Arrogant Husband

Keromantisan Dua Sejoli



Keromantisan Dua Sejoli

0Reva sudah sampai di sebuah restoran ternama nan mewah. Agam begitu terperangah ketika mulai memasuki area restoran. Banyak sekali pengunjung yang datang ke sini dan tentunya semua orang berduit. Termasuk sang kekasih yang berada di sampingnya.     
0

Wanita itu mengajak Agam duduk di pojok kiri. Kemudian, ia memanggil pelayan. Datanglah pelayan itu lalu menyodorkan daftar menu ke arah mereka berdua. Agam dan Reva tampak memilih menu masing-masing. Setelah pesanan dicatat, pelayan pun pergi ke belakang.     

Reva sangat senang karena bisa berduaan lebih lama lagi bersama Agam. Pria itu juga senang karena bertemu dengannya.     

Agam menggenggam tangan Reva secara tiba-tiba, membuat wanita itu menatapnya dengan pandangan mata berbinar bahagia. Agam akan selalu membuat sang kekasih bahagia.     

"Apakah kau senang?" tanya Agam.     

"Tentu saja. Bersamamu jauh terasa lebih indah."     

"Syukurlah kalau begitu."     

Mereka berdua saling melempar canda tawa. Terkadang, Reva terkikik geli saat mendengar candaan yang ke luar dari mulut Agam. Tak berapa lama, datanglah pelayan sambil membawakan hidangan yang telah mereka pesan sebelumnya. Pelayan itu menyajikannya di atas meja.     

Pelayan itu pun berlalu dari hadapan mereka. Agam dan Reva tampak mulai makan hidangan masing-masing. Sesekali Reva melirik pria itu yang sedang menyantap makanannya.     

'Ya Tuhan, Agam sangat tampan. Tak salah kalau aku memilih dia. Dia pria yang baik dan apa adanya.'     

Reva terlalu mengagumi sosok Agam. Pria itu telah membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya. Reva terbuai dan terlena dalam pesona Agam. Tak bisa lari lagi dari pelukannya.     

"Sayang, kenapa melamun? Dan, tak makan makananmu?" tanya Agam.     

Beberapa saat kemudian, Reva tersadar dari lamunannya itu. Ia pun segera menyantap hidangannya selagi panas.     

"Apa kau tadi melirikku diam-diam? Ayo, mengaku saja," ucap Agam.     

Reva tersenyum-senyum sendiri dan mengaku, bahwa dirinya tengah melirik Agam sedari tadi. "Karena aku terlalu mengagumi ciptaan Tuhan yang begitu indah," balas Reva.     

"Hm, ternyata kau sudah pandai menggombal, ya."     

"Astaga! Aku tak menggombal padamu," gerutu Reva sambil menatap hidangannya di piring.     

Pria itu tertawa kemudian, saat melihat Reva cemberut seperti ini. Banyak pasang mata yang akhirnya melihat ke arah mereka. Reva dan Agam jadi pusat perhatian, karena mereka sajalah yang kadang tertawa nyaring.     

Agam meminta maaf atas ketidak nyamana ini pada para pengunjung karena dirinya tertawa kencang. Reva yang menatapnya pun seakan menahan tawa.     

'Kau selalu bisa membuatku tertawa, Gam.'     

***     

Setelah dari restoran tadi, Reva langsung mengantar Agam pulang ke rumah. Rasanya ia sama sekali tak mau pulang dan menjauh dari sisi pria itu. Di dalam mobil, mereka berdua saling bergenggaman tangan.     

"Aku masih kangen padamu," rengek Reva pada sang kekasih.     

"Aku juga. Tapi, aku harus pulang. Kau pun harus pulang juga. Istirahat di rumah, ya." Agam mengusap-ngusap puncak kepala Reva. Membuat wanita itu merasa disayangi.     

Mau tak mau, Reva hanya bisa pasrah. Besok ia akan ke sini lagi untuk bertemu dengan Agam. Pria itu mulai ke luar dari dalam mobil.     

"Hati-hati di jalan sayang," ujar Agam sambil melambaikan tangan.     

"Iya sayang." Reva pun akhirnya ke luar dari halaman rumah Agam. Ia akan menuju arah jalan pulang.     

***     

Saga sudah pulang ke rumah dan langsung menemui sang istri tercinta yang berada di dalam kamar. Terlihat Alisa sedang bersama dengan bayi kecilnya. Ia pun menghampiri dua perempuan hebat itu.     

"Hallo dua bidadariku yang cantik," sapa Saga seraya memeluk sang istri.     

"Syukurlah kau sudah pulang." Alisa langsung memeluk tubuh Saga. Membuat pria itu merasa heran sekaligus senang. "Aku sangat rindu padamu."     

Saga makin mengeratkan pelukannya pada Alisa. Suami istri itu sama-sama saling berpelukan dan enggan melepaskan pegangan masing-masing.     

"Iya sayang. Aku pun juga rindu padamu." Saga langsung menyosor bibir ranum sang istri dengan lembut. Dikecupnya bibir itu berulang kali bagaikan manisnya madu.     

Alisa merasa beruntung mempunyai suami seperti Saga. Pria itu tak akan membiarkan sang istri merasa khawatir saat berada jauh. Ia akan terus memberi kabar atau langsung pulang ke rumah.     

"Tadi ke mana saja?" tanya Alisa pada akhirnya.     

"Aku mengantar Agam pulang ke rumahnya. Hari ini, dia sudah boleh pulang."     

Mendengar hal itu, Alisa turut senang. Akhirnya, Agam sudah diperbolehkan untuk pulang. Semoga saja kejadian seperti ini tak terulang kembali.     

"Lantas, apakah Joseph sudah ketemu?"     

"Belum." Saga menggeleng kepalanya dengan kuat agar sang istri percaya dengan ucapannya. Sampai saat ini, Joseph masih ia tahan dalam sebuah tempat khusus. Tempat itu sudah dijaga banyak anak buahnya, hingga Joseph tak akan bisa kabur ke mana pun.     

"Ke mana dia, ya? Apakah sudah pergi jauh dari kota ini?"     

"Entahlah sayang. Aku pun tak tahu." Saga mencoba untuk bersikap masa bodoh saat ditanya tentang Joseph. Ia sama sekali tak menyukai pria itu.     

Tak ingin memikirkan masalah Joseph, Saga pun mengajak sang istri untuk naik ke atas ranjang. Ia pegang perlahan tangan mulus agar Alisa naik.     

"Kemarilah sayang. Aku ingin bermanja-manja denganmu."     

Alisa menurut dengan ucapan Saga. Ia akan memanjakan sang suami. Ia tahu, bagaimana cara memanjakan pria di depannya sekarang.     

Saga langsung menciumi bibir Alisa berkali-kali. Terdengar suara kecapan dari keduanya yang sama-sama terbuai oleh ciuman itu. Tangan Saga juga menelusup ke bawah dress mini. Mencari-cari sebuah lubang di sana dan memainkannya.     

Alisa menegang seketika, ketika sentuhan Saga mampu membuat bulu kuduknya meremang. Jari jemari sang suami telah berada di bawah lubangnya. Bermain-main area sensitifnya. Saga yang melihat ekspresi Alisa seperti ini, membuatnya tambah terpacu.     

Tangan Saga sudah basah ketika bermain-main di bawah sana. Melihat Alisa yang kenikmatan, membuatnya terus bermain-main sambil memainkan jemari tangan.     

"Sayang," panggil Alisa dengan manja.     

"Iya sayang, kenapa?" jawab Saga.     

Cup!     

Satu kecupan Alisa berikan pada Saga. Wanita itu lantas mengecup sang suami berkali-kali. Saga merasa tertantang karena Alisa yang menginginkannya. Pria itu memberikan kecupan yang begitu panas, mampu membuat wanita itu merasa nikmat.     

Napas mereka berdua tersengal-sengal layaknya sehabis lari marathon. Alisa dan Saga sama-sama melakukan permainan ini. Mereka melakukannya dengan penuh nafsu.     

"Jangan tinggalkan aku, Alisa." Saga menatap wajah sang istri tanpa berkedip.     

"Iya sayang. Aku tak akan pernah meninggalkanmu sedikit pun. Aku akan selalu berada di sampingmu terus."     

Suami istri itu kembali lagi bercium mesra. Alisa memberikan pelayanan yang terbaik untuk sang suami. Bagaimana Saga akan berpaling pada wanita lain, sedangkan di rumah ada Alisa yang sangat baik melayani dan juga selalu setia berada di sampingnya.     

"Aku tak akan pernah berkhianat padamu, aku berjanji."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.