Ciuman Pertama Aruna

ll-19. Rencana Gila



ll-19. Rencana Gila

0Deg deg deg     
0

Akhirnya jantung hati perempuan dingin ini bisa berdetak juga karena ucapan lelaki bermata biru.      

Hendra bergerak perlahan bangun dan menatap lekat mata Aruna: "jika ada kesulitan yang kamu alami, beritahu aku. Mungkin aku tidak bisa membantumu secara langsung, tapi percayalah aku selalu menjagamu. Aku berada di sekelilingmu"     

Aruna hanya mengangguk.      

"jadi apa ada yang ingin kau ceritakan padaku?"     

"Tidak ada"     

"Bagaimana dengan kuliahmu? Semua berjalan lancar?"     

"Ya.. lancar"     

_huh Aruna.. kamu ini benar-benar menyulitkan_      

"Berikan aku pelukanmu" permintaan sang lelaki ditanggapi dengan gerakan menghambur memeluk mata biru.      

"Setelah ini, aku akan sangat sibuk" Hendra mendongakkan dagu gadis itu dan mulai menenggelamkan mata Aruna dengan kecupannya. Sang pria menyentuh kelopak mata dengan ujung jari lalu mengecup tempat bekas sentuhan jemarinya.      

"itu artinya tidak banyak waktu yang bisa aku berikan untukmu" lalu pria itu menyentuh ujung hidung Aruna, sesaat kemudian sentuhan itu berubah kecukupan dari mulut mata biru.      

"Selama ini, kamu memang tidak punya banyak waktu untukku" Aruna turut bicara mengimbangi ungkapan suaminya.      

"Masalahnya, setelah ini mungkin akan banyak berita tentangku" Hendra mengusap bibir merah milik gadisnya, tak butuh waktu lama dia mainkan bibir bawah Aruna dengan gerakan lembut sesuai kesukaan istrinya.      

"Apa maksudnya reputasimu akan semakin buruk?"      

"Ya.. bisa jadi"      

_Andai aku menyelamatkan reputasiku, maka reputasimu yang buruk_ sebuah perpisahan entah disengaja atau tidak pasti menimbulkan gejolak, dan publik selalu menuntut siapa yang menjadi antagonis dari perceraian yang terjadi.     

Lelaki bermata biru menyusup lebih dalam.     

"Auh... Ah.." putri Lesmana mulai terengah-engah.      

Ada gerakan menjatuhkan tubuh perempuan, dan caranya memburu seperti biasa makin tidak bisa dikendalikan.      

Sang pria memegangi kancing baju dengan bimbang. Satu kancing baju perempuan terlepas, pemiliknya belum menyadari hingga mendekati kancing baju ketiga. Aruna baru sadar, ada yang mencoba menyentuh dadanya.      

"Stop!" Gadis itu mendorong tubuh laki-laki yang menindihnya.      

Ada mata sayu yang berharap kebutuhan nalurinya dipenuhi, namun di sisi lain ada mata perempuan yang menatap tajam. Menyungkur menyembunyikan dirinya: "maaf, aku belum mau"      

Tertangkap jelaskan gerakan gadis itu memegangi ujung-ujung baju yang tadi sempat terbuka, dia mengancing kembali bajunya cepat-cepat. Lalu memunggungi pria yang menjatuhkan diri pasrah di samping tubuhnya.     

Ketika laki-laki bermata biru mencoba untuk memeluknya, perempuan itu membuat gerakan penolakan.      

"kamu mencintaiku, tapi kamu tak menginginkanku"     

"Belum sekarang Hen..."      

_kehidupanmu sangat rumit, aku takut ternyata kita tidak bisa bersama lagi seperti sebelumnya_     

Mahendra menunggu perempuannya tidur hingga terlelap. beberapa kali mengintip Putri Lesmana lalu merengkuh dan membaliknya Ketika gadis ini benar-benar hilang kesadaran.     

Aruna perempuan pertama yang mampu memacu nalurinya untuk melakukan hal-hal di luar prediksi.      

Melonggarkan pelukan dan berpisah sejenak memang menyakitkan. Asal masih ada harapan tidak ada kata mundur dalam kamusnya, Hendra lebih takut menyerah.     

***     

"Dug dug dug"      

"kalian tahu aku tidak suka berada di tempat seperti ini!" Gibran protes kepada para pewaris tarantula grup yang mengadakan pertemuan di klub malam. Suara musik begitu menyiksa Gibran yang tidak suka dengan kebisingan.      

"Ayolah, Kau terlalu sibuk mengurusi perempuanmu yang mengancam bunuh diri. Itu sangat membosankan" Rey Braga, laki-laki yang menggunakan nama Gibran untuk melakukan penyamaran.      

"Nikahi saja, tidak usah banyak berpikir. nanti kalau dia lari atau selingkuh yang penting identitasmu sudah menikah" kini yang bicara adalah Heru Atmojodjo.      

"masalahnya tidak semudah yang kalian pikirkan" Gibran menatap kosong kumpulan perempuan dan laki-laki yang sedang jingkrak-jingkrak di lantai 1.      

Tak lama kemudian bar tender datang membawa  minuman yang dipesan oleh salah satu dari mereka.      

"hei ini untukmu! Nakula christian menyerahkan salah satu gelas kepada Gibran dan satu lagi yang berada ditangan kanannya perlahan di teguk.      

"Kau tahu aku tidak minum?" Gibran menolak dan menggeser gelas.      

"Yang benar saja! Kau masih menggunakan pola hidup sehat? Tidak Minum kopi? tidak minum bir? Hidupmu terlalu lurus Gibran" suara terkekeh dari Nakula terdengar nyaring.      

tak lama perempuan dengan belahan dada yang hampir saja mengekspos bagian terlarang berjalan lenggak-lenggok menuju tempat duduk mereka. Tiara Susmita Salim, anak kedua dari keluarga Salim ini bertolak belakang dengan kehidupan kakak pertamanya. Dia seolah-olah menjadi anak pemberontak dan hidup berfoya-foya, hal yang menjadi kebanggaan ayahnya dia mau bergabung dengan sepak terjang tarantula.      

Sedangkan kakaknya, intan Sasmita Salim memiliki kehidupan yang begitu sibuk mengurusi bisnis keluarganya. Terlihat sebagai perempuan yang terhormat, sungguh berlawanan dengan adiknya.      

"yuhu.. kau selalu seksi Tiara kemarilah duduklah di pangkuanku!" Nakula menawarkan pahanya, tapi perempuan itu melewatinya. Dia memilih duduk di antara Gibran dan Rey, Tiara selalu mengejar-ngejar Gibran sejak dia belia. Sayangnya Gibran selalu dingin tidak menanggapinya, dan perempuan ini berakhir sebagai pacar key barga kakak laki-laki Rey Barga.     

"kapan kakakmu keluar dari penjara, hanya dia yang bisa membuatku menemukan makna bersenang-senang" Tiara dan key belum menikah tapi mereka punya rumah pribadi dan hidup bersama seperti pasangan suami istri.      

Key ditangkap polisi karena penggunaan obat-obat terlarang, sebenarnya Tiara juga terlibat. Tapi anak ini bisa kabur terlebih dahulu sebelum penggerebekan yang dilakukan kepolisian.      

Kali ini key terpaksa dipenjara karena dia sudah ke tiga kali tertangkap dengan kasus yang sama.      

"Beri tahu key, untuk berlama-lama mendekam di penjara, supaya seluruh saham milik Barga menjadi punya ku" Rey sangat bosan menghadapi kakaknya. Pria itu sumber masalah keluarga, mengakibatkan ayah ibunya memilih ke luar negeri untuk menenangkan diri. Dan menyisakan Rey yang tinggal di rumah Diningrat dan pengurus segala bisnis keluarga barga sendirian.      

Key tinggal datang dan meminta jatahnya.     

"Rey Kamu adalah adiknya, kamu belum datang menjenguknya kakakmu mencarimu" Tiara menyampaikan pesan key. Perempuan ini yang sering mengunjungi key.      

"Aku tidak peduli. Ayolah kita bahasa hal lain" kini Rey berusaha mengalihkan pembicaraan. Pemuda berkacamata dengan style vintage ini begitu bosan dan malas jika dihubungkan dengan kakaknya sendiri.      

"kalian sudah dengar.. tuan muda Djoyodiningrat ditinggalkan istrinya" Rey masih berusaha mengalihkan pembicaraan. Pertemuan kali ini sesungguhnya untuk membahas hal-hal terkait menjatuhkan keluarga Djoyodiningrat.      

"kadang aku berfikir mengapa kita harus melakukan ini" kali ini Gibran bersuara, suaranya rendah tapi selalu didengar oleh lawan bicaranya.      

"tidak usah dibahas, masalah ini sudah menjadi takdir kita. Ini adalah permusuhan turun temurun, dan kita harus melanjutkannya tanpa menoleh lagi" Nakula yang paling kecil daripada kumpulan orang-orang di sekitarnya Terdengar antara bijaksana dan miris.     

"Andai Aku bisa memilih, aku ingin menjadi keluarga Paman Adam" suara ini makin lirih tapi masih tertangkap telinga yang lain, keluarga Paman Adam nalendra melarang anak-anaknya Angga Hyuga nalendra dan Bianca nalendra  turut serta meneruskan tindakan tidak masuk akal, balas dendam tiada akhir. Walaupun diancam akan dihilangkan pengaruhnya maupun hilangkan sahamnya dari tarantula group. Paman Adam tidak peduli, dia punya prinsip sendiri. dan satu-satunya keluarga yang begitu layak untuk dijadikan contoh karena kehidupannya lebih normal dan terlihat sangat bahagia.      

"Panggil Oliver?!" Heru memecahkan kebekuan dengan menginstruksikan salah satu ajudan yang duduk tidak jauh darinya.      

"Oh Oliver kelakuannya masih saja belum berubah.." Tiara ikut memecah kebekuan dengan membuat hinaan untuk Oliver Abraham, yang sedang asik menikmati musik terhentak di bawah sana bersama beberapa perempuan.      

belum genap semuanya berkumpul Rey membuat ungkapan yang membingungkan: "Misiku untuk mendapatkan mantan istri Mahendra akan tetap aku jalankan"      

"jangan melukai gadis yang tidak bersalah, dia sudah berpisah dengan pewaris tunggal Joyo makmur group. Buat apa kita buang buang waktu untuk menyakitinya" Gibran kembali memimpin percakapan.      

"Aku tidak akan melukainya, lebih tepatnya aku menginginkannya" Rey kembali mengusung ungkapan yang membuat lawan bicaranya mengerutkan kening.      

"Hahaha sekarang kau terobsesi dengan anak baik itu, kata-katamu kemarin sungguh akan kamu buktikan" Oliver yang baru datang tiba-tiba melempar celetuk ringan.      

"Jadi kau mempengaruhi kakaknya, tapi ternyata kau terpengaruh juga oleh Anantha. Kalian berdua sama saja" Heru ikut berbicara.      

Sepertinya hanya Gibran yang tidak tahu salah satu anggotanya terjebak perasaan dalam misi penyamaran: "jangan gunakan namaku, Aku tidak mau terlibat dengan rencana gilamu itu"     

Penjelasan Tambahan :     

Tarantula adalah kumpulan dari nama Tujuh dewan pendirinya. Ta : Tanto Kristian, Ra : inisial nama seorang perempuan yang kini berubah identitas menjadi Julia, ibu Rio yang merupakan nenek Gibran, N : Ndaru Dirga Atmodjo, T ke dua : Tegar Markus Salim, U : Untung Braga, L : Linus Abraham dan A : Adam Nalendra.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.