Ciuman Pertama Aruna

Stuntman



Stuntman

0"Kenapa aku harus memilih mu".     
0

"Karena aku tahu cara keluar dari tempat ini, minimal aku bisa membawa anda jalan-jalan sebagai gadis biasa yang bebas seperti dulu".     

"Apa?? Be.. Benarkah..??". Mata coklat membulat.     

"Ya! Anda bisa pegang janji ku". Matanya menatap aruna lekat, dia sedang meyakinkan nona keluarga ini dengan berani.     

Dua anak muda tertangkap saling berbicara berdua saja di tepian danau.     

"Kenapa kamu ingin membantu ku keluar dari tempat ini?".     

"Karena aku tahu anda sering mengurung diri di dalam kamar. Kau tahu asisten keluarga yang tiap pagi membersihkan kamar anda? Yang berponi lurus seperti betty la fea?".        

"Ada.. yang seperti itu haha..". Gadis ini tertawa.     

"Ada.. beneran dech.. inget inget lagi, dia penggosip dan aku dapat dari dia".     

"Jadi kamu penggosip dong, hehe".     

"Asal informasinya akurat.. aku siap menampungnya".     

"Kau lucu.. nggak sesuai postur mu".     

"Aku terpaksa.. bagaimana lagi..".     

"Terpaksa?".     

"Aku harus jadi ajudan anda".     

"Kenapa harus".     

"Karena akan jadi neraka jika menjadi ajudan yang lain.. keluarga ini aneh semua.. mereka tidak bisa di ajak bicara.. Kecuali anda..".     

"kau sedang merayu ku?".     

"Mana berani aku merayu istri pewaris tunggal keluarga Djoyodiningrat! Boro-boro mendapatkanya.. mimpi aja aku nggak berani".       

"Lalu kenapa kau ngotot ingin jadi ajundan ku".     

"Karena anda bagian dari misi ku".     

"Misi?".     

"Yach.. misi menjalani profesi ajudan dengan cara yang mudah dan mausiawi".     

"kau kan bisa jadi ajudan mas Hendra. Bukan kah terpilih sebagai ajudannya impian semua pengawal di sini".     

"Tuan Hendra.. ah' tidak.. beliau sangat dingin.. anda pasti kesulitan menjadi istri seseorang yang sedikit bicara".     

"kau saja yang tidak mengenalnya..".     

"aku pernah mengikutinya seharian dan aku hanya mendengarnya bicara 3 kali dengan wajah datar, itu pun hanya kepada sekretaris pribadinya.. sedingin itu dia, ku yakin anda tertekan".     

_Apa Hendra orang yang berbeda kalau tidak bersama ku?_     

"Bagaimana? Tawaran ku menarik bukan?.. kita bisa menyelinap keluar".     

"Baik.. tapi aku punya permintaan sebelum aku memilih mu".     

"Apa??".     

"Bantu aku menemui seseorang, pada pesta pernikahan ku nanti. Jika kamu berhasil ku pertimbangkan keinginan mu, Juan".     

"Setuju..".     

***     

"tapi para intelijen negara tak akan diam, mereka akan terus memburunya.. mencari tahu siapa dalangnya. Tim mu tidak perlu bekerja berat. Kata-kata ku tidak salah. Iya kan?!". Setiap ungkapan Riswan membuat mata Hendra terbelalak. Siapa orang ini? Jika dia pegawai biasa saja tidak mungkin dia akan tahu sebanyak ini. tentang sejarah keluarganya. tentang lantai D. Dan semua hal yang berkaitan dengan djayadiningrat.     

"siapa kamu sebenarnya?". Tangan itu menyerap mengangkat kerah baju walikota.     

"Sabar mas.. tidak perlu sekasar ini". Walikota menangkap wajah mengerikan cucu Wiryo. Dia tahu ketika pria ini marah akan banyak masalah yang datang. Marahnya seperti badai bisa menghempas dan mempora porandakan semua yang ada dihadapannya. Riswan memahami juga hal ini.     

"Kunci pintunya.. aku takut istri dan keluarga ku datang tiba-tiba. Tidak layak percakapan kita di dengar oleh mereka".     

Api amarah Mahendra mulai redam. Dan perlahan dia berjalan menuju pintu. Menguncinya dari dalam, ketika berbalik mendatangi riswan. Pria ini berjalan lambat seperti singa yang siap menerkam mangsanya.     

"Sama seperti anak angkat tetua Wiryo yang lain. Tiga puluh delapan tahun yang lalu. Ada anak yang di buang orang tuanya ke panti asuhan. Ketika usia anak ini masih 4 tahun, seorang lelaki mendatanginya dia bilang dia akan di jadikan penerus terbaik. Dan semenjak saat itu dia tinggal di lantai teratas Djoyo Rizt hotel. Anak kecil itu diberi nama Riswan yang artinya Keinginan terbaik".     

Mata riswan menerawang seolah melihat gambaran kehidupan di masa lalu. Hendra tahu dia bukan orang yang jahat, impiannya luar biasa. Hanya saja pria ini memiliki pengetahuan terlalu dalam tentang keluarga Djoyodiningrat.     

Ketika Hendra diberi tahu Riswan adalah salah satu anak angkat kakeknya, sebenarnya penjelasan ini telah cukup untuk mata biru. Namun Riswan masih melanjutkan kisahnya.     

"Riswan yang tak punya nama belakang, karena suatu saat nanti dia akan diberi nama imbuhan ketika misi KPI yang dipasang padanya sukses".     

Deg     

Hati Hendra bergetar. Orang di hadapannya di perlakukan sama dengannya. Dia di sistem dan di persiapkan untuk keinginan gila Wiryo.     

"Namun ketika usianya 12 tahun. Riswan belia di beri tahu bahwa dia memiliki adik di USA. Dia tidak di ijinkan mendapatkan nama belakang. Dan dirinya tidak lagi tinggal di Gedung tinggi Djoyo Rizt Hotel. Dia masih di tumbuhkan dengan baik, dan lebih manusiawi sesungguhnya. Riswan tinggal dengan para anak angkat lain di perumahan mewah. adik adiknya mulai berdatangan, sayangnya bukan adik yang di kabarkan sangat tampan bermata biru".     

Lelaki dengan tembakan di tangan menatap lekat Hendra. Memberi tahu bahwa yang di ceritakannya adalah Mahendra itu sendiri, cucu resmi keluarga Djoyodiningrat. Pewaris yang lahir secara tiba-tiba.     

"Yach.. Tetua wiryo dan para pengikutnya yang masih setia berusaha mempertahankan kekuasaan yang perlahan mulai di rebut oleh para dewan".     

"Mereka sepakat mengambil anak terlantar lalu mencetaknya menjadi aset, aset masa depan yang patuh dan setia dengan sistem Pendidikan unggul, Karena uji coba pertama mereka berhasil, Riswan belia berhasil memenuhi ekspektasi mereka".     

"Sebentar.. bukan kah usia kita terpaut 10 tahun, saat ini aku akan menginjak 28 tahun dan kamu 38 tahun. Ketika usia mu 12 tahun berarti aku masih 2 tahun. Sedangkan mommy membawa ku kembali ke Indonesia ketika usia ku 5 tahun".     

"Benar sekali… tetua dan orang orangnya sudah menyadari kehadiran anda semenjak usia anda 2 tahun".     

"Mereka hanya menahanya supaya anda cukup umur untuk mendapatkan Pendidikan cara mereka. Selain itu mereka sedang membujuk mommy anda yang bersih keras mempertahankan anda. Dia tidak ingin menyerahkan putranya".     

"Entah apa yang terjadi, anda benar benar pulang ke Indonesia. Dan Riswan semakin bebas, tapi dia dan adik adiknya yang lain tetap diberikan hidup yang sangat baik. Kami tidak bisa mendapatkan yang jauh lebih baik di luar sana apalagi dari keluarga kami".     

"Jadi kau juga kenal Pradita, Raka, Vian dan yang lain?".     

"Tentu saja.. Leona, Thomas, secilia, andre masih banyak lagi. Yang lain kembali kemasyarakat dan menjadi lebih berarti, sedangkan yang terbaik akan di minta mengabdi pada Djoyo Makmur grup".     

"Hehe.. Segila itu kakek ku". Hendra menertawakan dirinya sendiri, melihat kenyataan tidak masuk akal di hadapannya.     

"Kau tahu kami tidak bisa menyalahkan kakek anda. Bagaimana pun juga kami tidak bisa seperti sekarang tanpa dia".     

"Mungkin anda membencinya karena anda di didik lebih keras, sedangkan kami di tumbuhkan sesuai minat bakat kami. Aku bisa memilih jadi arsitektur dan mendapat kesempatan kuliah keluar negri. Sama dengan cucu resminya. Dia memberi fasilitas yang sama".     

"Jadi itu sebabnya kau tahu sangat banyak tentang keluarga ku". Hendra mencoba mencari benang merah dari percakapan yang memilukan ini.     

"hanya anak anak terpilih yang di ijinkan mendapatkan kesempatan mengetahui lebih dalam". Mata riswan kembali menggembara.     

"Berarti kamu termasuk anak yang terpilih.. apakah kau juga dulunya bekerja di lantai D?". Hendra makin penasaran.     

"Aku lebih dari itu.. aku adalah stuntman (pemeran pengganti) mu..".     

"Maksud mu apa?". Mata biru mendekat, dia sedang di belenggu rasa ingin tahu yang membuncah di dada.     

"stuntman ku??"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.