Ciuman Pertama Aruna

II-72. Terapi Menenangkan



II-72. Terapi Menenangkan

0"aku berasa bocah yang lagi pamer pacar.. sungguh sampah.. haha" Hendra tertawa geli, dan riswan menimpali dengan tawa lebih keras.      
0

.     

Informasi lain yang disampaikan Riswan masih tentang ke khawatirannya terkait resiko  yang akan terjadi akibat statementnya di depan publik tempo hari.      

Hal mencengangkan yang baru di utarakan Riswan kepada Mahendra. Riswan menemukan bukan tarantula yang melakukan ancaman terhadap dirinya. Melainkan wakil walikotanya yang sedang ketakutan akibat kartu AS bukti suap berada ditangan Riswan dan tentu saja Mahendra ikut ambil bagian.      

Ketika CEO DM construction saja tumbang, tentu Riswan tidak akan berani macam-macam kepada wakil walikota. Begitulah situasi yang ditangkap Riswan, Setelah dia menemukan faktanya.     

Wakil Walikota tersebut tahu Riswan hanyalah seorang pejabat independen tanpa dukungan partai politik manapun yang bisa membentenginya. Tapi Riswan berani menolak tawaran dari wakil walikota denagn sejuta sepak terjangnya di dunia politik, tentu saja pikiran wakil Walikota tersebut tidak jauh-jauh dari kolega bisnis walikota yang memiliki pengaruh kuat. Yaitu keluarga DJoyo Makmur group.      

"Oh, wakil walikota mu ketakutan kalau sampai tarantula tahu ternyata bukti-bukti penyuapan mereka ada di tangan kita." Hendra memastikan informasi dari Riswan.      

"lebih tepatnya dia tidak ketakutan, kalau seandainya dirinya nanti menjadi tersangka atas sabotase ataupun kendalanya Dream city. Tapi Nugraha (nama wakil walikota) lebih ketakutan ketika kebodohannya kita jadikan alat untuk membuka aib tarantula. Entah apa yang terjadi, Nugraha berkali-kali mendatangiku berharap aku mengembalikan kartu As kita (sebuah cek yang pernah di bahas pada lantai D vol. I)" Riswan membuat kesimpulan yang didukung dengan beberapa argumen. Dua pria ini banyak berdiskusi hingga larut malam.      

Hendra akhirnya memutuskan untuk membuat pertemuan khusus di lantai D, tapi Riswan menolak. mereka tidak diperkenankan terlihat sering bersama. Ini berbahaya bagi satu sama lain. Karena sepertinya perang dingin sudah mulai menuju ke hawa panas.      

"Baiklah.. aku akan mengatur semuanya. jika mereka Masih berbuat macam-macam kita gunakan kartu AS kita, jangan lupa jaga keluargamu baik-baik" pesan Mahendra.      

"itu sebabnya aku datang ke sini. Aku menginginkan ada tim elit dari lantai D yang menjagaku, dan keluargaku. Seandainya terjadi sesuatu padaku mereka akan lebih mudah menelusuri riwayatnya. Aku tahu pengawalku dari pemerintah cukup baik. Sayangnya mereka mudah terpengaruh oleh kepentingan."     

"aku mengerti, Aku pastikan Raka mengirimkan beberapa untukmu" ucapan Mahendra mengakhiri percakapan mereka. Keduanya berpamitan, walikota itu  menyusup keluar berkamuflase layaknya orang biasa dengan jaket Hoodie dan sal yang membungkusnya.      

***     

Tidak menyia-nyiakan waktu, pagi berikutnya di lantai bawah tanah Djoyo Rizt hotel Mahendra membuka rapat terbatas, banyak hal yang menjadi temuan terbaru mereka.      

Tentang tarantula yang mulai melakukan ekspansi perusahaan mereka dengan membekuk satu persatu startup yang memiliki potensi besar untuk merangkak naik dengan melakukan akuisisi.      

Sebuah meja terisi banyak informasi mulai bergerak ke berbagai arah disentuh para pemilik kode rahasia.      

"Thomas pastikan orang-orangmu segera menyusup di masing-masing perusahaan mereka" perintah Mahendra.     

"Baik Tuan, sementara ini kami hanya menyiapkan 1 sampai 2 orang yang berada di perusahaan tarantula. Ke depan kami akan mencoba menambah personil." Thomas menimpali perintah Mahendra.      

"Terutama oil company, perusahaan itu adalah perusahaan utama yang menyokong banyak anak perusahaan yang lain. Aku ingin kamu menaruh lebih banyak lagi di sana"      

"Siap" jawab singkat Thomas.      

"Raka pastikan beberapa personil mu mengikuti semua agenda Riswan, termasuk keluarganya" pinta Hendra.      

"Kami sudah menyiapkan orang-orang khusus untuk ini mas. Hari ini mereka akan tugas" balas Raka.      

"bagus, dan kau Pradita. Setelah diskusi kita tadi kau tahu kan harus berbuat apa" kembali cucu Wiryo mengingatkan anak buahnya.      

"aku segera menyelidiki Nugraha, anda tenang saja, anda bisa mempercayakan ini pada saya" ungkapan Pradita mencukupkan Mahendra menutup rapat terbatas ini.      

Ketika dia bersiap-siap untuk mengakhiri semua agenda, suara seseorang mengalihkan konsentrasi: "boleh saya memberi saran demi keselamatan istri mas Hendra?" Andos mewakili tetua hadir dalam rapat spesial ini     

"aku lihat Anda masih berusaha menemuinya, Saya memberi saran sebaiknya tahan dulu keinginan itu. Kita tidak tahu siapa-siapa saja yang menjadi bagian dari mereka. Dan sejauh mana mereka mengawasi gerak-gerik Anda" kembali Andos bersuara.      

Lelaki bermata biru terlihat membeku sejenak: "nanti malam aku memiliki jadwal mendatangi keluarga istriku, baru setelah itu aku bisa memastikan posisi apa yang paling baik untuk istriku"      

"ini hanya saran saya, terlihat menjauh. Seperti yang pernah disampaikan tetua adalah cara paling bijak untuk kebaikan istri anda" kembalian das melengkapkan sarannya.     

.     

Pria yang terlihat memiliki pengaruh besar di mata seluruh anak buah dan koleganya, seolah mampu mengendalikan apa saja.      

Sayang Itu hanya pikiran orang lain. Mahendra, kenyataannya tidak bisa mengendalikan hatinya. Dalam jalannya yang tenang, pikirannya sedang mengembara berupaya mencari cara bagaimana menarik perhatian keluarga istrinya nanti malam.      

Pria itu berhenti sejenak kala melihat sebuah keluarga baru saja melewati dirinya. Keluarga itu terdiri dari empat orang dengan dua anak perempuan merengek minta sesuatu pada ayahnya.      

Mereka minta diajak jalan-jalan ke mall, dan itu mengingatkan Hendra bahwa dia tidak mungkin datang dengan tangan kosong.      

Mata biru kembali berjalan sambil mengetik beberapa barang yang perlu disiapkan oleh asisten barunya, Nana.      

Sepertinya akan ada yang membawa banyak oleh-oleh untuk keluarga istrinya.      

***      

"Tuan" panggilan ajudan pria bermata biru.      

Sejak tadi pria ini sibuk memperbaiki penampilannya yang telah rapi, dia berupaya hadir sesempurna mungkin.      

hari ini rasanya sama menegangkannya dengan hari di mana dia mengucapkan Akhad untuk gadis mungil bernama Aruna.      

Mahendra sempat mengalami nafas dalam dalam sebelum akhirnya keluar dari Bentley continental. Mahendra tersenyum menatap istrinya yang berdiri tegang di sana.      

"keluarkan semua oleh-oleh yang ku bawa" lirih Mahendra untuk para ajudan yang setia mematuhinya.      

"Hendraa.." Dan gadis di ujung sana tertangkap berlari memeluknya. Aroma sabunnya seolah terapi yang menenangkan, hilang sudah semua gundah dan gelisah.      

Mungkin begini cara ikatan pernikahan bekerja, setiap laki-laki bisa sangat lelah ketika berada diluar sana. Bekerja dan memenuhi hiruk pikuk tuntutan kehidupan. Dan tepat ketika bertemu istrinya semua rasa lelah itu sirna seketika.      

Bukan karena Aruna yang paling cantik atau yang pandai menyajikan makan malam yang menggiurkan lidah. Sama sekali bukan, Aruna istrinya hanya pandai membuat hati tenang dengan pelukan.      

"Ayah sudah menunggu kalian, Cepat masuk!!"      

.     

.     

|Berhasilkah Hendra mendapatkan hati keluarga Lesmana? ^^|     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanja     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.