Ciuman Pertama Aruna

Apa Itu Balon?



Apa Itu Balon?

0"Kita mau nonton apa sayang". Tanya Hendra membuntuti gadis kecil yang berlarian kesana kemari. Bukannya pesan tiket nonton dia malah sibuk memborong camilan dengan kartu ajaib yang baru dia miliki.      
0

"Kau tidak akan menghabiskan sebanyak itu, sebaiknya jangan berlebih". Hendra mengingatkan istrinya.      

"Aku mau nonton film horor.  Ada film baru yang bagus, pernah dengar film mangkujiwo. Yang main Sujiwo Tejo kayaknya serem banget. Aku mau nonton ah'". Aruna begitu bersemangat dia tidak melihat ekspresi laki-laki bertubuh kokoh di sampingnya. Yang sedang menunjukkan raut muka ngeri.     

"Bagaimana kalau film yang romantis aja, kayak Teman Tapi Menikah 2. Lebih bagus itu.. aku yakin kita bisa menikmatinya". Rayu Hendra.      

"Minimal kita bisa belajar jadi suami istri normal layaknya orang lain". Harap CEO DM Grup.     

"nggak! aku nggak mau.. film seperti itu bukan selera ku". Aruna konsisten memilih film horor, Hendra yang kurang setuju tidak ingin menunjukkan ketidakberanian nya menonton film horor.      

"kalau kau tidak setuju film horor bagaimana kalau kita lihat si Doel". Aruna memberikan alternatif lain.      

"No no no.. dia laki-laki plin-plan 27 tahun. Aku takut kamu terinspirasi oleh tokoh si Doel. Kamu memutuskan plin plan 2 tahun saja aku bisa gila". Hendra semakin ngeri jika Aruna nonton film si Doel takut memberikan inspirasi bagi gadis kecil polos. Toh dia juga belum lahir ketika film si Doel pertama kali di rilis.      

"Memangnya aku plin plan? Aku tuh perempuan, si Doel laki-laki, bagaimana ceritanya aku bisa terinspirasi. Dasar aneh". Gerutu Aruna.      

"Ya udah film horor aja. Mbak Mangkujiwo dua tiket". Pesan Aruna kepada kasir bioskop. Sesungguhnya ini pertama kali Hendra nonton film di bioskop standar. Sebab pada salah satu lantai di rumah Djoyodiningrat ada ruang khusus nonton. Dia cukup nonton di sana untuk menikmati film yang diinginkan. Karena kali ini bersama istrinya, laki-laki itu ngikut saja. Apalagi dia dijanjikan akan dapat momen mandi bersama.     

_Ah terserah! yang penting nanti aku mandi sama Aruna_     

"Hi hi hi". Mata biru tertawa sendiri senyam senyum dari tadi.      

.     

.     

Film baru saja dimulai laki-laki permata biru diperkenankan istrinya untuk membuka masker wajah dan kacamata.     

Tapi anehnya ia sendiri yang tidak berkenan membuka kacamatanya sampai uring uringan.      

Alasan Hendra sangatlah sederhana ketika dia nanti takut dia cukup menutup matanya selama film itu berlangsung dan Hendra tidak ketahuan bahwa dia sedang takut. Film horor adalah film yang tidak ia sukai sama sekali.     

Si perempuan tidak hilang akal, ia tidak mau menyerah begitu saja. Siapa pun orang di dunia ini akan merasa aneh jika melihat seseorang menonton film di bioskop dengan kacamata hitam. Apalagi pelaku pemakai kacamata hitam jelas lebih aneh lagi, tidak lain dan tidak bukan itu adalah suaminya sendiri Mahendra. Aruna segera merebutnya tangkas menyembunyikan benda itu di dalam tas mungil dan diselipkan menjauh dari Hendra.     

.     

.     

Ketika alur cerita mendekati klimaks ada tangan besar memegangi lengan kecil dan mencengkram kuat kuat.      

Aruna tersenyum, tapi dia tidak berani tertawa dia takut Hendra akan malu. Tak lama kemudian terdengar teriakan seseorang yang begitu keras : "AAaaaargh..".      

Sungguh mengejutkan orang-orang yang di sekitar, mereka pun ikut menoleh kepada postur bule yang tidak matching dengan rasa takut yang dia tunjukkan.      

"Aruna kita pulang saja aku tidak mau nonton lagi, itu tontonan sampah! Tidak menambah pengetahuan sedikit pun". Pria itu ngomel-ngomel sendiri.     

"haha.. kau takut ya...". gurau Aruna.      

"nggak! siapa juga yang takut aku cuma merasa waktu ku terbuang sia sia. Tidak layak seorang CEO menghabiskan waktunya nonton film horor". Mencari alasan dengan cocoklogi yang gak jelas.     

Belum juga usai debat dia memegang tangan Aruna lagi ketika adegan seram akan datang. Bahkan sempat muntah muntah nggak jelas saat adegan penuh darah dan sayatan menjijikkan.      

Hampir saja dia berteriak untuk kedua kali, untung ada tangan kecil yang menutupi daun telinga : "kalau kamu takut nonton film horor tutup saja telinga mu.. seperti ini. Gambar itu tidak akan menakutkan lagi percaya deh sama aku". Aruna masih menutup daun telinga suaminya.      

Hendra cukup takjub, karena dia merasa biasa saja. Gambar hantu seram mengejutkan itu tak lagi menakutkan, ternyata efek suaralah faktor utama yang bikin terkejut.      

Seiring berjalannya tiap adegan dalam film Mangku Jiwo. Laki-laki itu menyusupkan telunjuknya di telinga sisi kanan dan sisi kiri. Cukup lucu. Sedangkan si mungil tertangkap asik makan sambil menikmati film horor santai.      

"Hai aku juga ingin makan dan minum". Mintanya tanpa berkenan mencopot dua jari telunjuk yang sudah nyaman menyusup di telinga.      

Terpaksa dia menunggu belas kasihan istrinya untuk memberinya suapan yang kadang arahnya sembarangan karena si dia lebih fokus nonton layar besar membentang dihadapan mereka. Untuk minum pun laki-laki itu kesusahan mendekati sedotan karena tak berkenan melepas telunjuk dari lubang telinga.      

_Haduuuuh gadis nakal! Selalu membuat hidup ku jadi konyol_     

.     

.     

"bagus ya filmnya puas banget deh". Seru Aruna senang.      

"Bagus apanya?? menyiksa iya?!".     

"Hehehe sekarang aku tahu kelemahan mu yee..". Canda Aruna. Wajah bule merah padam karena malu.     

"Nggak usah malu wajar kali itu". celetuk si istri makin bikin mata biru malu aja.     

"Tadi pilih aja si Doel, mungkin film bapak bapak dan ibu ibu itu ada cium-ciuman. jadi kita bisa terinspirasi untuk ciuman". Sesal Mahendra.      

"itu.. aja, isi otak mu". Hina perempuan polos.      

"Ayolah kita pulang sekarang..  please..". keluh Mahendra yang sudah berimajinasi tentang mangkok kuah di bathroom.      

.     

.     

Mereka menyusuri pusat perbelanjaan, sambil ngobrol sana sini. Mengikuti gadis yang masih enggan pulang terus berbelok ke berbagai display barang dagangan.     

"Aruna bagaimana kalau beli ini, bisa kita bawa ke Bali". Pria itu tersenyum menyeringai sungguh mencurigakan.      

"Apa itu balon?". Si mungil  memeriksa dan tersentak ketika mendapati tulisan 'KO*DOM'.      

Dia segera meraih tasnya dan memukul pundak si pria.      

"Berani beli itu.. aku nggak jadi berangkat". Ancam gadis berusia 20 tahun tapi jiwanya sepolos malaikat.      

"kita tidak bisa memprediksi Apa yang akan terjadi nanti.. bisa jadi waktu di sana kau juga menginginkan ku.. Dan kamu kan belum mau punya baby, masih ingin menyelesaikan kuliah. Benda ini sangat penting untuk kita berdua".      

"Pluk". Timpukan mendarat.     

"Penting". Seru si Hendra.     

"Pluk". Timpukan berikutnya.     

"Jaga jaga aja".  Suami berseru lagi.     

"Pluk". Tiap sang pria bicara, ada timpukan di punggung.      

"i..".  Hendra mengganggunya dengan ungkapan yang belum usai.     

"E..". Tiap berucap ada tas yang diangkat tapi ungkapannya sengaja penggalan hurup saja jadi tas terangkat itu sia sia. Manusia jahil ini sedang mengganggu istrinya.      

kegiatan suami istri unik tiada usainya, keras kepala satu sama lain nggak mau mengalah.     

.     

"Aaaaa...". Ada keributan di ujung sana.      

"Ada apa dengan gadis itu?". Kumpulan orang melempar pertanyaan.      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.