Ciuman Pertama Aruna

III-126. Mahapatih



III-126. Mahapatih

0"Huk.. hueks.." Aruna tidak terlihat pada tiap tangkapan mata di ruang utama kamar mereka. Mahendra buru-buru mencari sumber suara, pintu kamar mandi terbuka, dan dari situlah suara menggelisahkan terdengar. mendorong lelaki bermata biru berlari dan bergegas menghampiri perempuan yang lemas akibat muntah. tentu saja muntah tanpa ada yang dia keluarkan.     
0

Mata Aruna memerah, kuatnya dorongan ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam perut mengakibatkan seluruh wajah terutama hidung dan mata memerah. Hal semacam ini tergolong kejadian langka bagi Mahendra. Aruna bukan sekedar perempuan pertama yang mampu merebut segala perhatian dan fokus Mahendra. Putri Lesmana juga berhasil menaklukkan hati gersang nan dingin termasuk memberinya banyak pengalaman baru terutama akhir-akhir ini ketika gadis mungil berubah menjadi perempuan hamil.     

Tiap bangun pagi, suara muntahnya berhasil menyesakkan dada, alarm berupa kegelisahan. Aruna menjadikannya sibuk walaupun sang CEO memutuskan cuti dari kantor DM Group.     

Suara tersebut kembali menggetarkan dada, kali ini lebih lemah dari bisanya sebab Aruna kian melemah dan tampak lelah. Durasinya juga lebih panjang di banding yang terakhir.     

Telah berulang kali Hendra membuka keran lalu menutup kembali aliran air tersebut. Tisu yang sengaja di letakkan di tepian wastafel entah sudah berapa kali dipungut tangan lelaki bermata biru untuk di usapkan pada bibir perempuannya. Dan telah berulang kali pula Mahendra memijat tengkuk leher istrinya.     

"Sayang, aku tinggal sebentar," pernyataan ini terbit setelah Hendra serasa tak sanggup lagi melihatnya. Mata biru memanggil suster penjaga melalui Len telepon yang tersedia pada kamar mereka.     

Saat sang suster datang, Mahendra memilih menuruni tangga, cucu Wiryo mengetuk pintu kamar utama. Bukan untuk menemui kakeknya, melainkan ingin berjumpa Oma Sukma.     

Oma lebih dari terkejut, perempuan paruh baya tersebut hampir tidak yakin, kali ini yang berdiri di depan pintu kamar ialah cucu satu-satunya keluarga Djoyodiningrat. Lelaki dingin yang enggan mengawali percakapan dengan keluarganya sendiri.     

Wajahnya resah, "oma, Aruna," suara lelaki bermata biru terdengar mengusung getaran.     

"Ada apa dengan Aruna?" oma menyusupkan kalimatnya di tengah-tengah sang cucu yang sedang menjeda kalimatnya demi memungut nafas.     

"anda tahu minuman atau makanan apa yang bisa menghentikan muntah Aruna?" tanya Mahendra menyajikan ritme cepat, tengah buru-buru.     

"jangan khawatir ibu hamil memang seperti itu," suara Oma Sukma ringan menenangkan.     

"tapi kali ini berbeda,"     

"berbeda?" alis Oma Sukma bergerak.     

"Iya.. muntahnya terlalu lama,"     

tak lagi Sukma bertanya apa lagi menanggapi dengan pernyataan. Sukma memilih berjalan menuju kamar cucunya. Tepat di mana 2 anggota keluarga Djoyodiningrat, cucu utama serta Nyonya besar sampai di kamar pewaris tunggal.     

Aruna sudah dibaringkan di ranjang, suster kembali memasang infus dan terlihat mengatur tiang penyangga infus, "mengapa harus di infus?" ini suara Mahendra, suara seorang calon Ayah yang sedang dilanda rasa resah.     

"Orang umum biasanya menyebutkan nona masuk angin. secara medis, nona mengakui perutnya belum terisi sejak siang, hal ini memicu asam lambung naik, sebenarnya sangat tidak bagus untuk janinnya, berbahaya bagi pertumbuhan janin, saya memasang infus sebagai cairan resusitasi. Pertolongan pertama untuk nona Aruna dan janinnya," monolog suster membekukan lelaki bermata biru.     

"Biar Oma yang siapkan makan malam kalian," Oma Sukma buru-buru keluar dari kamar cucunya, begitu juga suster keluarga.     

"jangan menyiksaku dengan cara seperti ini," Mahendra duduk di tepian ranjang. Lelaki itu meredam banyak hal di dada. Ingin rasanya marah bahkan kalau perlu meledak-ledak. Apa di kata dia tidak akan pernah bisa tiap kali melihat wajah Aruna. bagaimana pun juga istrinya tengah berjuang. Berjuang menghadapi recovery paskah tragedi dan berjuang membiasakan keberadaan baby di dalam rahim.     

Di balik sulitnya ia makan akhir-akhir ini selain gejolak emosinya yang terkadang berubah-ubah. Lelaki bermata biru tak bisa berbuat apa-apa .     

"Aku, lelah, berhentilah mengeluh," perempuan dengan mata terpejam akhirnya berkenan membalas pernyataannya.     

.     

.     

Malam menyusup, udara kian dingin. Jendela terbuka yang menerbangkan kain-kain di seputarnya satu persatu di tutup.     

Sang perempuan kalah oleh bujukan rayu nyonya utama, istri Hendra berjuang keras demi memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Hendra mendampinginya, kalau boleh dikata dia jadi lebih banyak bicara.     

_Hendra bisa juga berisik menyemangati Aruna_ inilah suara batin Oma Sukma.     

Ia sudah lupa menjaga saraf warasnya. Membuat berbagai guyonan yang sering kali berujung boring. Kecuali detik ini, ketika ia memungut buku-buku koleksinya lalu secara spesial di bacakan terkhusus bagi sang istri malam ini.     

Alasan supaya diizinkan perempuannya , lagi-lagi dia mengusung kebohongan berupa kalimat yang mengatakan cerita ini di sajikan untuk buah hati yang bersemayam di rahim sang istri.     

.     

Tidak ada yang tahu pasti kapan dan di mana Mahapati atau menteri besar yang juga seorang panglima perang gagah berani ini di lahirkan.     

Mahendra mulai bercerita.     

Orang tua, ayah ibunya tidak pernah terendus catatan sejarah mana pun.     

"kamu sedang menceritakan kisah nyata? Atau fiktif?" Tanya Aruna, berhasil di buat penasaran.     

Lesung pipi lelaki bermata biru menggores kebekuan mereka, "coba tebak," mulut Aruna manyun mendengarnya, "hehe, anggap ini teka-teki," tantang Mahendra.     

.     

Bermula dari seorang Bekel (kepala pengawal raja), seseorang yang kelak di kenal sumpahnya mengawali karier. Jabatan setara Komandan Paspampres di lalui dengan penuh perjuangan, pada akhirnya berhasil dengan gemilang. Pasukan Bhayangkara (pengawal raja) yang ia pimpin berhasil menyelamatkan seorang prabu kerajaannya tatkala istana kerajaan tersebut di serang dan di duduki musuh. Lelaki gagah dan di dukung pasukan yang mampu bergerak cepat menyelamatkan raja ke Bedander (sebuah tempat).     

Kecermatan. Kecerdasan dan kelihaian teruji pada saat ia harus mengatur strategi untuk memukul balik serta menjungkalkan para pengkhianat yang mencoba mengkudeta sang raja saat ia masih menjabat sebagai abdi setia.     

"tunggu, apakah cerita ini kisah kerajaan di masa lalu? Genre historical ya? Atau beneran Sejarah kerajaan?" duga Aruna merebut buku yang kemudian di naikkan ke atas oleh Mahendra sehingga perempuan tersebut tak dapat meraihnya.     

Lagi-lagi dia merasa puas melihat perempuannya ngambek sebab godaan rasa penasaran.     

.     

Kerusuhan dan makar yang dilakukan Rakuti menjadi titik penting melesatnya Mahapatih yang kala itu menjadi kepercayaan Raja Jayanegara. Di bawah pimpinan Mahapatih tersebut, Bhayangkara yang jumlah anggotanya sedikit, berhasil menerobos gelar sepapan pasukan Rakuti demi menyelamatkan Jayanegara. Dengan kemampuan fisik di luar manusia normal, dan strategi cerdas, pasukan Bhayangkara bahkan sukses menjungkalkan Rakuti dari singgasananya, dalam tempo tidak lebih dari sebulan, semua itu lagi-lagi di bawah kepemimpinan mantan pengawal biasa yang menjelma menjadi Mahapatih.     

Kepercayaan penuh diraih, maka sumpah yang bagi kebanyakan kawula disebut sumpah gila, dikumandangkanlah oleh dirinya, Dan di sebut sumpah Hamukti Palapa.     

.     

"Ah aku pernah membaca ini, aduh siapa ya..?" sang pria tertawa cekikikan melihat perempuannya berpikir keras.     

.     

Selibat dan menjalani laku prihatin menjadi pilihan, semua demi kejayaan Majapahit. Luasnya wilayah taklukan dari Tumasek sampai Dompu adalah hasil laku prihatinnya, dan bala tentara Tartar tidak berani mengusiknya. Majapahit Berjaya di bawah panji bendera gula-kelapa, disegani dan ditakuti.     

Kehebatan dan kebesaran Kesatria Gagah tersebut saat berjuang menegakkan panji-panji Majapahit tertulis dalam tinta emas goresan sejarah Nusantara. Namun, sama seperti saat kelahirannya, jejak masa akhir Mahapatih tersebut menyisakan sejuta misteri. Hanya Nagara Kertagama, yang ditulis jurnalis Majapahit, Mpu Prapanca, di masa akhir pengabdian sang mahapatih dianugerahi tanah perdikan, yang luas nan subur. Di tempat itu di bangun pesanggrahan yang megah. Tanah luas dengan rumah besar tempat Gajah Mada tinggal di kenal sebagai Madakaripura.     

Dimanakah letak Madakaripura?     

Sekali lagi belum ada tempat pasti yang bisa di simpulkan ke mana masa tuanya di habiskan.     

Salah satu warisan yang hingga kini tetap digunakan adalah ... ... ....      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

1. Lempar Power Stone terbaik ^^     

2. Gift, beri aku banyak Semangat!     

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan     

Jangan lupa mampir ke Instagram bluehadyan, spoiler, pernak-pernik, dan banyak lagi keseruan.      

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.