Ciuman Pertama Aruna

Disebut Mengintip



Disebut Mengintip

0Dan tangan itu menariknya semakin mundur, meminta istrinya merebahkan diri di dada dan mereka seolah mencari tempat nyaman masing-masing. Hendra menyandarkan tubuhnya di salah satu tepian ujung bathtub.     
0

"boleh aku tahu bagaimana masa belia mu atau masa remaja mu?". Hendra membuka pembicaraan ringan namun ada maksud di dalamnya.     

"Standar seperti kebanyakan orang pada umumnya". Jawab Aruna gugup kaku, masih belum terbiasa dengan bathtub dan genangan air hangat berpadu dengan wewangian serta dada laki-laki yang menopangnya.      

"Maksud ku aktivitas apa yang kau lakukan kala SMA". Tanya Hendra lebih detail.      

"Aktivitas ya.. aku sekolah, lalu pulang".      

"Yang seperti itu pasti dilakukan siapa saja Aruna....". Gemas sendiri.      

"maksud ku yang lebih detail.. misalnya waktu kosong mu setelah pulang sekolah kamu ngapain?". Pria ini bertanya lebih jelas supaya gadis polos memahaminya.      

"Aku.. karena aku tak begitu pandai di pelajaran matematika dan sains. Ibu ku bilang itu sangat menghawatirkan, jadi setiap pulang sekolah aku berpindah dari lembaga bimbingan satu ke yang lain, bahkan untuk matematika aku pun juga diberikan les privat. Kalau lembaga bimbingan sih.. sejujurnya sekedar aku gunakan untuk bersosialisasi dari pada belajar jadi teman ku banyak banget, belajarnya belakangan hehehe". Aruna mengingat masa remajanya.      

"selain itu kamu ngapain?".      

"Apa ya.. jadi kalau aku nggak bimbingan.. biasanya ada jadwal ekstrakurikuler.. oh iya aku juga jadi relawan sejak remaja, artinya aku bergabung dalam komunitas relawan bersama kakak senior ku". Cerita Aruna.      

"Apa yang kau lakukan dengan kakak kakak senior mu di dunia relawan itu". Hendra seperti sedang mengintrogasi.      

"Yang pasti kami sering mengadakan baksos bersama, mengajar di jalanan. Kadang bersih surau dan tempat ibadah, fasilitas umum. Bahkan sosialisasi tentang bahaya seks bebas, Kami juga pernah terlibat".      

"kamu nggak pernah hangout sama mereka?". Telisik Hendra makin dalam.      

"Gak ada waktu, baik aku yang di kepung jadwal bimbingan. Termasuk teman-teman dan kakak-kakak di dunia relawan. Sebenarnya mereka anak anak yang sangat sibuk, tapi masih menyempatkan diri". Jawab Aruna.      

"jadi teman-teman mu orang orang baik ya..". Hendra membuat konklusi di otaknya. Pantas Aruna terlalu polos. Masa belia dan remaja anak ini dipenuhi dengan lingkungan yang positif. Ikut bimbingan dan berkecimpung di dunia sosial. Berkumpul dengan orang-orang baik.     

"kamu pernah pergi ke bar?". Tanya Mahendra lebih detail lagi.     

"Itu tidak mungkin aku lakukan, sama ayah pasti nggak boleh". Jawab Aruna.      

"Oh begitu.. lalu sebelum dengan ku kau pernah punya pacar atau ciuman dengan siapa saja?". Tanya Mahendra makin jeli.      

"kamu pencuri ciuman ku yang pertama, makanya aku marah besar dan memukuli mu sampai babak belur.. nggak babak belur juga sih tapi aku benci sekali". Aruna menjawabnya. Dan pria di belakang tubuhnya tersenyum senang.      

"Kau pernah punya pacar sebelumnya?". Hendra juga penasaran dengan ini. Dia mengulangi pertanyaannya.     

"Mana berani aku punya pacar, ayah Lesmana nggak bolehin anak perempuannya memiliki pacar". Jelas Aruna.      

"Tapi kakak mu punya pacar".      

"kakak memang pandai melanggar ayah, aku sempat ingin sih.. cuman ku pikir buat apa juga.. selama masih mampu kenapa kita tidak mengikuti aja apa yang orang tua kita inginkan. Waktu itu aku berpikir itulah cara terbaik menjalani hidup. Nggak tahunya ayah melarang, karena ayah terikat perjanjian dengan kakek mu".      

"Kau pernah marah dengan ayah mu karena itu?".      

"Kalau aku marah lalu kakak kakak ku juga marah, bagaimana dengan keluarga ku.. bagaimana dengan ayah ku dan bunda ku.. mereka semua kelihatan kacau waktu itu.. dan keluarga mu tidak mungkin bisa kami lawan".      

"Apa kau menyesal menikah dengan ku..".  Pada pertanyaannya yang ini. Hendra pun menyimpan kegelisahan luar biasa. Aruna akan menjawab apa.     

"Tidak.. sama sekali tidak.. walaupun kau orang yang yang menyulitkan luar biasa.. Aku tidak pernah membenci mu.. tapi aku pun tidak bisa janji mampu memberikan banyak hal pada mu..". jawab aruna dari hati.     

"kau sudah memberi ku banyak. Sampai aku perlu bersyukur berkali-kali". Jawab Hendra dari hati pula.     

"Namun masih penasaran mengapa kau belum bisa ku sentuh, baik hati mu termasuk tubuh mu". Hendra berterus terang dengan apa yang dia pikirkan.      

"Hingga 2 tahun mendatang, Kita.. aku dan kamu tidak tahu apa yang akan terjadi. Aku hanya ingin menjaga diri ku sebaik-baiknya. Ketika seseorang membuat sebuah perjanjian, pikiran dan hatinya pasti telah menetapkan gambaran di masa depan. Begitulah perjanjian pernikahan kita membentuk ku. Tentang aku yang harus menjaga diri ku sendiri. Seperti cara mu menyembunyikan motif mu, seperti itu pula aku akan menjaga hati ku dan diri ku". Suara aruna semakin lama semakin lirih.     

"Ah' aku barusan ngomong apa ya.. lama lama aku jadi ngantuk". Dia mulai mengerjakan matanya. mencari cari posisi paling nyaman di dada suaminya.      

"Hendra kau punya minum aku haus banget, itu apa? boleh aku minum?". Aruna minta izin meneguk minuman di gelas bening yang menggoda tenggorokannya.     

"glek glek".      

"hai jangan kau minum". Hendra menghela nafas panjang ketika whisky sudah masuk di tenggorokan Aruna.     

"wee.. rasanya aneh?". Keluh Aruna yang merasa makin pusing dan mengantuk.      

"Aduh Aruna.. itu..". sang pria tidak berani melanjutkan. Awalnya hanya sebuah kejahilan. Menyiapkan whisky supaya di minum Aruna. Tapi setelah ngobrol panjang jadi nggak tega. Nggak taunya di minum juga akhirnya.      

"kenapa jadi panas gini padahal ini di air kan". Sang istri mulai merasakan efek dari whisky yang dia teguk.      

_wah gawat.. maafkan aku sayang_     

"Ya Tuhan.. kau pakai baju berlapis". Hendra baru sadar Aruna menggunakan 2 baju sekaligus untuk melindungi dirinya.      

"iya panas banget lagi..".  Aruna berusaha melepas bajunya tapi tak bisa.      

Dia sedang diserang efek dari whisky di mana seorang minum whisky akan merasa lebih tenang dan `tertidur` usai minum beberapa teguk whisky, apalagi seperti Aruna yang belum pernah sama sekali meminumnya, sebab whisky jenis alkohol yang dikelompokan sebagai bahan menyebabkan sedasi dan hypnosis.      

Hendra pun membantu istrinya melepas baju. Ternyata lapisan baju itu melekat akibat air. Dia malah melepas kedua lapis baju sekaligus pada tubuh lunglai sudah tak sadarkan diri. Hendra mendapati istrinya hanya mengenakan penutup dua buah lingkaran yang dulu berani menghancurkan integritasnya. Ukuran 36D tersuguh menggoda di hadapannya. Sesuatu yang masih belum pernah di sentuh oleh siapa pun. Milik anak baik.      

Hendra menelan ludahnya melihat benda yang membuat kecelakaan besar beberapa waktu lalu setelah pesta blue oceans. Apakah ketika kali ini dia menyentuhnya akan jadi bencana juga?.     

Sang pria mulai berpikir keras tapi dia tetaplah pria. Nalurinya secara alamiah menuntutnya untuk memiliki apa apa yang melekat pada tubuh istrinya. Terlalu sulit dikendalikan. Tangan itu bergetar meraih sesuatu yang seharusnya tak boleh dia pegang.      

Memejamkan mata takut takut. Tapi tangannya tak mau berhenti menuju tempat itu.     

"Ah.. toh dia tak sadarkan diri". Bisikan dari ruang hati mendayu-dayu membumbungkan dirinya.      

"Aku juga suaminya jadi ini adalah hak ku". Logikanya juga turut mengimani.      

Dia mengambil whisky nya dan turut menegakkan nya. Agar tidak terlalu merasa bersalah melanggar apa yang seharusnya tidak ia lakukan.      

"Huuuuh.. kenapa aku merasa berdosa ya..".      

"Tapi... Aku tak sanggup lagi". Dia bergejolak berperang antara sisi kanan dan sisi kiri. Antara perjanjian yang harus dipatuhi atau haknya sebagai suami. Tapi bukankah pernikahan ini seputar pernikahan perjanjian.      

Karena terlalu pusing sang pria menanggalkan otaknya .     

"Hais' Masa bodoh". Celetuk pria ini mengawali sesuatu yang di sebut mengintip.      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, kalau bisa kalimat ya kak ^^     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.