Ciuman Pertama Aruna

Miss You To



Miss You To

0Bentley continental melaju dengan keribetan. Sang perempuan membawa make up ala kadarnya karena itu saja yang dia punya dan tak benar-benar bisa mengaplikasikan dengan sempurna. Sedangkan sang pria dasinya saja masih tergenggam ditangan.     
0

Belum lagi sarapan yang dipaksakan untuk dibawakan oleh oma Sukma.      

Bukanya bersantai makan seperti Aruna (Walau mukanya masih polosan, nggak ada niat berdandan). Hendra malah membenamkan diri pada Iphone-nya. Dia sangat serius menggerak-gerakan jemarinya pada aplikasi Trello.     

_Makan dulu lah biar hati ku tenang_ Si gadis santai menikmati kemacetan pagi hari dengan sandwich buatan nenek keluarga Djoyodiningrat.     

Lama-lama dia sendiri merasa terusik dengan wajah serius di samping, Krah baju dan rambutnya belum tertata sempurna.      

Hendra tidak pernah berpenampilan seperti ini. Kalau ada yang menangkap Hendra jadi berantakan setelah menikah dengannya, berarti dia memberi pengaruh buruk. Seperti kata bunda 'istri yang tidak bisa urus suami'.     

Muka putri Lesmana seolah tertampar tiba-tiba.     

_Emang nggak pernah aku urus, kan dia udah besar. Lebih tua dari ku pula_ lama mencari-cari alasan sebagai istri yang tidak real.     

_eh bukan tidak real tetapi terikat perjanjian pernikahan_     

_Cuman?! orang lain akan menganggapnya pernikahan nyata_     

_Haduuh ribetnya hidup ku_     

Putri Lesmana menyerah. Meraih dasi di saku dan mulai menatanya.     

"Hendra hadap sini". Pinta Aruna.     

"Sebentar jangan ganggu aku. Please!". CEO DM grup sedang benar-benar fokus.     

"Baiklah..". gadis ini mengalah, mendekatkan dirinya pada lelaki bermata biru dari sudut depan. Dan mulai mengaitkan dasinya, merapikan krah, rambaut dan jas suaminya.     

"Thanks honey". Ucapnya spontan, karena masih sibuk dengan Handphonenya.     

"Surya kenapa desain library belum usai?". Dia memanggil sekretarisnya yang duduk di kursi depan.     

"Riswan belum puas. Dia kurang cocok, padahal arsitek kita sudah mengajukan 4 desain berbeda". Balas singkat Surya.     

"Oh' berarti ini masalah selera bukan bagian Ah'..". Mulutnya di sumpal sandwich oleh gadis disamping-nya.     

"Aruna jangan begini. Aku bisa tersedak! Sayang". Hampir saja dia ingin marah, kalau saja ini dirinya yang dulu. Tapi apa daya senyum itu sudah menjadi kokain, mengalihkan  segala emosi di jiwa.     

"He… Maaf".     

"Aku sudah meminta mu beberapa kali, tapi kamunya tidak peduli". Aruna menyuarakan alasannya.     

"Ak'..". Dia membuka mulutnya minta disuapi lagi.     

"Bisakah kita lanjutkan diskusi kita?!". Surya terabaikan, lagi dan lagi.     

Dia menoleh ke belakang mengamati keduanya.      

"Pak Surya mau??". Gadis ramah ini ikut menyuapi sekretaris yang belum sarapan.     

"Eh' nggak boleh makan sendiri". Mata biru, Berlebih. Memungut kilat sandwich di tangan istrinya dan menyerahkan ke tangan sekretaris.     

"Nich.. makan sendiri". Dia tidak terima Aruna menyuapi orang lain.     

"Ya elaaa…h kebangetan". Surya merasa atasannya penganut komunitas pria mega Bollywood. Dia sering mendapati ibunya nonton sinema Bollywood yang episodenya smoothly banget, Sebab sekali adegan bisa bermenit-menit lamanya. Belum lagi adegannya tentang pria perayu atau pria bermesraan dengan cara lebay. Yach seperti yang baru saja dia lihat.     

"Baca lagi progres project nya". Saran Surya mengingatkan.     

"Cari cewek sana, pengganggu!". Hendra lebih suka menerima suapan dari tangan mungil milik Aruna. Sarapan pertamanya yang begitu manusiawi. Pagi yang spesial.      

***     

"Plok Plok Plok". Studio music lantai 2 bang Bay dipenuhi anak asuh yang penasaran dengan lagu baru sang anak emas produser music.     

Lirik buatannya terkenal sangat menyentuh dan bermakna dalam. Lebih mengejutkan lagi, kali ini bukan sekedar tentang cinta. Namun semacam bait pemberi pengingat, penyemangat dan jalan untuk kembali ke garis yang tepat.     

Dia yang di dalam studio masih memetik gitarnya, ada nada yang belum pas di hati.     

"Ada apa Danu?". Bang Bay menggugah kenikmatannya meresapi rasa dalam hati tentang lagu barunya.     

"Bait terakhir.. aku merasa belum puas".     

"Sudah istirahat dulu.. keluarlah sekarang". Sang musisi menyusuri studio dan mulai membuka pintu. Entah kenapa wajahnya tidak tampak semringah seperti teman-temannya yang sedang terkagum oleh karya baru Danu Umar.      

Pemuda ini mengabaikan berbagai ungkapan kekaguman, memilih melipir pergi. Minta ijin untuk keluar ruangan.     

.     

*Lihat cantikkan. Dea mengirimkan sebuah foto hamparan bunga mawar di grub chatting WhatsApp.     

*Wao gila.. ini gila.. (Lili)     

*Kau mengerjakan orderan siapa?. (Agus)     

*Rahasia (Dea)     

*Hari ini Aruna ulang tahun, kita kasih kejutan apa sob! (Lili)     

*Kita nelat aja nggak papa, Hari ini dia mendapatkan kejutan hebat. Sebaiknya kita tidak mengganggu. (Dea)     

*Rose-nya sebanyak itu. Sepertinya itu yang premium ya? Mahal banget pastinya? yang dapat kejutan.. Aduuh.. klepek-klepek dech. (Laras datang dengan boom stiker love)     

*Ribut amat nie anak kecil. (Stiker menendang dari Agus)     

Berikutnya mereka saling perang stiker.     

Entah mengapa percakapan sederhana itu mampu mengoyak hati sang silent reader. Dia tersungkur diranjang kamarnya kembali mengamati foto yang dikirim Dea.     

Foto leandscape itu tepat di hari pergantian umur gadis impiannya, rona kemerahan. Ada yang janggal ketika diamati sesama. Disana terdapat kaki huruf yang terpotong. Kaki hurup diatas ranjang tidur menyatakan dugaan bahwa itu adalah huruf A R U N A.     

_Bagaimana bisa manusia aneh itu (suami Aruna) sejauh ini_     

_Apakah Aruna sudah tahu kalau orang itu mencintainya??_     

Itulah yang paling ditakutkan pemilik nama pena 'bentengterbaik'. Jika sudah, apakah dia terlambat? Apakah dia yang di tunggu mati-matian akan luluh?.     

Rasa takut itu mulai hadir kembali menusuknya. Bentengterbaik mulai membuka kenanganya bersama founder Surat Ajaib. Foto  kebersamaan mereka yang begitu banyak memenuhi galeri handphone membuatnya tersenyum dalam getir.     

*Aruna, kenapa kau membiarkan ku merasakan cinta sendiri.     

*Padahal kamu pun menikmati tiap kebersamaan kita.     

*Bagaimana aku bisa mencari pengganti mu.     

*Kalau kau pun menatap dengan cara yang sama.     

*Seperti cara ku menatap mu.     

*Walau kau punya masalah tersembunyi, yang membuat ku tak bisa diterima.     

*Tapi mengapa akhirnya begini.     

*Apakah ini akhir? Atau awal?.     

"Ah.. kenapa sangat menyakitkan".     

_Aku pasti bisa.. bisa membawa mu pulang ke tempat asal mu_     

Pria ini meraih handphonenya, Dia tidak mungkin menghubungi sang rona kemerahan via WhatsApp. Agus memberinya kabar bahwa handphone milik Aruna kemungkinan besar sudah di sadap oleh suami yang posesif.     

Pria ini mengamati, akun media sosialnya. Lama dia berpikir.     

.     

*Miss you to Aruna       

Akhirnya kalimat yang terdiri dari 4 kata ini dia kirim sebagai balasan beberapa saat lalu ketika sang rona kemerahan menyisipkan 3 kata yang demikian mujarab untuk menyembuhkan luka hatinya.     

.     

Kata tersebut adalah :     

Miss you Damar (Chapter 97, Bertolak belakang)     

.     

Awalnya pemuda Padang ini ingin muncul dan memberi kejutan tidak masuk akal, kejutan di hari paling menyakitkan. Pesta pernikahan Aruna yang akan berlangsung lusa depan.     

Dan ternyata sang 'BentengTerbaik' runtuh memilih mengirimkannya sekarang. Aruna perlu tahu dirinya masih ada, dan masih di tempat yang sama. Tempat yang dia janjikan tiap saat, tempat kembali kapan saja dia biasa  berlari.       


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.