Ciuman Pertama Aruna

II-90. Peta Strategi



II-90. Peta Strategi

0"Sebaiknya kita diskusikan ini lain waktu, karena setahuku banyak juga yang senang hati di akuisisi mirip seperti kakak anda" Gibran membalas sentilan Mahendra.      
0

"Oh, saya tidak menyebut ini perusahaan Anda, kenapa Anda menyebut kakak saya? Setahu saya, saya tidak punya kakak kecuali kakak ipar saya yang memang memiliki start-up, wah wah saya harus memastikan dia baik-baik saja" Celetukan Hendra menghantarkan tatapan para CEO yang lain mengarahkan pada Gibran, untung aura panas itu segera teralih-kan di reda oleh ocehan pejabat yang pandai beretorika.      

Kali ini Hendra begitu puas, awalnya dia hanya ingin membuat gertakan saja faktanya dia berhasil membuat CEO tarantula grup dirundung perasaan canggung oleh umpan jebakan Mahendra.     

.     

.     

"Surya tolong bantu aku mencari tahu tentang bisnis Anantha, Aku curiga terjadi sesuatu pada perusahaannya setelah mendengar ucapan Gibran tadi" sejak keluar dari  undangan jamuan yang menyita banyak waktu, Mahendra tidak bisa melepas kekhawatirannya terhadap Kakak istrinya. Dia yakin pasti terjadi sesuatu pada Anantha sebab ucapan Gibran tadi tidak terlihat berbohong sama sekali.      

"Hen.. setahu aku Anantha memiliki rekan bisnis yang sangat dekat dengan seseorang yang bernama Gibran, tapi bukan Gibran yang kamu temui tadi." Surya memang mengetahui sedikit terkait sepak terjang Anantha, mengingatkan dia yang pernah memata-matai kakak laki-laki nona Aruna untuk menemukan keberadaan istri tuannya kala Gadis itu diambil oleh keluarganya.      

"Oh, aku pernah bertemu orang itu dua kali. Pastikan kau juga turut mencari tahu siapa dia sebenarnya, dia terlihat mencurigakan" kembali Mahendra melempar ungkapan kepada lawan bicaranya.      

"oh iya., setelah ini apa jadwalku?" tanya Hendra pada Surya.      

"harusnya berjumpa dengan pengacara yang mengurus sidang perceraianmu, tapi sudah aku geser" jawab Surya.      

"Kenapa kau lakukan itu??"     

"Aku tidak yakin acara jamuan selesai pukul berapa, karena memang tidak ada jam pastinya, jadi aku memutuskan untuk menggesernya ke lain hari"      

"Prioritaskan jadwalku berjumpa pengacaraku besok. Mengatasi perceraian ku lebih penting daripada masalah yang lain" anggukan Surya turut menjadi simbol rasa menyesalnya.      

"Hendra kau bilang ingin bertemu temanmu?" Nana yang duduk di kursi penumpang depan mengingatkan Hendra pada janji makan yang dia sisipkan di sela-sela jadwalnya.      

"Terima kasih sudah kamu ingatkan, atau Tania akan marah padaku" mendengar ucapan Mahendra dua orang lawan bicaranya serentak membalas menggunakan nada protes.      

"Temanmu perempuan?" (Nana)     

"Kau masih saja bertemu Tania?? (Surya)     

Mata biru memilih menjawab pertanyaan Surya, "kali ini tidak seperti yang kamu bayangkan, aku berjumpa dengannya sebagai teman bukan hal lain. Lama aku tidak berbincang-bincang dengan Tania aku perlu tahu kabarnya lebih detail dan memastikan dia baik-baik saja," Hendra  membela dirinya. Dia juga meminta Surya dan Nana untuk balik terlebih dahulu.      

Surya langsung bersemangat terbebas tugas dan kembali lebih awal, mengingat dirinya tidak begitu berminat berjumpa dengan Tania walaupun teman lama mereka berdua lebih sering bertengkar. Sedangkan Nana, gadis ini bersikukuh untuk ikut Mahendra. Karena keinginannya cukup gigih, Hendra biarkan perempuan berparas cantik ini membuntuti dirinya.      

.     

.     

"Tania, sudah lama menunggu?" sapa Mahendra menepuk ringan punggung perempuan dengan baju fashionable khas artis drama series dan serta merta cipika cipiki  Tania mendarat pada cucu Wiryo.     

"Belum" dia membalas pertanyaan Mahendra dengan senyumnya yang kini terlihat lebih cerah. Matanya pun memancarkan kesadaran yang lebih lengkap daripada dulu.      

Bilik-bilik ruang makan eksklusif tersaji di sekeliling Mahendra, dia tidak akan tertangkap kamera membuatnya lega dan senang dengan tempat yang menjadi pilihan Tania.      

"Kamu membawa cewek cantik sekarang?" telisik Tania menatap Nana yang juga melempar tatapan penuh makna kepada Tania.      

"Ini Nana, sekretaris baruku?"      

"Ke mana Surya?"      

"Surya ku minta untuk bergantian mengisi jadwalku, jadi aku mengangkat sekretaris baru,"      

"Tumben perempuan?" pernyataan Tania tidak jauh dari pemahamannya tentang Mahendra yang sejak dulu sangat anti dekat dengan perempuan.      

"Hehe, kau lupa aku sudah sembuh,"     

"Oh iya.," Tania melengkapi ingatannya.      

Hari ini, keduanya seolah kembali di masa lalu ketika dua anak manusia suka sekali bersekongkol. Satunya diminta untuk menjadi pasangan pura-pura, yang satu senang mendapatkan perhatian dengan jalan-jalan bareng, belanja bareng atau kadang makan berdua mirip yang terjadi saat ini.      

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Mahendra sekali lagi setelah mereka banyak ngobrol ke sana kemari.      

"yah begini-begini saja, aku yang harusnya bertanya tentang keadaanmu" malah Tania berbalik menanyakan kabar Mahendra.      

"Kau tahu sidang perceraian beberapa hari lagi di buka," Mata biru terlihat lesu mengaduk-ngaduk menu di hadapannya     

"Kau pasti sangat resah.. maafkan aku Hen.,"      

"Tenanglah.. sepenuhnya bukan kesalahanmu."      

"Tapi, kebodohanku turut memper-keruh keadaan. Iya-kan?" Gelisah Tania dipenuhi penyesalan.      

"Kau lupa istriku tidak begitu menginginkanku sejak awal, apalagi keluarganya."      

"Hubungan kalian masih sama hingga sekarang?"      

"tidak juga, ada bagusnya aku terpisah dengan Aruna. Gadis kecil menyulitkan itu akhirnya menyatakan cinta padaku"     

"Wow Kau pasti sangat lega,"     

"Masalahnya dia masih belum yakin untuk memilih kembali tinggal bersamaku," wajah gelisah ditunjukkan Hendra terang-terangan.      

"bersabarlah Hendra, ingat waktu dulu kita masih berumur 20 tahun.. mungkin keraguan pada diri kita akan sama. Kau tidak boleh lupa usia istrimu cukup muda, aku yakin andai aku berada di usia yang sama dengan istrimu dan memiliki kapasitas secemerlang istrimu, tentu saja aku akan bimbang antara kuliah dan menikah. Apalagi dia punya impian yang menarik."     

"Kau tahu seberapa besar Aku menginginkannya Tania?" wajah mata biru bukan lagi menunjukkan kegelisahan, dia kian terpuruk memegangi pelipisnya. Sedangkan di sisi lain perempuan bernama Nana terdiam seribu bahasa. Si cantik ini sedang berkonsentrasi mendengarkan percakapan dua sahabat yang saling melempar ungkapan penuh makna, tentang dia (Aruna) yang sudah merebut hati tujuan hidupnya.      

"Sebesar itu pula kamu harus membuatnya yakin untuk kembali ke dalam pelukanmu"      

"aku pikir itu akan terjadi setelah aku menghilang selama satu bulan, kenyataannya tetap aku yang berharap lebih banyak"      

"kamu sudah bertemu lagi dengannya?"      

"ya.., dan kehidupannya semakin bersinar saja. Istriku mendapat nilai terbaik di jurusannya? Dia belajar sangat giat dan lebih menarik lagi ketika dia mendapat undangan T*Dx talk impiannya"     

"Aku yakin kamu makin sulit memintanya memilihmu"      

"Ya, dan itu membuatku merasa terlampau banyak berbuat kesalahan padanya"     

"Ayolah Hendra.. berhenti merasa bersalah, tidak semua yang terjadi dalam pernikahanmu adalah kesalahanmu" Tania berusaha menenangkan sahabatnya yang sedang kalut, "Bagaimana kalau kamu mencoba strategi baru?"     

"maksudnya?"     

"Kamu masih ingat pemuda yang pernah mengisi hati istrimu?, Coba cari tahu bagaimana dia mendapatkan hati istrimu!"     

"Kau menyuruhku membuatkan lagu untuknya?? Ah' itu sama sekali bukan diriku, otakku tidak akan bisa menciptakan kumpulan kata meliuk-liuk layaknya pujangga"     

"hehe, nggak gitu juga kali.. mungkin mereka pernah memiliki memori indah bersama? Atau semacam perlakuan manis tak terlupakan"     

"Hem.. ada benarnya, kami tidak memiliki kenangan manis yang berarti, aku juga tidak tahu cara menyenangkan istriku" mata Hendra mengembara seiring kumpulan neuron yang bergerak layaknya pazel-pazel menyusun peta strategi perang.     

.      

|Apa strategi perang Hendra kali ini??|     

.      

.      

__________________________      

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/      

1. Lempar Power Stone terbaik ^^      

2. Gift, beri aku banyak Semangat!      

3. Jejak komentar ialah kebahagiaan      

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak :-D     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.