Ciuman Pertama Aruna

II-10. PIKA PIKA



II-10. PIKA PIKA

0"maaf walaupun Anda memiliki spesifikasi yang luar biasa kami belum bisa menerima anda?" salah satu HRD perusahaan tempat Surya melamar pekerjaan untuk kesekian kali mengucapkan kalimat yang hampir mirip, penolakan tapi disertai pujian.      
0

"Sebenarnya ada apa? Kenapa aku selalu ditolak karena terlalu luar biasa? Seorang HRD selayaknya mencari karyawan yang memiliki spesifikasi luar biasa" gerutu Surya tidak terima dengan keputusan yang diambil oleh HRD yang baru saja mewawancarai dirinya.      

"kak kemarilah aku ingin menyampaikan informasi penting untukmu?" suara HRD itu mengecil seolah akan menyampaikan sesuatu yang penting.     

"Ah apa" suara Surya juga mengecil mengikuti gaya HRD yang perlahan mendekatinya.     

"aku rasa Anda tidak akan diterima. Di mana pun anda melamar pekerjaan" bisik orang itu.      

"kenapa begitu? Aku lulusan luar negeri. Digaji berapa pun aku mau. Dan selama 10 tahun terakhir Aku bekerja secara profesional" Surya tidak terima.     

"Hei bukan itu masalahnya"     

"lalu?"      

"Ketika direktur ku tahu ternyata nama anda sebagai kandidat yang lolos. Dia langsung menolaknya! Dia bilang kalau meluluskan anda akan kehilangan kerjasama dengan djaya makmur group. Aku rasa itu tempat anda bekerja sebelumnya, kabarnya calon presiden direktur yang ada di sana akan memutuskan kontrak kerjasama kalau Anda direkrut di perusahaan kami" Dia bercerita panjang sambil manggut-manggut.      

"Hais' sialan Hendra!" celetuk Surya menggebrak meja di depannya. Membuat orang yang baru saja mewawancarainya terkejut bukan main.      

Surya berdiri meninggalkan perusahaan yang entah sudah nomor ke berapa dia melamar pekerjaan seperti ini.     

Setelah diingat-ingat sepertinya semua penolakan berasal dari kelakuan Hendra.      

"maaf pak Surya saya lebih peduli pada perusahaan saya daripada harus merekrut anda"      

"peduli dengan perusahaan apa maksudnya??" Surya ditolak.     

"pak Surya sebaiknya anda kembali ke tempat sebelumnya, tempat ini terlalu biasa untuk anda. Dan membahayakan bisnis saya kalau saya menerima anda"     

"Hah' membahayakan bisnis??" Surya ditolak.     

"Mohon maaf saya memilih mengembangkan bisnis saya daripada menerima karyawan baru walaupun spesifikasi Anda sangat luar biasa?"      

"Ah' siapa yang membuka lowongan pekerjaan??" Surya ditolak     

"sekretaris CEO Hendra memang luar biasa ya.. Saya penasaran sampai saya sendiri yang ingin mewawancarai anda" seorang pemilik perusahaan media cetak turut serta mewawancarai Surya.     

"baiklah aku kembalikan berkas-berkas anda, sampaikan pada CEO Hendra Saya menunggu kerjasamanya"      

"Lho saya diterima apa ditolak ini" bukannya membahas pekerjaan dia malah titip pesan kepada Mahendra.     

"tentu saja Anda ditolak. Karena saya perlu kontrak DM group" Surya ditolak.      

.     

.     

_Ah sialan sepertinya Hendra ikut terlibat dalam semua penolakan yang aku terima_     

"BRAK!" pria ini meletakkan gelas kosong yang baru saja dia teguk isinya, kasar membentur meja. Membuat orang-orang menoleh kepadanya.     

"Aku tidak akan kembali padamu lihat saja! Sahabat macam apa, memperlakukan ku seperti ini! Hais' kesalnya aku!!" melihat perilaku dan ungkapan aneh pria ini. Orang-orang sekitar yang tadinya menoleh karena suara gelas kasar kini menggeleng-gelengkan kepala, Surya tertangkap di benak orang-orang di sekitarnya sebagai pria aneh.      

"Kenapa lihat-lihat!" pria kesal bahkan membentak salah satu orang yang meliriknya.      

Setelah menyadari Ternyata banyak yang menoleh kepadanya. Pria ini akhirnya dirundung malu sendiri.      

"Sepertinya aku perlu membuat perhitungan dengan Hendra, beraninya dia memperlakukanku seperti ini" Surya bicara sendiri, terlihat makin aneh.     

.     

.     

"Pak Surya maaf saya telat.." gadis berhijab datang dengan keribetan-nya, membawa kotak berjejal benda-benda di dalamnya dan masih menenteng gulungan kertas di tangan sisi lain. meletakkan benda itu sembarangan di atas meja berupaya merapikan kerudung dan dirinya lalu duduk cepat-cepat di hadapan Surya.     

"em... Kamu telat 7 menit 49 detik" tegas Surya mengingatkan, ucapan yang biasa dia gunakan untuk mengingatkan mantan bosnya.      

~jika kamu tidak berangkat sekarang kemungkinan kamu akan telat sekian menit sekian detik. Pria yang terlalu detail.      

"Apa Anda tidak melihat saya sangat sibuk, bagus aku usahakan datang. Telat 7 menit saja dihitung" Dea ngomel mulutnya manyun seolah bisa di pita.     

"e.. apa kamu marah?" pria yang tidak berpengalaman dengan perempuan ini sulit memprediksi gaya bicara gadisnya yang tiba-tiba berubah.     

"Tidak! Aku sedang sangat bahagia bahkan sebentar lagi aku akan tertawa terbahak-bahak" Dea jengkel tingkat akhir, selalu saja tidak nyambung dan menanyakan hal-hal yang jelas-jelas sudah nyata. Tiap kali saling berbalas pesan atau bicara via telepon di malam hari, ujung-ujungnya pasti salah paham. Selain karena Surya yang tidak berpengalaman jarak umur keduanya terlalu jauh. Menyuguhkan sudut pandang berbeda ketika membahas sesuatu.      

Surya terlihat sangat kaku dan Dea gadis yang belum bisa memahami pola pikir pria yang usianya 10 tahun lebih tua darinya.      

"kenapa sebentar lagi tertawa ada yang lucu?" tanya Surya polos sungguh dia tidak paham.     

"astagfirullah... Sabar Dea sabar.." gadis ini mengelus dadanya sendiri dan mengingatkan dirinya sendiri.      

"ah aku tidak paham Apa maksudmu.. kenapa kamu harus bersabar.. Apa kau sedang jengkel padaku?"     

"Ya"     

"Ayo lah.. buat apa jengkel segala.. Aku ingin jumpa denganmu untuk meredakan hatiku yang sedang kalut. Bukannya untuk berdebat"     

"sama! siapa juga yang ingin berdebat" Dea menyadari memang dia dan Surya terlalu sulit untuk di sinkronkan satu sama lain. Laki-laki di hadapannya terlalu formal kadang tidak tahu perbedaan antara jokes, celoteh spam atau ungkapan sarkas, buat Surya semuanya ditanggapi serius.      

"baiklah kamu ingin makan apa sekarang, maaf minuman untukmu aku habiskan tadi. Jadi kamu ingin minum apa?" Surya membalik menu makanan, meletakkannya tepat di bawah wajah Dea.      

"Aku orange jus aja" celetuk Dea.     

"Cuma minum.. nggak makan?"      

"Enggak aku lagi diet" gadis itu tersenyum memamerkan pola makan sehat terbaru yang dia ikuti.      

"Diet? Buat apa? Kamu kan berhijab bajumu longgar longgar.. tidak terlihat juga badanmu kecil atau besar?" Surya kurang setuju dengan diet tanpa makan siang.      

"Aku pesankan satu porsi makanan ya.." pria itu mengacungkan tangannya memanggil waiters.      

"Aku kan sedang diet (nggak mau dipesankan makan siang) walaupun aku berhijab nanti ketika kita menikah. Pak surya kan.. hee... pasti melihat diriku.." gadis ini memerah malu-malu.      

"Terus.. Apa hubungannya dengan diet" Surya bicara sambil sibuk memesan makanan kepada waiters.      

"aku harus terlihat kurus.." malu-malu dea bicara.      

"kenapa harus terlihat kurus?" masih saja sesuatu yang sensitif ini ditanyakan oleh Surya. Dasar laki-laki tidak punya pengalaman, hobi bikin salah paham.     

"Huuuh... Masa tidak paham aku ingin terlihat cantik dihadapan pak Surya! puas!" gadis yang tadi bicara sambil malu-malu kini cemberut.      

"Bagiku cantik atau tidak? itu tidak penting, Yang terpenting kamu lucu dan menggemaskan. Gemuk atau kurus enggak masalah" Dan sang pria bicara manis tanpa dia sadari.      

"Lucu dan menggemaskan ya..." Dea senyam senyum sendiri.      

"iya.. seperti Pikachu" baru saja perkataannya membuat sang gadis terbang melayang. Tiba-tiba dianalogikan sebagai Pikachu.      

"APA? Jadi kamu anggap aku ini Pikachu" emosi Dea melonjak lagi.     

"iya.. katanya kalau menggemaskan dan lucu itu mirip Pikachu.. emang salah ya?" ungkapan tentang Pikachu Sebenarnya pria ini dapatkan dari artikel yang dibaca di berita online.      

"Hais' Apa bapak gak tahu itu artinya bapak menyamakan ku dengan boneka kecil berwarna kuning yang cuman bisa nyetrum dan mengulang satu kata  'PIKA PIKA' " Dea mengeraskan kata 'PIKA PIKA' saking jengkelnya.     

Orang-orang di sekitar tempat duduk keduanya menoleh sekali lagi, kini mereka tidak melihat pria aneh. Karena sekarang yang tertangkap adalah pasangan aneh.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.