Ciuman Pertama Aruna

II-14. Cuek Bebek



II-14. Cuek Bebek

0"bagaimana menurutmu? Mendengarkan musik lebih menyenangkan?" Tanya 'bentengterbaik' kepada gadis yang baru saja duduk di salah satu kursi tempatnya mengawali kelas pertama sebagai mahasiswa desain setelah terabaikan berbulan-bulan.       
0

"Iya.. (senyum) tapi kenapa isinya lagu milikmu semua?" Tanya Aruna terheran heran, menyadari kelakuan Damar disengaja.       

"Hahaha sengaja" Balas santai menyuguhkan senyum sumringahnya.       

"Kau ini!" Aruna melirik Damar, dan ternyata pria itu menatapnya sejak tadi. Bukan saja pemuda di sampingnya, ternyata beberapa teman di dalam kelas juga curi-curi lihat. Walaupun hari ini hari pertama yang harusnya terasa berat, untung bukan lagi masalah besar. Aruna sudah terbiasa dengan apa yang orang lain perbuat terhadapnya. Ketika dirinya berjalan bersama Hendra sering kali kejadian semacam ini sekedar Deja vu saja, dia yang di jadikan bahan bisikan dan Hendra lah yang dilirik.      

Apa yang membuat mereka begitu mencuri perhatian? tidak lain adalah dua orang anak muda yang baru kembali ke kampus merupakan orang-orang yang masih hangat dibicarakan publik. Yang satu karena dia mundur secara mendadak dari manajemen artis yang satunya karena dicampakkan suaminya.       

Memilukan? sangat! demikian isi otak orang lain. Padahal keduanya biasa saja, kadang persepsi inilah yang membunuh mayoritas karakter seseorang, Aruna dan Damar menyadari cara terbaik adalah cuek bebek. Terserah pikiranmu, karena duniaku milikku dan aku bisa terus melangkah tanpa bantuanmu. Aruna sempat di ajarkan Damar cara bertahan, sebuah cara yang dulu di ajarkan Pandu manajernya.      

Dan kini keduanya duduk bersama ngobrol seolah mengabaikan orang-orang di sekitar. Begitulah cara damar dan Aruna menguatkan dirinya masing-masing.       

"Aku akan menemanimu di sini sampai kelas selesai"      

"ngapain sih kamu? Aku nggak suka Damar! Kelas bahasa tidak ada disini!"      

"Nggak peduli pokoknya aku nemenin kamu sampai kelas ini selesai"       

"aku bilang, aku nggak mau"      

"Ayolah.. Aku tahu kamu membutuhkan teman di sini. Apalagi Dea berada di kelas yang berbeda"      

"sudahlah.. pergi sana"      

"nggak mau!" Aruna mulai tidak nyaman.      

"Aku bilang pergi" Aruna menurunkan headphone yang dipasang Damar pada telinganya. Menyerahkan benda itu tepat di kedua telapak tangan Damar.       

"tidak peduli aku tetap di sini" si pria bersih kukuh.      

"Damar!" tiba-tiba gadis itu memanggilnya dengan ungkapan serius.       

"Iya" Dia sedikit melongo mendapati ekspresi yang disuguhkan Aruna.       

"pergilah.. Aku nggak suka dikasihani"      

"Hai.. aku nggak kasihan sama kamu"      

"Cukup! Tidak usah berpura-pura pergi sana"       

"Aruna Aku.." belum sempat ia mengutarakan maksudnya salah satu dosen hadir pada ruang kelas. Dan pemuda ini memilih keluar, sesuai permintaan gadis yang tadi menegurnya dengan ungkapan serius.       

***      

"Ada apa menemui saya? Sudah menunggu lama?" salah satu dosen, tampak sibuk merapikan berkas-berkas di mejanya. Dia baru datang dari kelas lain. Mendapati Aruna sudah duduk kikuk di kursi depan meja kerja dosen desain grafis periklanan.       

"tidak pak, barusan saja" jawab Aruna.      

"Oh tunggu kamu Aruna kan?" gadis ini mengangguk.      

"aduh sayang sekali kemarin aku cari-cari kamu. Tapi teman-teman kamu bilang kamu sudah lama tidak masuk kuliah"      

"itu memang benar pak Robin" Aruna mengiyakan.      

"Padahal aku mau merekomendasikanmu untuk pembuatan desain iklan produk minuman ringan po*ari. Perusahaan internasional itu sedang mencari desainer muda yang bisa mewujudkan konsep mereka, desain menarik dan fress yang lahir dari karya original pemula untuk iklannya di semua sosial media dan tools marketing. Aku tahu minimal kamu pasti masuk 3 besar"      

"Maafkan aku pak Robin" gadis ini hanya bisa tersenyum menanggapi ungkapan berapi-api dosennya.       

"Aku mengirimkan anak lain dan sesuai prediksiku dia cuma masuk 10 besar" dosen itu memasang wajah kekecewaan.       

"Lalu sekarang.. Apa yang bisa aku bantu?" tambah pak Robin.       

"Saya membawa semua tugas yang diberikan di kelas selama satu semester ini" Aruna mengeluarkan beberapa berkas seiring caranya mengutarakan maksud kedatangannya. Gadis ini berharap diberi kesempatan mengikuti ujian akhir semester. Dia membutuhkan kesempatan ini. Atau harus mengulang pada semester berikutnya, artinya anak berbakat namun karena suatu sebab dia tertinggal dari yang lain cukup memilukan untuk di sandang.      

"Mohon maaf Aruna, aku tahu kamu punya bakat luar biasa di bidang desain. Tapi, kalau aku meluluskanmu untuk ikut ujian akhir semester. Berarti aku melanggar peraturan kampus" Dosen tersebut tersenyum ramah kepada Aruna tapi jawabannya sangat memilukan.       

Lebih memilukan lagi karena dia adalah dosen terakhir yang hari ini ditemui gadis bermata coklat. Dan semuanya menjawab tidak mungkin memberikan kesempatan untuk Aruna.       

Mahasiswi yang selama satu semester hanya masuk pada pertemuan awal saja. Memang mustahil untuk ikut ujian akhir semester.       

"Seumpama aku mengizinkanmu, itu artinya aku tidak adil dengan mahasiswa-mahasiswa yang lain. Kamu yang tidak masuk kuliah dengan tertib Kamu sendiri yang harus menanggung akibatnya" ini ungkapan  dari dosen sosiologi desain yang di temui sebelumnya.       

"Anda harus tahu, antara duduk di dalam kelas mendengarkan saya menjelaskan mata kuliah. Sedangkan kamu mengikutinya di tempat lain Entah itu secara online maupun pinjam catatan teman-temanmu. Feel yang didapat tidak akan sama. Jadi saya tidak akan memberimu kesempatan. Karena aku merasa itu menyia-nyiakan apa yang sudah saya kerjakan, apa gunanya berdiri di depan kelas dan menjelaskan materi kepada mahasiswaku yang masuk" Aruna hanya bisa minta maaf kepada dosen psikologi komunikasi.       

"kalau memang dari awal kamu tidak masuk kuliah karena menderita suatu penyakit. Sehingga tubuh lemah dan kesulitan untuk masuk kuliah saya masih memaklumi. Sayangnya anda tidak punya alasan yang tepat menurut saya. Walau sudah menyelesaikan tugas yang diberikan kepada teman-temanmu, bukan berarti kamu bisa ikut ujian akhir semester. Tolong hargai keputusan saya ya.." dosen Desain Piktogram dan Identitas Korporat juga memberi pernyataan yang sama.       

Aruna hanya bisa pasrah tiap kali meninggalkan ruangan dosen. Tidak ada satu pun yang menerima usulannya. Padahal gadis ini sudah bekerja keras selama seminggu terakhir, menyelesaikan tugas yang harusnya diselesaikan mahasiswa normal selama 6 bulan. Dia lupa makan dan lupa tidur. Nyatanya tidak ada harapan untuk dirinya. Keluar dari gedung dengan langkah lambat tak berdaya, Aruna menuju tempat parkir.       

"Tuan Itu Nona, anda ingin menemuinya sekarang?" Hery memberikan informasi kepada Mahendra yang dari tadi terlihat sibuk dengan hendphone-nya.      

"kita ikuti saja apa yang akan dilakukan setelah ini, dia akan lebih tersiksa jika bertemu denganku sekarang. Aruna pasti pura-pura bahagia, dan itu menyulitkan dirinya" Hendra mendapatkan info di grup telegram dari para penjaga istrinya. Mereka bilang istrinya baru saja menemui beberapa dosen untuk meminta ijin mengikuti ujian akhir semester.       

Dan ternyata tidak ada satu pun yang memberikan accepted permintaan perempuannya. Dia pasti sangat kecewa setelah beberapa hari berupaya keras menyelesaikan semua tugas dan melobi dosennya.      

Hendra membuntuti motor matic merah yang dikendarai Aruna. Mobil itu berjalan lambat menyusuri jalanan bekas istrinya. Baru menyadari bahwa dirinya benar-benar menghancurkan masa muda dan masa depan gadis yang sedang membawa kumpulan berkas tugas kuliah yang dia sisipkan di antara celah kaki motor matic.       

_Kemana Aruna pergi?, Ini bukan jalan menuju pulang?_      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.