Ciuman Pertama Aruna

Perjalanan Panjang



Perjalanan Panjang

0"Yang terjadi antara aku dan kamu tidak ada hubungannya sama sekali dengan Damar". Aruna bangkit mengais baju yang harus dia gunakan. Walau sejujurnya dia ingin memakai baju sesuai seleranya, tetaplah Hendra menyiapkan apa apa yang dia suka untuk Aruna.     
0

.     

~     

[Flashback. Chapter 104-105, Gelombang Longitudinal]     

.     

[SEBELUM KEPULANGAN]     

.     

Seluruh keluarga sedang membayangkan kado special dari suami Aruna tidak jauh-jauh tentang : 'Malam Yang Panas'.     

_Sial! Akan ku bunuh kau setelah ini_     

_Argh…!! Apes.. Apes.._ Si bungsu keluarga Lesmana hanya mampu mengumpat dibalik permintaan keluarganya untuk memunajatkan doa pada pergantian usia ke 20 tahun.     

.     

"Aruna.. boleh ayah bicara dengan mu?". Lesmana meminta Putri bungsunya untuk menemui dirinya di ruang kerja. Sebuah tempat yang dulu digunakan seorang ayah untuk meminta pendapat putrinya tentang pernikahan di usia muda.      

"Iya ayah..". Gadis itu mengikuti langkah ayahnya, lelaki yang paling dia sayangi. Bahkan belum ada yang bisa menggantikan posisi lelaki itu di hati gadis bermata coklat ini.      

"Sejujurnya ayah tidak layak menanyakan hal semacam ini, tapi ayah yakin Aruna bisa menjawabnya. Dan ayah membutuhkan jawaban itu". Sedikit ragu-ragu Lesmana mencari kemantapan hatinya dengan menatap lekat putri bungsu yang masih berdiri.      

"Tanya saja ayah.. pasti akan ku jawab. Kalau aku bisa memberikan jawaban untuk ayah".      

"Duduklah dulu!". Pinta Lesmana lemah lembut kepada putrinya.     

"Apa Aruna sudah menghabiskan malam dengan mas Hendra?". Pertanyaan itu digulirkan dengan canggung. Sayangnya Lesmana tidak bisa menekan rasa ingin tahunya. Dia perlu memastikan jalan apa yang terbaik untuk putrinya.  Kekhawatiran Lesmana bertambah kala mendengar kado pernikahan yang sempat diceletukkan menantunya : 'kado special dari saya, telah saya siapkan dengan sempurna di kamar pribadi kami'.      

"Em.. kami sudah tidur bersama dalam satu ranjang, tapi hanya sebatas itu ayah". Pipi si bungsu sempat merah karena malu.      

"Baguslah berarti putri ayah masih punya pilihan. Ayah langsung saja bertanya. Apakah Putri ayah sudah yakin dengan mas Hendra? Maksud ayah  sudah yakin dengan pernikahan yang kalian jalani?". Ungkapan Lesmana membuat Aruna sempat terbelalak saking terkejutnya, kemudian dia mencoba menyusun pemahaman.      

"Maafkan ayah sudah merampas masa muda mu nak. Sebelum terlambat ayah punya sebuah penawaran. Kecuali putri ayah sudah yakin dengan pernikahannya. Sudah percaya dengan mas Hendra. Ayah akan merelakan mu nak". Ungkapan Lesmana berikutnya membuat putrinya paham. Mungkin Sang ayah punya cara supaya dia bisa pulang ke rumah.      

"Aku belum begitu mengenal mas Hendra, Walau kadang sulit dipahami. Sebenarnya mas Hendra orang yang baik.  Tapi..". Gadis ini ragu sesaat.      

"Kami punya kesepakatan". Dalam kebimbangan yang dia balut sendiri, Aruna ingin membagi sedikit keluh kesahnya kepada orang yang dia sayangi.      

"kesepakatan apa nak?". Kini Lesmana dibuat penasaran.      

"bisa jadi suatu saat kami memutuskan untuk mengakhiri pernikahan, ayah". Takut-takut Aruna mengungkapkan rahasia antara dirinya dan Hendra. Gadis ini sedang kacau, dia yang dibelenggu masa lalu oleh Damar. Dan sebuah kebebasan yang selalu diidam-idamkan. Termasuk perjanjian pernikahan yang membuatnya selalu ragu untuk menjalani pernikahan dengan cucu Wiryo.     

"Baiklah kalau begitu. Ayah akan membuat keputusan untuk Aruna. Dan Aruna harus mengikuti perintah ayah. Ayah ingin suatu saat putri ayah pulang ke rumah, Sambil menunggu waktu yang tepat. Pastikan Aruna menjaga diri  dengan baik". Sang ayah bukan sekedar membuat usulan. Dia memberikan perintah untuk putrinya.      

"Kalau Aruna ingin pulang, ayah berharap putri ayah dalam keadaan baik seperti semula. Jangan berikan apa pun kepada seseorang yang tidak mungkin hidup bersama mu selamanya. Dan lebih baik tidak memberikan harapan kepada mas Hendra". Tegas sang ayah.      

"Apakah aku bisa kembali ke keluarga ini sekarang ayah?". Aruna mengharapkan sesuatu yang lebih.      

"Belum bisa nak.. ada hal yang harus Aruna pertanggungjawabkan. Ayah belum di izinkan berceritakan lebih detail, sebenarnya ada sesuatu yang belum kamu ketahui. Asal putri ku selalu menjaga diri. ayah yakin Aruna akan baik-baik saja". Ucapan sang ayah dibalas dengan anggukan.      

"Sebelum waktunya tiba, berusahalah untuk terus bersabar. Bersabar tinggal di sana dan bersabar menghadapi mas Hendra". Percakapan itu terhenti karena di luar ruangan ada laki-laki yang ribut mencari istrinya. Cucu Wiryo sudah menunggu  Putri Lesmana, dia ingin cepat-cepat membawa putri bungsu keluarga ini kembali ke rumah induk.      

.     

"Aruna". Sang kakak laki-laki memanggil setelah seluruh keluarga memeluk si bungsu mungil, mengantarkannya kembali kepada pewaris DM Grup yang kini menjadi penguasa adik kecil.     

"Jika malam ini kau akan dirayu untuk melepas kegadisan mu, dengarkan kakak! itu sangat menyakitkan, jadi urungkan niatmu. Namun seandainya ini udah yang ke sekian kali, pastikan kamu tidak mengandung. Karena tidak lucu kuliah dengan perut besar". Sang kakak mengeraskan volume suaranya dengan sengaja supaya lelaki yang berdiri di belakang si kecil kesayangannya tersinggung.     

~     

Perjalanan panjang dua anak manusia yang berupaya menjadi sempurna dalam perspektifnya masing-masing, membuat mereka memilih menyembunyikan banyak hal agar terlihat baik-baik saja.      

Itu sebabnya Putri Lesmana konsisten tidak berkenan memberikan harapan apalagi menerima pernyataan cinta. Bahkan dia takut jatuh cinta kepada cucu Wiryo.      

~     

Tak disangka.      

Dua tangan si mangsa menyelinap disela-sela lengan pemangsanya.      

Mendekap, dan menempelkan tubuh mungil pada punggung Mahendra.      

"Jangan membenciku. Aku menolak mu karena aku takut jatuh cinta pada mu".     

"Aku minta maaf".  (Chapter 106, Buck Roses)      

***     

[SEKARANG]     

"Jangan lupa digunakan jaketnya". Desah Mahendra yang dari tadi diabaikan, Aruna terlalu sibuk mengambil foto.     

"Hendra apa kita berdua aja ke pantai Lovina?".      

"Iya.. ada masalah?". Pria itu berjalan menuju mobil Jeep dengan atap terbuka. Sejalan kemudian membuka pintu untuk istrinya. Mata berbinar Aruna terlihat jelas, boneka kecil yang mendamba kebebasan sedang disuguhkan sesuatu yang dia impikan. Menyusuri jalanan bebas, mendatangi pantai lepas dan mungkin saja dia bisa melihat semua yang tidak bisa di lihat dari balik jendela kamar keluarga Djoyodiningrat. Sebuah kamar yang menjelma menjadi tahanan rumah untuk gadis yang memiliki banyak aktivitas sebelum perjanjian pernikahan menjeratnya.     

Mobil Jeep Wrangler Rubicon SUV berkelir oranye dengan harga berkisar Rp 1,98 miliar Hendra gunakan untuk menyenangkan istrinya. Mobil itu sengaja dia beli sebagai pelengkap honeymoon bersama istri mungil kesayangannya. Jeep Rubicon dengan panjang mencapai 4.237 mm, lebar 1.875 mm, tinggi 1868 mm dan jarak roda 2.460 mm. Sedangkan jarak dengan tanah atau ground clearance 280 mm. Kokoh dan menawan untuk dipandang.     

Jeep ini sempat salah parkir di mansion pulau pribadi Djoyodiningrat yang berada di kepulauan Lombok. Karena pemiliknya mengira sang istri berkenan menghabiskan honeymoon di sana. Nyatanya mobil ini harus terbang ke Bali sekedar untuk menuruti keinginan hati perempuan bernama Aruna.       

"Hendra apa enggak masalah kita berangkat berdua saja tanpa ajudan mu?". Tanya Aruna ketika mata biru sibuk memasangkan sabuk pengaman.     

"Hee.. tidak masalah, ekspresi dingin istriku lebih berbahaya dari ancaman apapun".      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.