Arrogant Husband

Rangsangan



Rangsangan

0Berbagai macam masalah dalam rumah tangga pasti selalu terjadi. Itulah yang sekarang dialami oleh dua sejoli, Saga dan Alisa. Wanita itu masih diam membisu karena kejadian malam tadi. Sedangkan Saga terus bicara dan minta maaf padanya.     
0

Pagi hari, Saga terlihat bangun lebih dulu daripada sang istri. Ia bergegas turun dari ranjang dan ingin pergi ke luar. Alisa masih tertidur pulas di tempat tidur. Pria itu mengambil kunci mobil di atas nakas dan jaket kulit berwarna hitam.     

Dengan perlahan, pintu dibuka dan Saga bergegas turun. Ia menuruni anak tangga dengan cepat. Menyapa para pelayan yang sedang bertugas dan menyuruh mereka untuk menjaga Alisa.     

Saga juga berpapasan dengan Anton sebentar, sebelum ia masuk ke mobil. Anton bertanya ke mana tuannya itu akan pergi.     

"Saga, kau mau ke mana sepagi ini?"     

"Ada yang harus kuurus sebentar. Oh, ya, titip Alisa. Jaga dia." Saga menepuk-nepuk pundak Anton dan segera masuk ke dalam mobil.     

Anton melihat kepergian Saga sambil mengendarai mobil. Pria itu mengemudi dan berlalu dari halaman rumah.     

***     

Saga sengaja pergi ke luar karena ingin membelikan sang istri buket bunga yang besar. Sebagai permintaan maaf, pasti Alisa akan suka menerimanya. Pria itu tersenyum semringah dengan langkah tegap memasuki toko bunga.     

Ia disambut dengan baik oleh penjaga toko. Saga berjalan perlahan sambil mengedarkan pandangan ke berbagai buket bunga. Ada bunga yang asli dan ada juga yang berupa bunga plastik. Namun, Saga akan membelikan sang istri mawar merah yang asli.     

Setelah melihat-lihat ke sekitar, Saga akhirnya memutuskan memilih bunga mawar sebagai hadiah untuk Alisa. Ia sudah tak sabar untuk memberikan ini pada sang istri di rumah.     

Saga tak lupa memberi sebuah kata-kata yang manis di kartu ucapan. Setelah bunga sudah dibayar, ia pun lekas ke luar dari tempat ini.     

"Ahh, Alisa pasti suka dengan bunga ini. Aku tak sabar ingin melihat ekspresinya seperti apa." Saga pun buru-buru pulang ke rumah.     

***     

Saga sudah sampai di halaman rumah. Ia segera turun dari mobil sambil membawa buket bunga mawar yang besar. Anton yang melihatnya tampak menggelengkan kepala. Saga berpapasan sebentar dengan Anton, setelah itu masuk ke dalam.     

Pria itu buru-buru menaiki anak tangga. Hingga pada akhirnya, Saga sudah sampai di depan pintu kamarnya. Ia mulai menarik gagang pintu dan membukanya sedikit. Ternyata Alisa sudah bangun dari tidur dan wanita itu menghampiri bayi perempuannya di keranjang.     

Saga masuk ke dalam dan menyapa sang istri. Alisa terlihat menatapnya tanpa berkedip. Tanpa berlama-lama lagi, Saga mulai menyerahkan buket bunga mawar itu.     

"Sayang, ini untukmu sebagai permintaan maaf dariku. Tolong maafkan aku, ya," ucap Saga yang memohon pada sang istri.     

Alisa jadi tak tega melihat sang suami memohon seperti ini. Pria itu berjongkok persis di depannya. Ia pun menyuruh Saga untuk bangkit berdiri. Alisa langsung mengajak suaminya untuk duduk di atas ranjang dan dirinya sudah menerima bunga pemberian dari Saga.     

"Aku kira kau sudah berangkat kerja."     

"Belum sayang. Aku tadi membelikan bunga ini khusus untukmu, sebagai permintaan maafku."     

"Baiklah sayang. Aku terima bunga ini dan kumaafkan dirimu."     

Alisa tak mau berlarut-larut mendiamkan sang suami seperti malam tadi. Kini, wanita itu sudah memaafkan Saga. Mereka berdua sudah berbaikan.     

Betapa senangnya hati Saga sekarang karena sudah dimaafkan oleh Alisa. Pria itu tersenyum senang.     

"Terima kasih sayang. Aku tak akan pernah memaksakan keinginanku lagi padamu," ujar Saga.     

"Iya sayang. Aku percaya denganmu."     

Sedari tadi, Saga belum mandi. Ia ke toko bunga dalam keadaan yang masih bau masam sehabis bangun tidur. Lantas, ia pun akan ke kamar mandi dan segera membersihkan diri.     

"Aku ingin mandi dulu sayang. Apakah kau ingin ikut bersamaku?" tanya Saga sembari menggoda sang istri.     

"Ah, tidak. Kau saja mandi lebih dulu. Aku nanti saja."     

Saga langsung melingkarkan kedua tangannya ke pinggul sang istri. Ternyata Alisa tak ingin mandi bersama dengannya. Namun, Saga tak ingin memaksakan kehendaknya lagi.     

"Kau yakin sayang?" tanya Saga sekali lagi.     

"Iya sayang. Kau mandilah terlebih dulu."     

"Baiklah kalau begitu. Sebelum aku mandi, kau harus memberiku ciuman terlebih dulu."     

Alisa merasa ditantang oleh suaminya sendiri. Ia pun sedikit berjingkat agar bisa menciun sang suami. Setelah bibirnya menempel pada bibir Saga, dengan cepat pria itu mengulum bibir Alisa.     

Saga mengulum bibir sang istri dengan penuh hasrat dan gairah yang bergejolak. Alisa spontan membuka mulutnya, mempersilakan masuk lidah Saga untuk menjamah rongga dalam mulut. Lidah mereka saling bertautan satu sama lain.     

Terdengar suara-suara yang begitu manja ke luar dari mulut Alisa. Tangan Saga menyusup setiap lekuk tubuh sang istri. Alisa merasakan setiap sentuhan yang bagaikan tersengat listrik. Hingga pada akhirnya, pria itu lupa untuk mandi karena sedang asyik berduaan seperti ini.     

"Sayang, ayolah mandi sana. Katanya mau mandi kan?" Alisa menghentikan sebentar ciuman itu dan menatap ke arah sang suami.     

"Hmm, nanti saja mandinya. Mari kita lanjutkan ciuman mesra ini sayang. Aku tak akan melepaskanmu."     

Kemudian, Saga mencium kembali bibir manis sang istri. Bibir itu begitu mungil dan pas saat dicium. Saga merasa kecanduan serta merasa ingin lagi dan lagi. Alisa tak bisa menolak kenikmatan yang sang suami berikan padanya.     

Tangan Alisa perlahan-lahan menyusuri ke bagian bawah milik Saga. Ia meraba sang junior yang masih terlindungi celana panjang.     

"Sayang, kau ingin aku membuka milikku?" tanya Saga.     

"Tidak sayang. Nanti saja. Aku hanya ingin meraba-raba punyamu saja," ucap Alisa sambil cengar-cengir.     

Wanita itu lalu menyuruh Saga untuk lekas mandi. Jarum jam selalu berdenting tiap saat. Tak terasa, kini sudah pukul tujuh pagi.     

"Sayang, mandilah cepat sana. Nanti kau terlambat."     

"Tidak ada kata terlambat untuk seorang bos sepertiku sayang."     

Alisa tak bisa menjawab apa-apa lagi. Betul yang dikatakan oleh Saga. Pria itu seorang bos dan sesuka hati ingin masuk ke kantor atau tidak.     

"Sayang, aku ingin kau yang menemaniku mandi." Saga mencoba untuk membujuk sang istri. Siapa tahu, Alisa akan terbujuk dengan rayuannya.     

"Kau bisa mandi sendiri sayang," gerutu Alisa pada sang suami.     

"Ayolah sayang, aku mohon." Saga mendekati sang istri dan mulai memajukan miliknya ke arah Alisa. Kemudian, ia menggesek-gesekkannya pada sang istri. Keduanya mulai terangsang.     

"Hmm, baiklah. Aku akan menemanimu mandi sayang."     

Akhirnya, Alisa terbuai juga dengan rayuan Saga. Mereka berdua lantas menuju ke kamar mandi. Sementara itu, bayi mereka masih tertidur dengan lelap. Dua sejoli itu akan berbasah-basahan dulu untuk waktu yang lumayan singkat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.