Ciuman Pertama Aruna

Lintah Kecil



Lintah Kecil

0"kak Anantha". Hendra memanggil kakak Aruna yang berencana berpamitan dengan keduanya untuk pulang.     
0

Anantha mengikuti cara adik iparnya menyingkir, dia tahu Hendra ingin mengajaknya bicara empat mata.     

"Aku harap kakak lebih berhati hati, bukan sekedar tentang kejadian hari ini mungkin juga untuk perusahaan yang kakak bangun. Jika kak anantha membutuhkan suntikan dana untuk berkembang, sebagai bagian dari saudara aku pun bisa melakukannya". Hendra memberikan penawaran yang cukup berarti sesungguhnya, sebagai seorang pewaris dan CEO DM group mau membantu dan mendorong perusahaan anantha tanpa melakukan assessment berarti. Tidak ada tawaran yang lebih menggiurkan dari pada hal tersebut.     

Tapi nyatanya laki-laki itu menolak dengan tegas.     

"Jika aku berkenan menerimanya aku sudah mendapatkan itu dari dulu, bahkan aku tidak sudi menerima hal yang sama dari ayah ku. Karena ayah ku juga bagian dari kalian. Keluarga mu dan diri mu bisa menguasai ayah ku bahkan mengambil paksa adik. Tapi tidak untuk ku. Aku membangun dengan tangan dan kaki ku sendiri. Untuk sebuah misi membebaskan belenggu keluarga mu pada keluarga kecil kami, keberhasilan ku paling tinggi adalah mengembalikan hak adik ku".      

Seperti petir siang hari, Hendra terkejut bukan main dengan ungkapan anantha. Dia pikir kejengahan pria itu terhadapnya sekedar sebuah ungkapan sebal semata, karena adiknya dinikahi oleh dirinya di usia yang masih layak untuk berkembang meraih impian. Nyatanya dia begitu benci dengan Mahendra termasuk dengan keluarga Djoyodiningrat yang mengatur keluarga ajudannya sampai urusan pribadi.      

"Jangan Kau pikir aku tidak tahu seberapa bahayanya posisi adik ku karena menjadi istri mu. Walau kau mencintainya belum tentu kau bisa melindunginya. Itu sebabnya kau masih saja mengurungnya seperti tahanan. Dan aku adalah tentara yang suatu saat siap bergerilya untuk membebaskan adik ku dari tahanan". Ananta pergi meninggalkan laki-laki yang memandanginya.      

"Huuuh..". pria ini bahkan menghembuskan nafas panjang. Menyadari ungkapan kakak iparnya 100 persen adalah kebenaran.      

Dia berjalan lunglai memeluk tubuh mungil dari belakang. Gadis yang baru saja melambaikan tangan untuk kakaknya.      

"jangan seperti ini, ini ruang terbuka banyak pelayan yang melihat kita. Tapi ngomong-ngomong kenapa kamu mendadak manis begini??". Aruna mendapat pelukan mesra dari suaminya     

_Tadi pagi kita bermusuhan kan?? kok sekarang beda_ Aruna dibuat bingung sendiri oleh kelakuan Hendra yang suka melompat-lompat sekejap begini sekejap begitu nggak jelas sama sekali.     

"tenanglah sebentar.... Aku hanya ingin memeluk mu seperti ini beberapa saat, anggap saja ini bonus, aku sudah menyelamatkan start-up kecil yang hampir diterkam pemilik modal". Hendra masih memeluk tubuh kecil, menciumi rambut dan bahu harum Aruna.      

"benar juga.. terima kasih ya Hendra sudah membantu ku.. aku sama sekali nggak paham kamu tadi bicara apa sama kakak dan Gibran". Aruna membuat pernyataan jujur apa adanya.      

"Sangat terlihat memang, kalau kamu nggak pinter pinter banget.. Kasihan bunda mengeluarkan banyak uang untuk bimbingan mu.. tapi kamu masih saja memiliki pemahaman standar sampai sekarang". Pria itu berbicara dengan kejam tentang kenyataan dirinya (Aruna).     

"minggir sana! kau membantu ku tapi juga menghina ku. Dasar manusia sok keren". Aruna mengusir tubuh Hendra dan meninggalkannya pergi.      

Sedangkan mata biru membuntuti gadis kecilnya dari belakang : "aku memang keren.., jangan dipungkiri itu kenyataan".      

Berjalan sambil terus meledek istrinya.     

"Tapi kau juga punya hal lain yang lebih luar biasa dibanding hal-hal semacam tadi". Mendengar ungkapan Hendra gadis ini segera berhenti dan berbalik menghadap pada pria yang seolah-olah ingin memujinya. Aruna menanti pujian, sangat ketara bahwa dia sedang berharap di puji.     

Mahendra mendekat merapikan rambutnya : "kau punya sesuatu yang lain yang lebih berharga dari kecerdasan. Yaitu bakat yang luar biasa dalam desain, EQ yang begitu itu bagus serta bagian bagian tubuh yang mengagumkan karena bisa membuat ku mabuk semalam".      

(emotional quotient, disingkat EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan).      

"Hais' kau.. Beraninya menghubungkan tubuh ku dengan pujian, kemudian membuat pernyataan semacam itu. Aku tidak cerdas tapi aku jeli..!! heemm akhirnya aku mampu membuka kata kunci sebuah misteri semalam". Aruna mendekat semakin mendekat dan menempel pada tubuhnya memeluk erat membuat mata biru bingung apa yang akan dilakukan istri mungilnya. Kenapa ungkapan marah nya tidak selaras dengan gaya memeluknya.      

Bahkan perempuan itu mengendus dadanya seolah mencari sesuatu : "AAAAAAARRRRRRGGGGGHHHHHH".   Teriakan keras laki-laki bermata biru yang di dekap erat istrinya memecahkan seluruh kebekuan di rumah induk Djayadiningrat.      

Membuat semua orang berlari mencari sumber suara yang begitu memekakkan telinga.      

Pewaris tunggal mendapatkan gigitan kejam menyakitkan tepat pada kuncup dadanya. Aruna sedang balas dendam. setelah menangkap ungkapan terakhir Hendra dengan cerdas.      

"Aaaaaa... Lepas..". Hendra mendorong kepala menjauh dari badannya tapi mulut itu masih menghimpit kuat tak mau dilepas.      

"LEPAAAASS... LEPASKAN AKU.. AAAARGH.. ARUNAAAAN". Aruna seperti lintah kecil yang menghisap tubuh inangnya sulit sekali diusir kalau terjabut paksa maka darah milik inang akan mengalir.     

Sedangkan para pelayan yang bertugas tampaknya mulai terbiasa dengan pasangan unik ini. Mereka melihat sumber suara mengamatinya sesaat lalu melenggang pergi.      

Perwaris keluarga ini dan istrinya sudah cukup sering melakukan hal konyol.      

"biarin saja nanti juga baikan sendiri". Salah satu dari mereka berceletu lalu beranjak pergi.     

"siapa yang teriak..?     

"iya Mengejutkan banget?".      

"siapa lagi!? tuan muda digigit istrinya".      

"Oo..".      

Begitulah sekilas tanggapan mereka.      

"Oma.. Oma Sukma.. tolong aku please". Teriakan Hendra diabaikan, Oma sukma juga turut melenggang pergi setelah tahu mereka  pembuat kegagaduhan.      

"Lakukan hal-hal seperti itu di kamar kalian jangan di sini". Oma malah mengomeli Mahendra yang lagi butuh pertolongan.     

"BAIKLAH BAIK AKU NGAKU".      

Ungkapan itu mendorong gadis mungil untuk melepas kuncup yang sudah nyut-nyutan luar biasa kena gigitan.     

"aduh sakit banget".     

"Cepat ngaku!. Akui dosa-dosa mu pada ku dan minta maaf!".      

"Kau tertidur lunglai dan karena pengaruh whisky kau merasa kepanasan lalu meminta ku lepas baju mu. Aku laki-laki normal.. ada sesuatu yang menggoda di depan mata. Hehehe aku nggak tahan mengulumnya.. sedikit". terbata-bata dia mengingat yang terjadi semalam.      

"Iiiiiih...". Aruna ngeri menutupi dadanya dengan kedua tangan.     

"Cuman sebentar.. yakin sebentar (padahal semalaman), Aku nggak tahu kalau efeknya bakal seperti itu. Aku juga baru pertama kali melakukannya jadi tidak tahu gimana caranya supaya itu mu nggak sakit". Kalimat ambigu bikin merinding.      

"kita nggak akan sekamar waktu honeymoon, aku yakin kau akan melakukan hal-hal yang lebih ngeri lagi". Gadis itu berjalan  pergi memimpin sang pria mengikutinya di belakang sambil mengucapkan permohonan : "please... jangan.. aku akan jadi anak baik kita sekamar aja".     

"Janji... Aku mau berjanji kali ini.. aku akan jadi anak baik". Dia bicara terus tanpa habisnya melakukan negosiasi supaya istrinya berkenan tidur bersama saat honeymoon.      

_huuuh pernikahan ku pelik... Siaaaal_     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.