Ciuman Pertama Aruna

III-271. Terbanting



III-271. Terbanting

0Tiga pria masih berdiri dan saling berbisik, mereka memasang wajah serius tidak jauh dari sekelompok orang yang tengah melingkari meja makan putih. Tampaknya mereka menunggu selesainya pria paruh baya menyantap makanannya.      
0

Susi melintasi ketiganya, memasang raut wajah datar. Senior ajudan tersebut berdiri di belakang nona utama, Gayatri.     

Ada jentikan jari sehingga Susi -yang berdiri di belakang Gayatri-, mendekatkan kepalanya pada nona tersebut. Perempuan yang masih ayu padahal usianya hampir menginjak kepala 5 tersebut tampak menyerahkan handphonenya pada ajudannya.      

Ada panggilan telepon disana. Sesaat ajudan tersebut mengamati lalu bergerak mundur mendekati danau yang letaknya tidak begitu jauh. Detik kala Susi mengangkat panggilan telepon tersebut, terdengar suara perempuan yang tidak asing. Dokter yang meminum obat tidur telah bangun.      

"Orang-orang papi mu sudah tahu Anna menghilang," ada getaran yang menandakan keresahan. Kemungkinan telah terjadi kejadian besar di sekitarnya, "Aku baru bangun dan sekelompok orang suruhan papimu mengintrogasiku. Andai aku bukan seorang psikiater dan dokter-dokter muda disini sama sepertiku -seorang psikiater juga-, mereka bisa frustasi," kembali suara bergetar tersebut menyapa gendang telinga Susi.      

"Baik Dok. Akan saya sampaikan pada nona Gayatri," balas Susi, suaranya sangat datar seolah dia telah siap dengan alur ini.     

"Kemana Gayatri?" kini suara Diana terdengar lebih mereda.      

"Nona masih makan bersama tetua Wiryo,".     

"Oh, Oke," sepertinya Diana sadar, tak akan ada gunanya berbicara banyak pada ajudan Gayatri. Namun tiba-tiba, psikiater tersebut membuat suara kembali, "Em, bekerjalah sebaik mungkin. Kau tahu -kan, tidak ada orang yang mau berurusan dengan tetua Wiryo," Pesannya, memperingatkan.      

Nafas Susi terdengar, dia menghela dan segera menjawab "Tanpa anda ingatkan, kami pasti melakukannya," tampaknya bukan hanya tugas menyingkirkan Nana yang berat, menenangkan Diana sama beratnya.      

Sembari menutup telepon, Susi melihat Gayatri menatapnya. Dalam langkahnya, senior ajudan tersebut mendapati junior barunya yang benar-benar bau kencur berjalan terburu buru menuju meja makan putih di tengah taman.      

Susi pun memacu langkahnya lebih cepat. Gadis itu masih baru, dia harus memastikan semuanya baik-baik saja.      

***     

Syakila membalik tubuhnya lalu mengacungkan telunjuknya pada Jav, "Kalian bawa kemana Gesang?!" teriaknya pada pemuda yang tengah mengatur nafas.      

"Hais! Kenapa aku jadi bodoh begini? Harusnya aku tak mengikutinya!" kini giliran Jav menghindari gadis yang terlihat berapi-api ingin mencari informasi darinya. Pada detik ini pemuda tersebut merasa blunder sendiri.      

"Stop!" kata Jav melebarkan matanya. Ia tidak terima dengan perilaku Syakila yang malah dengan beraninya berteriak dan memojokkan dirinya.     

"Beritahu aku, dimana Gesang!" gadis Kurus tersebut terlihat amat sangat marah. Akan tetapi, untuk apa Jav peduli padanya? Urusannya dengan gadis aneh itu telah usai. Kepergian Gesang adalah bagian dari selesainya tugas.      

Ajudan tersebut berjalan meninggalkan Syakila yang berteriak padanya. Hal yang paling melewati batas bagi Jav ialah saat gadis tersebut berlari kepadanya dan tiba-tiba saja menarik bajunya, sangat kasar sampai pakaian tersebut hampir sobek.      

"Dimana Gesang!!" dia bertanya lagi, kali ini lebih memekakan telinga.     

Jav tampak tak acuh merapikan bajunya. Baginya, gadis tersebut tergolong maniak atau mungkin sudah frustasi. Bagaimana tidak frustasi? dia dijual oleh keluarganya, setelah tak satupun peduli padanya.      

Jav tak pernah mengerti bagaimana gadis ini tumbuh bersama dan menemukan mimpi indahnya bersama pertemuannya dengan Gesang. Bagi Syakila, pemuda tersebut (Gesang) segala-galanya.     

Coba rasakan ketika kau tak memiliki satupun orang yang peduli padamu, kecuali kekasihmu yang juga menjelma menjadi pelindungmu sejak masa sekolah.      

Sayangnya semua mendadak berubah. Disaat secara mengejutkan, dia (Syakila) yang terbuang dari keluarganya mulai dilihat sekedar untuk mengikat dua bisnis menjadi satu, dengan menjadikannya pasangan si kakak dari harapan hidupmu (si adik).      

Ini sangat menyiksa, sebab Syakila merasa dirinya sendirian di bumi yang luas ini kecuali dia berada di dekat Gesang.      

Gesang segala-galanya dan tak mungkin dia membiarkan pemuda tersebut meninggalkannya. Mungkin matanya telah buta, tapi ini bukan tentang cinta mati. Berkaitan dengan rasa aman dan nyaman.      

"Kalau kau tak memberi tahuku, aku akan mengikutimu! ". Tampaknya Jav sudah lelah berdebat. Walaupun dia diikuti oleh Syakilla, dia tak peduli.     

Ajudan tersebut menuju mobilnya dan mengunci diri di dalam kendaraan itu cukup lama. Mengabaikan Syakila yang berupaya mengetuk pintunya hingga gadis tersebut menyerah lalu pergi begitu saja.      

Setelah memastikan keadaan lenggang, Jav menyalakan mobilnya. Ajudan tersebut mulai meletakkan kakinya pada pedal gas, tentu dengan bersemangat. Dia menekan pedal tersebut sejalan dengan gerakan tangan memutar arah kemudi. Detik berikutnya, kendaraan beroda empat itu mulai melaju dan kian cepat.      

Kini giliran dia menikung dan mempertajam laju mobilnya sebab baru saja melewati palang pintu parkir otomatis. Sangat wajar bagi Jav mengendalikan mobil yang terbebas dari ruang tempat parkir dengan kecepatan tinggi.      

"AAAGRH!" dia tersentak. Sekelebat mata, seseorang berlari ke arah mobilnya dan terbanting.      

Ini jelas kecelakaan. Insiden yang sejujurnya bukan salahnya sebab tubuh tersebut seolah yang menginginkan tertabrak.      

Jav menuruni mobilnya, melihat orang yang melakukan tindakan tidak masuk akal tersebut. Dan dia mulai khawatir, baju yang mumbungkus perempuan dengan darah yang mulai terlihat membasahi aspal tidak asing.      

Tangan jav bergetar hebat kala dia menyentuh tubuh yang terpelanting tidak jauh dari mobilnya. Rumah sakit ini sepi, bukan jam besuk umum dan bukan pula jam-jam padat akan tetapi satu dua orang yang lewat menatapnya.      

Jav mengambil nafas dalam-dalam. Dia tahu baju itu ialah milik perempuan yang berdebat dengannya beberapa menit lalu. Dan hal tersebut terbukti kebenarannya ketika tangan ajudan itu menyibakan rambut yang menutupi wajah. Gadis yang ditolak Gesang-lah yang bersimbah darah.      

Ajudan tersebut mengusap mukanya dengan kedua telapak tangannya. Dia mencoba tidak panik, meminta tolong seseorang memanggil bantuan dan mencoba mencari identitas gadis tersebut di dalam tasnya.      

'Syakilla Elliana Baskoro' bersama datangnya bantuan dan yang artinya sekelompok orang berbaju putih datang, Jav masih tertegun. Matanya masih mengamati kartu identitas gadis tersebut, seolah tak asing baginya. Wajahnya tampak familiar pula.     

Dia mengeluarkan handphonenya dan membuat pencarian pada situs peramban. Pemuda ini berdiri masih linglung dengan seluruh kejadian yang menimpanya.      

Lebih kacau lagi saat ia menemukan akun sosial media yang memasang nama Syakilla Elliana tanpa embel-embel Baskoro akan tetapi wajahnya sama. Foto yang dia unggah tak banyak, namun di postingan terakhirnya dia mendapatkan banyak komentar selamat.      

Jav kian penasaran, bahkan saat dia dengan linglungnya meninggalkan mobil terbuka dan mengikuti langkah tergesa-gesa para tenaga medis yang telah usai memberikan pertolongan pertama dan membawa tubuh Syakila pergi. Pemuda ini menemukan sebuah fakta mencengangkan.      

'Congratulations, your fiancé is really pretty @gibran_diningrat'      

Jav menyentuh akun yang paling banyak di tag oleh para komentator. Ketika pencariannya sampai di akun tersebut, dia berdiri terpaku. Mengabaikan seseorang yang marah-marah kepadanya untuk meminggirkan mobilnya.      

Gadis tersebut berpose kaku bersama gibran alias CEO Tarantula pada pesta launching perusahaan digital Tarantula beberapa minggu lalu. Pantas, sejak awal Jav tak asing dengan nama tersebut. Nama Syakilla Baskoro di ucapkan beberapa kali dalam pesta yang di datangi tuannya, dimana ajudan tersebut ikut serta. Gadis yang menabrakkan diri pada mobilnya berbalut gaun yang sama dengan seseorang yang diperkenalkan sebagai calon istri kandidat terkuat estafet kepemimpinan Tarantula.      

Kecelakaan ini bukan perkara mudah. Jav membuka matanya, menuju mobilnya sebab kendaraan lain mulai mengantri di belakang. Pengemudinya meneriakinya.      

Sambil menepikan mobilnya, tertangkap jelas pikiran pemuda itu seolah diliputi kabut hitam. Bagaimana kecelakaan ini bisa dia hadapi? Siapa yang mampu menolongnya detik ini?      

Jav tidak tahu gadis tersebut sering mengancam ingin bunuh diri.      

.     

.     

[Herry.. apa kamu benar-benar membuntuti perjalanan tuan?]     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.