. Aku takut, Reva akan kembali nekat untuk mencelakakan anak kita."     

"Tenanglah. Aku berjanji, tak akan ada yang berani menyakiti Lisa."     

Alisa pun mengangguk mendengar jawaban Saga. Ia merasa cukup puas dengan ucapan sang suami. Pria itu lalu membawanya naik ke atas ranjang.     

Dibelainya puncak kepala sang istri dengan penuh kelembutan. Saat ini, Saga merasakan apa yang tengah Alisa rasakan. Ketakutan itu pasti ada. Namun, dirinya tak akan pernah tinggal diam, kalau keluarga kecilnya akan disakiti oleh orang lain.     

Bayi perempuan yang masih berusia enam bulan lebih itu, sudah membuat Alisa merasa sangat sayang. Begitu pun dengan Saga. Bayi itu telah berhasil merebut hati keduanya.     

"Aku sudah merasa lebih tenang sekarang," ucap Alisa.     

"Syukurlah kalau begitu." Saga meraih sebelah tangan Alisa dan mencium punggung tangannya dengan lembut. Sang istri merasa sangat senang diperlakukan seperti ini.     

"Berkat kau selalu menenangkanku. Selalu ada di saat aku butuh." Alisa memegang wajah sang suami dengan perlakuan lembut. Membuat Saga merasa terbuai dibuatnya. Sentuhan tangan Alisa membuatnya tersentrum.     

"Karena kaulah wanita yang paling kucintai. Tak ada lagi, wanita selain dirimu."     

Alisa tersipu malu karena ucapan sang suami. Saga selalu saja bisa membuatnya merasa lebih tenang daripada sebelumnya. Dan, sekarang ia sudah jauh lebih enakan.     

"Terima kasih sayang. Oh, ya, kalau kau mau kembali ke kantor lagi, silakan saja. Aku sudah merasa enakan sekarang."     

Wanita itu bisa tersenyum setelahnya. Saga memutuskan untuk kembali lagi ke kantor karena masih ada beberapa hal yang harus dikerjakan. Demi Alisa, ia rela meninggalkan pekerjaan kantor dan menemui wanitanya di rumah. Setelah melihat senyuman manis sang istri yang terukir indah di sudut bibir, membuatnya merasa senang.     

"Iya sayang. Sebentar lagi, aku akan ke kantor. Ada beberapa yang harus dikerjakan. Kau kutinggal di rumah dulu, tak apa-apa kan?"     

"Iya sayang. Tak apa-apa. Pergilah."     

Alisa mengantarkan Saga menuju ke halaman depan. Dua sejoli itu berjalan beriringan menuruni anak tangga. Sampailah sekarang mereka di depan. Alisa langsung mencium punggung tangan suaminya dengan penuh hormat.     

Saga lekas masuk ke dalam mobil. Pria itu melambaikan tangan ke arah Alisa. Alisa pun membalas lambaian tangan itu. Perlahan-lahan, mobil sport Saga mulai menjauh dari pekarangan rumah.     

Setelah mobil Saga sudah tak terlihat lagi dari pandangan mata, Alisa pun memutuskan untuk kembali masuk ke dalam. Ia ingin menemani sang anak di kamar. Walaupun, sejak pagi tadi emosinya naik, tapi sekarang sudah lebih membaik dan itu karena Saga.     

Betapa tulus cinta Alisa untuk pria itu. Begitupun Saga yang mencintainya dengan sepenuh hati. Saga rela melakukan apa saja demi dirinya.     

***     

Ternyata Saga bukan pergi ke kantor, melainkan datang ke rumah Reva. Ia ingin menemui wanita itu dan memberikan peringatan tegas padanya agar tak berpikiran jahat seperti dulu. Saga menggedor pintu itu dengan keras sengaja dirinya lakukan agar sang Tuan rumah ke luar menemuinya.     

Tak berapa lama muncullah Reva dari dalam rumahnya. Wanita itu mengajaknya untuk masuk ke dalam. Namun, Saga menolak dengan tegas. Ia hanya ingin bicara sebentar saja di luar, lalu akan segera pulang. Saga tak mau harus berlama-lama di sini.     

"Kalau sampai kau berani menyentuh Alisa dan bayiku, awas saja! Kau sudah tahu tentang keberadaan bayi kami."     

"Astaga! Jadi, tujuan kau datang ke sini hanya ingin menyampaikan hal itu?"     

"Iya, memang kenapa? Agar kau tahu diri, Va! Kami pun masih belum terlalu percaya sepenuhnya denganmu. Atas apa yang dulu kau perbuat pada kami."     

"Iya, aku tahu dan mengerti. Tapi, sekarang aku sudah berubah dan tak akan melakukan hal itu lagi. Tolonglah, percaya padaku," pinta Reva memohon padanya.     

Namun, Saga pun tampak tak peduli sama sekali. Ia tak percaya dengan ucapan wanita yang ada di depannya ini. Saga lebih percaya dengan perkataan sang istri.     

"Susah sekali rasanya untuk mempercayaimu, Va. Setelah apa yang kau lakukan. Kau banyak sekali melakukan kejahatan."     

"Saga, aku mohon padamu. Tolong percaya padaku. Aku sudah janji dan berubah. Tak akan aku ulangi kesalahan yang sama."     

Saga melihat Reva dari sorot mata dan pandangan wajah. Terlihat tak ada sebuah kebohongan yang terpancar.     

"Hmm, baiklah. Tapi, kalau kau sampai berani mengusik keluargaku, aku tak akan pernah tinggal diam. Kau paham itu kan?"     

Reva mengangguk-anggukkan kepala. Setelah itu, Saga berlalu pergi dari rumahnya. Pria itu buru-buru masuk ke dalam mobil dan lekas pergi. Reva melihat mobil itu melaju dengan cepat.     

"Saga dan Alisa tak percaya denganku. Aku harus membuat mereka berdua percaya bahwa aku sudah berubah dan tak seperti dulu lagi."     

Memang berat untuk mendapatkan perhatian dari Alisa dan Saga. Lantaran karena dulunya pernah berbuat jahat dengan dua sejoli itu. Sampai sekarang pun, keduanya masih menaruh rasa curiga.     

Reva kembali masuk ke dalam dan mengunci pintu. Wanita itu bergegas naik ke atas kamar. Ingin mengistirahatkan tubuh serta pikirannya yang telah berat memikirkan suatu hal. Ia berharap, lambat laun, dua sejoli itu akan percaya dengannya.     

"Ya Tuhan, semoga saja mereka tak selalu salah paham denganku. Aku sudah berubah untuk ke jalan yang lebih baik daripada dulu. Semoga saja, mereka berdua bisa menerimaku."     

Di sisi lain, saat tengah memikirkan masalahnya dengan Alisa dan Saga, tiba-tiba saja Reva malah memikirkan Agam, kekasih barunya itu. Namun, sampai sekarang pria itu tak tampak batang hidungnya sama sekali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.