Ciuman Pertama Aruna

Mamma Betina (Menikah+)



Mamma Betina (Menikah+)

0Author : Adillah pada dirimu sendiri, memilih tetap menjadi anak baik merupakan hak-mu.     
0

__________________________     

Karena terlalu pusing sang pria menanggalkan otaknya .     

"Hais' Masa bodoh". Celetuk pria ini mengawali sesuatu yang di sebut mengintip.     

_jadi seperti ini bentuknya keseluruhan_ seorang suami yang awalnya mengintip malu malu, akhirnya makin berani. Bukan lagi mengintip melainkan menatap dengan mata melebar penuh. Dia memindahkan tubuh Aruna yang sudah hilang kesadaran pada lengan sisi kiri. Si mungil terlunglai sempurna menyuguhkan dua benda berbentuk setengah lingkaran.      

_Huuh.. maaf ayah Lesmana aku ngapa ngapain putri mu_ gelisah pria baik, bukan cuma tidak berpengalaman dia tidak pernah dekat dengan perempuan.      

Kali ini bukan lagi di intip atau di buka lebih lebar, dia melepas pembungkusnya.      

Hendra si pria penasaran, ragu-ragu meletakkan telunjuknya untuk memencet beberapa titik di gundukan setengah lingkaran.      

Hatinya melompat seperti roket yang akan meluncur ke luar angkasa. Antara takut luar biasa dan keinginan naluri laki-laki yang sudah mencapai puncak libidonya.     

_gila..!! aku takut hanya karena ingin menyentuh benda ini_ Hendra cukup trauma dengan tiga bencana yang luar biasa gara-gara gundukan setengah lingkaran.     

Yang pertama harus membelikan penutupnya, waktu itu dia merasa integritasnya diinjak-injak. Yang kedua malam dimana gadis ini pertama kali tidur di kamar ini, malam yang berakhir pertengkaran hebat ialah malam yang diawali dengan tidak sengaja memencet memencet benda ini.     

Yang paling parah adalah setelah pesta pernikahan blue oceans. Si gadis masuk rumah sakit seminggu penuh.     

_kalau aku memencetnya, apakah akan datang bencana apa lagi?_ iya meratapi nasib sungguh apes. Terutama gara-gara pernikahanya bersama Aruna adalah pernikahan berbalut perjanjian. Sebuah resiko dari kebodohannya sendiri.      

Tapi benda itu seolah tersenyum kepadanya meminta disentuh minimal di pencet dikit nggak papa kali ya?.      

Lupa sudah cara menggunakan otak. Dia yang awalnya memencet dengan ujung telunjuk akhirnya menyentuh dengan kelima jari.     

"Hais' aku akan jadi pencuri lagi". Keluhnya setelah tidak tahan ingin mendekap seluruh benda itu.     

Biarlah terjadi sudah terlanjur sampai di sini. Mata biru tak lagi malu malu menatap dua benda yang lebih memabukkan dari bibir Aruna. Akhirnya seluruh telapak tangannya melakukan dosa.      

"Derajat ku sekelas pencuri, kasihannya..  kamu Hendra". Dia mencibir dirinya sendiri.      

"Oh kenyal he he he". Tertawa bodoh sendiri dan merasa malu sendiri.     

Untung kantuk Aruna terlalu parah akibat whisky. coba kalau tidak dia bisa bangun dan langsung menamparnya habis-habisan berulang kali.      

Hendra mencoba meremasnya sambil gemetaran bukan main.      

"Jadi begini rasanya". Setelah mencoba merasakan lebih lama pria itu mengamati hal yang kecil mungil di ujung gundukan setengah lingkaran.     

Warnanya merah, punya Aruna bahkan masih bersembunyi karena belum pernah tersentuh sama sekali. Setelah menggaruk sudut leher yang tidak gatal merupakan wujud dari kebimbangannya. Si Hendra berani melakukan sesuatu yang lebih ekstrim lagi.      

Dia memainkannya, memainkan sesuatu yang mirip kuncup bunga. Pria yang tak berani dekat dengan perempuan ini selalu merasa penasaran.      

"Ouuch..". Ada suara keluhan muncul dari mulut perempuan tertidur.      

Langsung saja mata biru terserang takut, kebingungan dan ingin memakaikan kembali penutup dua lingkaran.      

Untungnya pemilik kuncup bunga tertidur kembali. Benda itu malah bergeser menggesek dadanya. karena sang pemilik menggeser tubuhnya mencari tempat yang nyaman yaitu memeluk. Sayang yang di peluk adalah pria yang sedang terbang keawan awan karena menjalankan strategi pencurian.     

Laki-laki dengan naluri atau insting normal, insting yang merupakan suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tetapi telah ada sejak kelahiran suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun (filogenetik). Jelas dia serasa ingin meledak saja. Gesekan yang ditimbulkan dari dua epidermis manusia  yang saling melekat tanpa pembatas membuat tubuh sang pria bergetar luar bisa, sesuatu yang baru dalam jalan hidup manusia penderita PSDT.     

"Haduuuh dada ku.. ya tuhan otak ku sudah tidak dapat ditolong lagi". Hendra menelan ludahnya.      

"Mumpung masih tidur merasakan sedikit tidak apa apa kan ya.. hee". Dan mata biru menggeser tubuh Aruna naik lebih ke atas, hidangan tersaji tepat di hadapannya. Orang yang sedang kelaparan wajar saja akan menyantap makanan pengisi perutnya. Dan hal yang sama dilakukan Mahendra. Memasukkannya ke dalam lahapan dan mulai menyantapnya dalam denyutan.      

"Ouuch..". beberapa kali terdengar keluhan dari perempuan yang terbelenggu hypnosis dari whisky. Untung dia meminumnya, minum untuk pertama kalinya. Jadi cara Hendra menikmati miliknya yang berharga itu tidak menimbulkan kesadaran.      

Hendra menghabiskan waktu yang panjang dalam pemujaan secara bergantian. Sampai-sampai tanpa dia sadari kuncup bunga yang merapat kini sudah merekah merah dia tak lagi tersembunyi kecil.      

"Apa aku bisa ketahuan??, kenapa benda itu bisa bermetamorfosis merekah dan mengembang??".     

"Aaaargh.. bisa gila kalau sampai ketahuan.. kenapa benda ini bisa begitu??". Dia bingung sendiri.     

"Ah' Ya sudahlah.. besok saja kalau ditanya baru cari alasan". Dan kembali menikmati apa yang dia mimpikan sepanjang hari.      

"Ouuch..". Perempuan mengeluh sempat mendorong kepala pria yang sedang asik memuja milik gadis mengeluh. Supaya tidak bangun itu cepat-cepat memberikan pelukan dan puk puk hangat.      

Dia tak rela sampai di situ saja, perlahan bukan lagi gundukan yang dipuja. Wilayah di sekitarnya pun ikut jadi area sasarannya. Yang terakhir ialah bibir kokain perusak logika tetap masih jadi nomor satu. Lembut perlahan agar tak bangun dia tersabda sebagai pencuri sejati.      

"Terima kasih sayang.. dua lingkaran mu luar biasa nikmat. Walau status ku masih jadi pencuri.. aku yakin nanti juga jadi milik ku seutuhnya seperti bibir mu". Pria ini berucap sambil berdoa padahal dia merasa sedang melakukan kesalahan tapi bukan dosa.     

Pernikahan ini sudah menancap di hati sejak kain Sido Asih membalutnya dia tidak pernah menganggapnya permainan apalagi perjanjian, jadi bukankah dia adalah suami sempurna.      

.     

Ketika sudah saatnya disudahi, Hendra perlahan menggendong tubuh sang perempuan dan menaruhnya di sofa bathroom. Dia ingin memanggil pelayannya untuk menggantikan baju istrinya.     

Tapi gundukan telanjang merayunya lagi dan lagi.     

"Haduuuuh.. maaf Aruna.. mumpung ini kesempatan langka Izinkan aku menikmati sepuas puasnya.. " Pria itu bicara pada tubuh istrinya yang tertidur di sofa anti air kamar mandi mereka.      

Menyusuri lagi tempat yang sama. Mengulangi sekali lagi caranya tadi menikmati dua benda memabukkan. Awalnya dia pikir hanya butuh beberapa menit. Nyatanya larut dan melupakan waktu yang selalu berjalan beriringan dengan narasi pencurian.     

Pria ini seakan ingin membuat kissmark di mana-mana di seluruh tubuh istrinya. Tapi jika itu terjadi dia bisa pulang ke rumah ayahnya. Ya sudahlah ditelan saja.     

Meminta pelayannya untuk memakaikan baju istrinya sendiri akan jadi aneh. Akhirnya dia punya ide gila.     

Mengambil selimut besar di kamar mereka. Letakkan benda hangat itu di tubuh Aruna dan tubuh perempuan langsung menggeliat perlahan karena menikmati hangatnya selimut.     

"haduh kenapa aku merasa jadi pendosa". Hendra melepas celana training di balik selimut tebal.      

Andai pria itu punya keberanian untuk menyingkap selimut tebal dia akan menemukan gadisnya hanya menggunakan segitiga di dalam. Tapi dia memahami bahwa sudah cukup caranya untuk memperlakukan aruna tanpa izin hingga sejauh ini. Dia tidak ingin di kenal sebagai penabur luka.     

Setelah mengambil baju kering  miliki istrinya. Dengan hati-hati ia membantu Aruna berganti pakaian tanpa melihat, tubuh gadis itu masih di hormati, di sembunyikan di balik selimut tebal.      

Berpacu dengan jantungnya sendiri, dan nyut-nyut yang berasal dari sesuatu yang di sebutu phallus dalam bahasa latin.     

Hendra turut bergegas berganti pakaian kering. Lalu tubuh perempuannya di bawa ke ranjang mereka. Terlelap dalam dekapan. Baru saja matanya menutup. Bunyi bunyian pagi sudah menyapa. Salah satunya alarm yang membuktikan dirinya harus mulai bersiap kerja.      

"Bodoh ah!". Mematikan handphonenya supaya tidak ada yang mengganggu. Pertempuran hati sepanjang dini hari sudah cukup melelahkan. Dia butuh istirahat, memeluk istri yang telah di incipi bagian mamma betinanya yakni organ tubuh bagian atas dada dari spesies mamalia, termasuk manusia.      

_Selamat pencuri, kau berhasil lagi_ Pujinya pada diri sendiri.      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, kalau bisa berupa kalimat ya kak ^^     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.