Ciuman Pertama Aruna

II-5. Calon Janda



II-5. Calon Janda

0"tidak mungkin juga Aruna berada di sini, apalagi mengurus kembali surat ajaib. Hampir mustahil untuk istri seorang konglomerat, kecuali dia em.." tambah Tito menyingkirkan benda yang digunakan Laras untuk memukul dirinya. Tapi ucapan terakhir itu membuat anak sastra canggung sendiri, sengaja tidak dilanjutkan.     
0

Sedangkan di sisi lain Aruna diam membeku.     

.     

.     

"Yee kita sudah datang.." seru Lily, disusul Andin membawa kantong-kantong belanjaan.      

"Hehe.. Ar.. Aruna?!" sedikit malu karena kelakuannya meninggal tugas malah datang dengan membawa tumpukan belanjaan, lily memeluk Aruna.      

"kemari kan belanjaan mu!" Aruna tersenyum meminta lily menyerahkan barang belanjaannya.     

"hei aku bawa banyak makanan kita rayakan kedatanganmu okey" lily kembali berseru berupaya mengalihkan perhatian Aruna.      

"kak Andin boleh bantu aku menyingkirkan belanjaan ini di ruang sebelah"     

"Yah.. Aruna.. Setelah lama nggak jumpa, Harusnya kamu tuch minimal berubah sedikit kali!!" (Lily)     

"berubah? Kamu mau aku berubah seperti apa?".     

"Ya.. lebih santuy.. hehe" balas lily sambil terkekeh mengimbangi kerutan di dahi Aruna.      

"kau ingin aku santuy.. melihat lantai 2 berantakan seperti ini? Lantai 1 sepertinya tidak pernah dibersihkan selama berbulan-bulan. Apa masih ada jadwal piket? Lebih parah lagi pintu sensor depan rusak tidak ada yang peduli? Dan itu TV.. bagaimana bisa tabungnya retak kayak gitu? kalian apakan? Huuh (dia mengambil napas) Jadi! taro belanjaan mu disana dan segera bantu-bantu" ibu tiri mulai beraksi demikian yang membekas di kepala teman teman Surat Ajaib ketika Aruna mulai cerewet. Sebutan ibu tiri memang lekat dengan Aruna, sebuah nama panggilan yang disematkan oleh Damar.     

"Ya baik.. boooos" Lily tertindas.     

"Pastikan lantai 2 bersih! teman teman. Aku mau lihat kamar mandi dulu"     

"Argh.. Jangaaan.." tiba-tiba mereka panik bersamaan.      

"memang ada apa?" Aruna pun dibuat terkejut.     

"biar! Biar..  aku saja yang membersihkan kamar mandi" Lily mendadak bersemangat.      

"Ah' Aku jadi penasaran.." Aruna menuruni tangga mengabaikan teriakan teman-temannya.      

"Jangan... Jangan Aruna.." Lily berteriak dan berlari mendahului Aruna.      

"memang Apa masalahnya kalau Aruna melihat kamar mandi?" Andien yang tidak paham bertanya pada Tito dan Laras.      

"tunggu saja kak, sebentar lagi kakak juga akan tahu" ledek Laras.      

"minum saja dulu yang banyak dan siapkan tenaga" tambah Tito.      

"APA APAAN INI!" di lantai 1 setelah berhasil mendesak Lily menyingkir dari pintu kamar mandi. Suara lantang terdengar hingga lantai 2. Melihat dari kerak yang menghiasi dinding kamar mandi jelas sudah tempat ini dipastikan lebih dari sebulan dibersihkan.      

"Baiklah.. semuanya mari kumpul sekarang juga!! kita akan bagi tugas!!". Suara Aruna meminta teman-temannya merapat. Si gadis cerewet sedang geram dengan kumpulan penghuni tidak bertanggung jawab outlet yang tadinya benar benar dia rindukan.     

"Tuh kan apa aku bilang?" kini Tito yang bicara kepada Laras dan Andien di lantai 2.       

"Sebaiknya kita minum juga deh.. sebelum kerja rodi!" ungkapan Laras dibalas anggukan oleh Tito dan Andien.     

Yang terjadi berikutnya, mereka seperti kumpulan orang yang baru saja mendapat hukuman. Nyapu, ngepel lantai, ngelap pintu kaca, menggosok lantai kamar mandi. Bahkan menghilangkan debu di sela-sela display yang terpajang.      

Aruna terlihat mengikat rambutnya menjadi kuncir kuda seperti dulu. Lalu melipat lengan baju dan menaikkan celana yang dia kenakan.      

"Baiklah tidak ada makanan sebelum semuanya selesai" dia berseru bersemangat, berjumpa dengan masa-masa yang sempat hilang. semangat yang berkebalikan dengan teman-temannya yang terlihat manyun mulai kelelahan dan lapar.      

.     

"Haa?? Ada apa ini?" Dea datang bertepatan dengan kedatangan Timi. Dua orang ini berdiri di ambang pintu sambil tertegun. Akhir-akhir ini setelah begitu lama ditinggal Aruna, hanya Dea yang rutin membersihkan sekenanya. Kadang Timi yang terlihat lebih dewasa daripada yang lain turut serta membantu.      

Kini dua orang itu dibuat terkejut. Dea hampir menjatuhkan berkas-berkas dan buku permintaan Aruna yang dia bawa dari kampus. Sedangkan Timi terlihat memicingkan mata dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.      

"Oh.. Dea sudah datang.." Aruna menuruni tangga setelah diberitahu oleh Laras kalau Dea datang.      

"Aruna??" gadis itu beneran menjatuhkan berkasnya karena dia begitu senang, berlari dan memeluk sahabatnya.      

"seneng banget akhirnya kau kembali.. pantas semuanya jadi rajin aku sampai kaget. Memang cuma kamu yang bisa menggerakkan anak-anak malas ini" Dea seolah sedang mengadu.      

"Hah?! Kau Lily apa aku tidak salah lihat?? Kau mau menggosok dinding kamar mandi HAHAHA" Dea tertawa lantang melihat Lily.      

"Sialan bantu aku sekarang!" Lyli tidak terima.      

Disisi lain terlihat Timi memunguti berkas yang tadi dijatuhkan Dea. Dia berniat menyerahkan kumpulan kertas itu pada Dea, namun sang Nona tangkas meraihnya karena tugas tugas akhir kampus itu adalah milik Aruna.      

"terima kasih Timi, kita belum sempat bekerja bersama, walaupun kamu sudah bergabung disini cukup lama. Perkenalkan aku Aruna founder surat ajaib" celetuk Aruna menyuguhkan senyum hangatnya.      

"Apa nona beneran akan memilih kembali ke tempat ini  selamanya?"      

"Hah??" aruna tercengang dengan pertanyaan salah satu anggota baru tim surat ajaib yang kabarnya banyak membantu dan terlihat lebih dewasa darip ada yang lain.     

"Oh maksud saya apakah Aruna akan terus  berada e.. " belum usai Timi meluruskan pernyataan yang ambigu kepada founder surat ajaib.      

Seorang dari kamar mandi tiba tiba muncul dan berteriak memeluknya padahal kedua tangan gadis bermata sipit itu dalam keadaan kotor. Siapa lagi kalau bukan Lily pelakunya. Dia berlari kepada Timi karena Dea sedang mengganggunya, mendokumentasikan perilaku langka dari gadis usil, Lily : "Timi lihat dia mau mengambil video ku, sengaja banget Itu anak mau membuatku malu"     

"Ih dasar suka mencari kesempatan" Dea mengerutkan keningnya melihat kelakuan lily yang tiba-tiba manja ke Timi.      

"Sudah jangan terus-terusan ribut selesaikan dulu tugasnya" keluh Aruna melihat teman-temannya mulai nggak fokus lagi.      

"Aruna kau itu datang-datang bukannya membawa kabar gembira malah menjadikan kami..." lily menghentikan ucapannya.     

"mau ngomong apa? ini kan demi kebaikan kita semua?" protes Aruna sambil mengejarnya. membawa kain pel dan mencoba mengganggu satu sama lain. Mereka tertawa lepas bersama air yang berhamburan di seluruh ruang lantai 1.      

"Aruna pegangin dia haha" seru Dea.      

"Kemari .. haha.." Keduanya menangkap lily. Berupaya mengambil foto anti mainstream versi perempuan yang selalu pilih-pilih picture untuk sekedar di upload pada sosial media.      

"Awas kalau kalian upload dan add aku.. ku sumpahin jadi jomblo selamanya" suara itu berpadu tawa dua orang yang sedang menggodanya.      

"Bukannya kamu yang jomblo!" Cela Dea.      

"Kamu juga..?" (Lily)     

"Enggak dong.. lihat ni cin.." Dea keceplosan lalu menutup mulutnya.      

"Cin apa? Cincin? Lihat lihat!" Kini giliran Dea yang di kejar dua orang temannya.      

Ketika ditangkap dan mereka mendapati cincin melingkar dijari manis Dea. Bukannya memberi selamat atau bertanya siapa laki-laki yang melamar Dea, wajah prihatin disuguhkan oleh lily dan Aruna : "De.. jangan jadi korban pernikahan muda seperti tuch.. calon janda konglomerat  di usia 20 tahun pula.. ih memprihatinkan tahu?!" Lily berbicara lugas.      

"Sensor dikit kenapa?!" Aruna ngeri sendiri mendengarnya.     

"Ah aku nggak akan kayak gitu.." Dea menyakinkan sahabatnya.      

"Pikir ulang dech, ya kan Aruna?!" Lily masih tidak yakin.      

"Entahlah aku tidak bisa berkomentar.. tapi ngomong-ngomong sudah saatnya kita segera selesaikan bersih-bersih!" Aruna mengalihkan pembicaraan.     

"Ya elah anak baik.. bersih bersih mulu yang di bahas" keluh Lily.     

"Haha syukurin Aruna sudah datang siap-siap menjadi anak baik semua" ledek Dea pada Lily.      

"bukannya aku jahat tapi lihatlah display kita bahkan berantakan. Uuuuh semuanya kotor. Bagaimana kalau semua display di lantai 1 kita kemas ulang??" gadis yang terbelenggu di dalam kastil mewah keluarga Djayadiningrat. Kemudian mendapati dirinya kembali ke tempat di mana dia bisa berkreasi dan bekerja bersama teman-temannya secara bebas dan leluasa. seolah baterai didalam dirinya terisi penuh. Ingin rasanya mengerjakan semua yang ada di depan mata.      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.