Ciuman Pertama Aruna

II-6. Dia Bidadariku



II-6. Dia Bidadariku

0Dalam keributan dari protesnya lili dan malunya Dea mendapati sahabat-sahabatnya tahu tentang cincin baru yang melingkar di jarinya.      
0

Ada yang tiba-tiba teriak memekikan telingan: "BRUOK" tubuh Agus jatuh ke lantai.     

Pelakunya pria berambut gondrong yang mengusung senyum sumringah di bibirnya. Damar datang mengendarai motor Vespa dengan laju secepat dia bisa. Menerobos pintu Surat Ajaib dan tidak peduli ada tubuh besar yang sedang berdiri di atas kursi untuk membenarkan sensor pintu surat ajaib.     

Tubuh itu tersenggol pintu yang dibuka dengan semangat oleh Damar, suaranya menggoncang seisi ruangan. Dan Agus tersungkur di lantai.      

"ARRRGH..  PANTAT KU" Agus sempat berteriak jengkel.     

Suara jatuhnya tubuh tambun seolah menggetarkan semua benda yang dipijak teman temannya. Membuat yang lain penasaran apa yang sedang terjadi. Bukannya ditolong mereka malah tertawa cekikikan. Agus sudah mirip paus yang terdampar di tepi pantai.      

"hai kalian! Aku ini senior beraninya menertawakanku! Tito! Timi! Bantu aku!" dengan masih menyisakan tawa di wajah mereka masing-masing. Timi dan Tito mengangkat Paus terdampar.     

"Cepat sekali kamu? Baru saja aku share foto Aruna" Sentil Dea yang baru sadar bahwa Damar bisa jadi mengetahui keberadaan aruna di outlet surat ajaib dari foto-foto yang dia ugah ke dalam grup WhatsApp.      

Pemuda Padang itu berjalan mendekati Aruna yang terlihat sibuk, tidak peduli dengan keributan yang barusan terjadi. Asal diketahui gadis itu sedang menggosokkan kain pelnya di sudut lantai satu surat ajaib.      

Senyum senyum sang pria mendekati gadis pujaannya, Dan kalimat pertama yang terucap ialah "hai, perempuan pembawa 6 nyawa ku"      

Aruna tidak mendengarkan ungkapan itu, dia memasang headset di telinga     

Damar kesal, bicara lebih lantang "Aruna hai!"      

"Ah" perempuan ini celingukan, ada yang memegang punggungnya.      

"calon ibu anak-anakku rajin banget"     

"hais kalau nggak berubah Damar!" Aruna meliriknya dan tersenyum penuh awas. Karena pria itu seolah ingin memeluknya. Dugaannya benar, belum juga usai Aruna berfikir Damar sudah bergerak merengkuh punggungnya dan gerakan pria itu mendapat balasan ujung tongkat pel tepat mendarat di kepala pemuda Padang.      

"dasar kau Aruna tega sekali!"      

"Jangan banyak mengigau anak sastra cepat bantu aku bersih-bersih. Sepertinya semua orang di sini kena virus mu" Virus hidup terlalu santai dan berantakan.     

"Kenapa aku yang kena"      

"Aku tidak peduli cepat bantu! pokoknya tempat ini harus rapi seperti dulu"      

"Okey... Okey.. Cantik.. apa yang enggak buat kamu" Uangkapan Damar ditangkap biasa saja oleh Aruna dan yang lainya. Mereka semua sudah terbiasa dengan cara bicara ngawur Damar pada Aruna. Kebiasaan lama yang sudah ada sebelum gadis itu dinikahkan oleh keluarganya. Kecuali pria yang di kirim suami Aruna, Timi memasang wajah tak suka.     

Seiring suara musik di putar, seluruh penghuni outlet surat ajaib mulai bergerak merapikan kembali tempat yang nyata-nyata membawa banyak kenangan untuk masing-masing penghuninya.      

Damar terus saja mengintip Aruna, belum percaya dengan penglihatannya. Makhluk dengan sebutan perempuan memang sangat mengganggu kalau dia sudah pandai bersemayam dihati laki laki.     

Cinta itu memang aneh     

Jalan cerita apa lagi     

Saat aku lelah dan ingin berhenti berharap     

Dia datang menyapa sesuka hati     

Tidak peduli seberapa sakitnya bekas luka     

Sekejap semuanya terbalut dan sembuh begitu saja     

Lupa cara sakit, hanya karena melihatnya tertawa     

Mungkin begitulah proses menjadi dewasa,      

Sampai kita terbiasa saat rasa datang dan pergi seenaknya sendiri.      

Dengan tidak tahu diri     

***     

"Dea mana tugas ku?" Aruna berharap segera memeriksa apa saja yang perlu dilakukan agar bisa mengikuti ujian akhir semester kali ini.      

"setahuku kamu sudah mengerjakan semuanya" Dea selalu berkomunikasi dengan Aruna dan tahu gadis itu mengikuti semua perkembangan kuliah dan turut serta mengerjakan tugas walau tidak masuk kelas. Aruna sudah menyelesaikan semuanya sayang tertinggal di rumah suaminya. Dea tahu perempuan ini pergi dengan cara kurang baik, meninggalkan suaminya tepat ketika mereka honeymoon di Bali.      

"Hehe ketinggalan semua nggak sempat aku ambil" ungkapan dari celoteh Aruna telah dipahami oleh Dea. Gadis berhijab menyerahkan berkas pesanan Aruna dan perempuan kuncir kuda segera memeriksa lembar per lembar. Tugas tugas lainnya sudah dikirim via WhatsApp dan email.      

"kau yakin bisa mengerjakan semua ini, lihat tugas prof Dendy membuat animasi berupa video dengan karakter yang dia deskripsikan. Teman-teman sempat protes seharusnya tegas model begini untuk anak anak animasi film bukan untuk kita! Tapi prof Dendy tidak peduli" Dea mengkhawatirkan wajah penuh tekad Aruna.     

"Tak masalah aku harus mencobanya" perempuan ini bicara sambil memasukkan donat ke mulutnya. Yang lain lebih suka merebahkan diri dan bermain game menghilangkan rasa lelah karena bersih-bersih seharian.      

Sedangkan Aruna, dia sibuk membaca dan mempelajari tugas kuliahnya.     

"kau juga akan masuk kuliah Aruna?" Damar ikut bersemangat.      

"Kalau gitu aku juga akan kuliah" Tambah pemuda Padang.     

"Kamu bilang akan memperpanjang cuti mu" Aruna bicara tanpa melihatnya, dia masih fokus menatap lembaran.     

"tidak akan aku perpanjang, kalau kamu masuk kuliah, aku juga akan masuk" Pemuda ini meletakkan stik game, menyerahkan benda itu kepada Tito.  Perlahan mendekati gadis yang keberadaannya mengusung perasaan bahagia.     

Aruna tidak peduli, dia perlu menyelesaikan semua ini dalam waktu sesingkat singkatnya agar bisa ikut ujian minggu depan.      

"Aruna.." bisik Damar Setelah begitu dekat dengan gadis pujaannya yang sempat membuatnya hancur berkeping-keping karena pernikahan dadakan.     

"Hais! Jangan dekat-dekat" Dea menjauhkan Damar dengan mendorong dada pria itu menggunakan buku yang di gulung menjadi tabung.     

"Apa kau tidak rindu padaku?" pria ini lebih banyak berharap dari sebelumnya.      

"please jangan ganggu aku, Aku sedang pusing. Lihat tugasku banyak banget" Aruna mencoba mencatat poin-poin penting dan bertanya pada Dea apa saja yang tidak ia pahami.  Mengabaikan Damar sekali lagi.     

Dan si pemuda tidak kalah pandai merayunya, meletakkan kepala pada telapak tangan dan menopangnya dengan siku, mengganggu sambil mengamati gerak-gerik gadis serius disampingnya.      

Bahagia luar biasa seperti mimpi di siang bolong begitulah hati Damar melukiskan.     

lalu membuat gerakan mencubit pipinya sendiri.      

"iih.. aneh tau nggak sih kamu.. Kamu pikir, kamu sedang bermimpi" Gerutu Aruna terganggu.     

"Iya! emang nggak boleh" Damar senang merasa berhasil.     

"enggak! Dia masih istri orang" Celetuk Dea ikut ikutan.     

"biarkan aja dia istri orang, karena aku yakin dia bidadariku di surga" Pembuat sajak memang sangat ahli membuat merinding.     

"Dea" Aruna memanggil sahabatnya yang jelas duduk tepat di sampingnya. Kuncir kuda memang sedang berada di tengah-tengah antara damar dan dea.      

"ya" Jawab singkat Dea.     

"apakah kain pel kita masih ada yang belum kering" (Aruna)     

"Ya kurasa belum ada yang kering" (Dea)     

"Bawakan satu untuk ku"     

"hah buat apa??"      

"buat ngepel isi kepala Damar yang rusuh penuh debu"     

Dan ternyata bukan hanya Dea yang tertawa cekikikan mendengar ungkapan Aruna. Di ujung sana Timi yang dari tadi memperhatikan Nona keluarga Djayadiningrat juga ikut tertawa.      

Membuat mata sipit lily memicing sejalan dengan kecurigaannya. Timi memperhatikan Aruna lebih dari sewajarnya.     

Tentu saja hal  tersebut wajar dilakukan oleh seorang tim elit yang berada di bawah naungan lantai D. Tapi Lily tidak tahu bahwa Timi ialah seseorang yang dikirim oleh suami Aruna dan punya latar belakang yang berbeda dari apa yang tertangkap.     

.     

"akhirnya dia pulang.. huuh sangat mengecewakan" suara ini berasal dari desahan lirih seorang unit elite yang menyusup di surat ajaib.      

"aku rasa pilihannya sangat tepat.. dia harus pulang supaya selamat" suara desahan yang ia kira hanya terdengar oleh dirinya sendiri nyatanya dibalas seorang perempuan, ungkapan Andien sedikit mengejutkan.     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.