Ciuman Pertama Aruna

Brainwash



Brainwash

0Kali ini ada yang berbeda, Hendra sendiri yang berdiri meraih Glock 20 sebuah pistol yang mampu memuat 15 peluru 10 mm yang masing-masingnya dapat dilontarkan hingga kecepatan 1600 kaki per detik. Senjata yang biasa digunakan untuk militer. Entah bagaimana ceritanya para elit pengamanan dari lantai D bisa akrab dengan senjata mematikan berakurasi sangat tinggi.      
0

"Kreak". Mata biru membuat gerakan siap menembuskan peluru. Secara perlahan raut wajahnya berubah, dia mendekati pelaku yang hampir menusuk istrinya (Bukan Mimpi, Chapter 100). Meraih dagu pria itu dan menarik kasar agar berkenan menatapnya.      

"Kau beraninya menyentuh ratu ku, benar benar bosan hidup". Celetuknya mencekam bersama gerakannya memiringkan wajah pelaku kesegala arah sesuka dirinya dan senyum menyeringai penuh tekanan. Para pimpinan lantai D tidak terkejut dengan ekspresi yang suguhkan oleh pewaris tunggal Djoyodiningrat. Kecuali Walikota orang lama yang baru saja kembali ke rumahnya. Dia baru tahu Hendra memiliki sisi ini. Sungguh di luar dugaan tentang apa yang tertangkap di luar sana.      

Dia meletakan ujung Glock 20 tepat di ubun ubun pengancam pertama istrinya : "Mau selamat mudah saja, sebutkan siapa yang membayar mu".      

"Dalam hitungan 3!, satu..".      

"Tuan aku mohon hentikan.. saya.. juga tidak tahu". Rintihnya.      

"Dua…". Hendra muak, entah bagaimana ceritanya dia yang dulu benci cara Andos dan Raka membunuh pelaku yang mengancam dirinya. Kali ini dia menjelma menjadi orang serupa.      

"Tunggu!". Perempuan bernama Leona hadir dan langsung menarik tangan Hendra, memaksanya terhenti. Perempuan tinggi ramping dengan rambut terkuncir sempurna dan setelan blazer khas perkantoran mendekati telinga cucu Wiryo.      

"Kami sudah memasang chip untuknya, dan kita sudah memasukan doktrin. Dia bisa dijadikan alat". Jelas Leona.     

"Kau gunakan metode apa? kau yakin brainwash tim mu akan berhasil ". Telisik Hendra yang sudah membara ingin membunuh orang di hadapannya.      

"Isolasi, Meta Komunikasi dengan metode melemahkan fisik mereka". Jawab Leona. Perempuan ini punya deretan tim perempuan dan laki laki yang berhubungan dengan medis dan hal hal berbau modifikasi tubuh inang chip berkode, atau orang orang yang akan dijadikan alat. Hendra tidak tahu pasti apa yang dia kerjakan, dia hanya tahu ada ruang di balik pintu pintu misterius di ruangan Raka yang ternyata tempat perempuan itu bereksperimen bersama dengan timnya.      

Selama pelaku penyerangan Aruna tinggal di dalam ruang tahanan lantai D. Tim Leona sengaja melakukan eksperimen terhadapnya. Karena Hendra sempat berharap dia akan dijadikan alat. Maka pertama yang dilakukan tim medis misterius ini adalah upaya brainwash.      

Cara pertamanya adalah Isolasi dengan menangkap dan mengasingkan seseorang, hal ini merupakan salah satu cara yang terbilang cukup ampuh. Di tempat yang terpencil, orang dapat melakukan cara apa saja yang dianggapnya merupakan cara paling efektif untuk membuat orang lupa ingatan dan menjadikannya sebagai pesuruhnya.     

Di tempat yang terisolasi, sang target akan menjalani serangkaian cara-cara mengerikan yang ampuh untuk menghapus memori yang ada di kepalanya. Bisa saja dia disiksa secara fisik dan mental baru diberikan perintah.      

Cara kedua membuatnya lemah tidak berdaya Hampir mirip dengan poin sebelumnya dimana untuk mendapatkan boneka manusia yang bisa disuruh-suruh, tubuh dan fisik akan disiksa agar mental orang menjadi hancur yang kemudian akan diberikan doktrin ke dalam kepala sehingga dirinya berubah menjadi seseorang yang baru.     

Salah satunya yakni dengan membuat tubuh lelah dan mengantuk dan secara berangsur angsur disisipi informasi yang ampuh untuk mencuci otak seseorang. Disaat tubuh lelah dan mengantuk, orang akan mudah sekali dipengaruhi. Pada momen inilah otak akan melemah dan mulai diberikan ingatan baru.     

Cara ke tiga Meta komunikasi adalah cara mencuci otak dimana cara ini menyelipkan atau memasukkan kata-kata atau kalimat dalam suatu ucapan. Kalimat tersembunyi yang diucapkan ini akan terus menerus diulang. Biasanya kalimat tersembunyi ini dapat ditemukan dalam sebuah lagu.     

Kalimat tersembunyi yang terus menerus diulang dapat membuat orang merasa bingung. Disaat bingung itulah, kata atau kalimat tersembunyi itu akan mulai bekerja merasuki otak manusia dan mempengaruhinya.     

Dan kini manusia berlutut itu tak mengenal siapa dirinya kecuali kode D103 yang berikutnya dia beri nama Darko.      

.     

"Siapa nama mu?". Tanya Hendra membuktikan hasil kerja Leona.      

"Darko".      

"Siapa tuan mu?". Tanya Hendra.      

"Aku tidak boleh menyebutnya dan aku tidak tahu".      

"Apa tugas mu?". Hendra kembali menelisik.     

"Kembali ketempat awal ku dan mengikuti perintah tuan ku yang disini". Jawab Darko.      

"Pegang Pistol ini dan tembak aku!". Pinta Hendra.      

"Hendra! Perintah apa itu?". Leona langsung merebut Glock 20.      

"Kau belum berhasil, bawa dia menyingkir!". Perintah Hendra.     

"Sampai sejauh mana keinginan mu". Leona sangat tidak paham apa maunya cucu tetua.      

"Menggunakan alat dari pihak lawan memang jalan yang sempurna, namun mereka rawan berbalik arah ketika ingatan lamanya hadir kembali. Jadi ketika dia kembali pada ingatan awalnya pastikan dia tidak bisa membunuh kita. Itu baru berhasil". Hendra menjabarkan kemauannya.     

"Tanpa tahu identitas kita, tapi ketika dia menatap wajah kita baik tim lantai D terutama keluarga inti Djoyodiningrat. Darko tidak punya kemampuan membunuh bahkan sekedar mengancam. Brainwash tim mu jangan hanya gunakan metode itu itu saja. Gunakan pula metode lain juga". Perintah Hendra, Leona dan Darko serta beberapa orang mundur.      

Kejadian yang baru disajikan oleh cucu Wiryo membuat walikota sedikit bergetar, dulu dia adalah produk tetua paling awal dibanding yang lain. Namun dia tidak menyadari bahwa semua telah berubah. Tingkat stressing akibat ancaman yang bertubi tubi tanpa kendali dari musuh yang tidak terdeteksi membuat kumpulan manusia ini menjelma menjadi makhluk makhluk mengerikan.      

Sedangkan pimpinan lantai D, mereka terkesan biasa biasa saja bahkan Thomas dan Pradita menyibukan diri mereka untuk mengidentifikasi cek yang diterima Riswan menggunakan Big Data Analytics.      

.     

"Tarantula Grup? Bagaimana bisa cek ini berasal dari Tarantula Grup??". Wajah Thomas mengerut bingung.      

"Kenapa tidak mungkin?". Tanya Pradita penasaran.      

"Djoyo Makmur Grup tidak pernah berurusan dengan mereka, kita jarang ada kerja sama namun Tarantula dan kita tidak pernah saling menjatuhkan atau pun saling bersinggungan". Thomas adalah negosiator eksternal.      

"Tarantula?". Vian terlihat berfikir. Dia merasa tidak asing.     

Sedangkan Mahendra segera menyentuhkan jemarinya di atas meja Big Data Analytics. Melihat wajah wajah pendiri Tarantula Grup dan sekejab menjentikan jari telunjuknya kepada lima orang peserta meeting Vian, Riswan, Raka, Thomas dan Pradita. Data dari Hendra bergeser tersaji di bawah wajah ke limanya.     

"Pradita ada yang aku rasa tidak asing". Seru Hendra merasa mengenali beberapa dari mereka.      

"Padupadankan data dewan penghianat dari biografi yang kamu buat dengan data mereka". Tambahnya.      

"Aku kenal?! ini Adam. Dia benar paman Adam". Tambah Riswan, produk awal kegilaan tetua Wiryo.      

Pradita membuat panggilan pada timnya. Dan Vian memainkan meja dihadapannya mencari data data para kariyawan lama yang menjadi basisnya. Basis agen rahasia internal.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.