Ciuman Pertama Aruna

II-45. Ribuan Tetes Air



II-45. Ribuan Tetes Air

0"saya beritahu ya nona, kehidupan itu tidak sesimpel apa yang ada di dalam otak anda. Jadi tolong berperilakulah yang sopan. Anda boleh berperilaku seenaknya pada yang lain. Tapi bukan pada saya" omongan Timi membuat seluruh orang di ruangan lantai 2 terbengong. Dia menggunakan suara yang berbeda, logat bicara yang berbeda, bahkan aura yang berbeda.     
0

Seolah Timi bukan dirinya yang biasa terlihat sehari-hari. Si pendiam, punya perilaku manis dan terlihat sangat dewasa. Tapi tidak sedewasa hari ini ketika laki-laki itu seolah sedang berubah menjadi orang lain.       

Sejenak Lily terdiam, kemudian bangkit berlari menuruni tangga. Mungkin dia menangis dan memilih untuk pergi menjauh dari teman-temannya.       

"Biarku kejar dia" Aruna ikut bangkit. Ingin membuntuti Lily.       

"jangan kamu Aruna, biar aku saja. Tadi Lily cemburu sama kamu" Kini dea yang bangkit, mencoba mencari pemahaman dari masalah yang sebenarnya tidak 'penting banget'.       

"Lily anaknya memang begitu. Dia sangat baik, sebenarnya. Walau kadang suka memaksakan kehendak. Andaikan kamu bisa bicara dengannya menggunakan cara yang lebih baik. Pasti dia mengerti" ucapan Aruna diterima dingin oleh Timi. Pria itu seolah tidak peduli dan kembali memasang handphonenya.       

"Kau tahu nggak?, Lily tidak pernah seperti itu pada orang lain. Maksudku pada laki-laki. Dia lebih suka uang dari pada dekat dengan cowok. Waktu aku kembali ke sini, dan ternyata dia mengejar-ngejar seseorang. Aku sampai terkejut, aku tahu kau punya suatu rahasia yang buatmu tidak mungkin memiliki ikatan mendalam" Aruna menyisipkan pesan sarat makna pada percakapan yang seolah-olah ngomong sendiri. Dia tahu Timi tidak mendengarkan musik, dia hanya sedang tidak ingin menanggapi apa pun. Begitulah caranya, sengaja memasang headphone besar di telinga.       

"sayang sekali, harusnya kamu tidak sekaku itu pada Lily. Sederhana sebenarnya membuat Lily sadar. Ajak dia bicara secara pribadi, dan jelaskan kondisimu yang sebenarnya. Bahwa kau tidak mungkin bisa menerimanya. Entah alasanmu itu cuman sekedar alasan atau kamu mengungkapkan kenyataan yang sesungguhnya sebagai alasan" Aruna masih mengoceh. Lirih rendah, hanya bisa didengar dua orang berdekatan.      

Tanpa diduga Timi merespons ocehan sepihak dari Aruna: "sejauh mana anda tahu siapa aku? Dari yang anda sampaikan sepertinya anda sok kenal dan kepo tentang diriku?"       

"Gerak-gerikmu saja sudah berbeda, dan aku tahu suamiku suka menguntitku. Entah itu menggunakan orangnya atau dia sendiri yang melakukannya"       

"tapi anda tidak punya bukti. kan? Jadi itu sekedar argumentasi anda sendiri" yang terjadi saat ini Timmy tanpa sadar menjadi dirinya sendiri ketika bicara dengan Aruna.       

"kamu butuh bukti bahwa aku mengenali siapa dirimu" Aruna kembali bicara.       

"Simpel sekali, ada seorang adik ipar mengirim foto temannya yang bekerja bersama-sama dalam satu naungan start up. Fato itu diterima kakak iparnya yang merupakan leader tim marketing Djaya makmur group. Dan orang bernama Aditya masih ingat Tyan Mizan Timur. Laki-laki yang dulu bekerja di devisi design projects yang kabarnya pindah dan naik jabatan, tapi tidak tahu pindah dan naik jabatannya ke mana" Omongan enteng Aruna menimbulkan detak jantung luar biasa di hati seorang ajudan tim elit yang rahasianya terbongkar.       

"aku akan menyimpan pengetahuanku hanya untuk diriku saja. Aku tahu identitasmu sedikit aneh, Sejak pertama kali membaca CV-mu." Aruna melirik agen rahasia yang tertangkap basah.     

"Tenang kau bukan seorang yang gagal, karena aku yang berperan sebagai target misimu akan bekerja sama untuk menutupi identitasmu" Aruna kembali bicara enteng. Di antara detak jantung dan keringat dingin laki-laki yang duduk tidak jauh darinya.       

"pergilah dan temui Lily, membuat alasan dengan membual saja tidak masalah. Aku tahu se-tidak masuk akal apa pun alasanmu Lily bisa memahaminya. Dia hanya tidak suka ketika di cuekin berkali-kali. Makanya jadi.." belum usai Aruna bicara. Ada yang bangkit dari tempat duduknya. Kemudian berlari menuruni tangga. Dan Aruna tersenyum melihat omongannya yang dia pikir tidak di respons sama sekali ternyata bisa mempengaruhi Tyan Mizan Timur.       

Seorang karyawan pusat perusahaan multinasional. Dengan kompetensi yang luar biasa, kemudian mendapatkan mandat untuk bergabung dengan unit lantai D, setelah pelatihan yang cukup panjang. Tyan menyusup ke dalam kericuhan anak-anak muda di dalam outlet surat ajaib.       

***      

Kedatangan Hendra di rumah induk serta-merta disambut hangat oleh Oma Sukma dan perempuan pendiam Gayatri. Dua perempuan itu berjalan tergesa-gesa ketika mendengar pria spesial dihati mereka akan datang. Dan sang nenek menghambur memeluk tubuh cucu tunggalnya.       

"syukurlah kau selamat, oma sangat terkejut mendengar berita di televisi" jelas perempuan ini gemetar karena pemberitaan di media sosial maupun media telekomunikasi mengatakan pewaris tunggal Djaya makmur group sedang dilarikan ke rumah sakit karena tertikam pisau tepat di bandara Soekarno Hatta.       

"Aku baik-baik saja Oma.." pria ini mengelus punggung Oma Sukma yang memeluknya erat-erat. Berupaya menenangkan kegelisahan perempuan tua yang sering menangis karena dirinya.       

"Kau juga boleh memelukku, jika kamu menginginkan itu" secara mengejutkan pria bermata biru mau mengawali komunikasi dengan mommy-nya.       

Perempuan tenang, setenang gerakan lambat terbentuknya stalaktit dari ribuan tetes air yang mengandung berbagai macam mineral terangkut menetes dari langit-langit gua. Gambaran yang tepat untuk Gayatri saat ini, perempuan dengan tumpukan luka mendalam sehinggal luka itu menjadi karang yang mengeras membuatnya tak memiliki ekspresi pada dunia penuh hiruk-pikuk.     

Dia pun bergerak lambat ragu-ragu mendekati tubuh putranya yang sengaja dilepas oleh Oma Sukma. Perempuan Ayu ini tidak bisa menahan bulir air mata ketika dirinya sudah sampai di dada putranya. Dia tenang dan diam, tapi dada basah karena air mata sudah bisa mewakili cerita panjang menguras emosi.       

"Terima kasih" hanya itu kata yang terucap ketika sang putra akhirnya berkenan melihat keberadaannya, seorang ibu yang berdoa siang malam agar putranya berkenan berinteraksi dengan dirinya apalagi sekarang memeluknya.     

Hendra mendekap hangat mommy-nya. Sebuah emosi hangat yang muncul sejalan dengan rasa ngerinya ketika memikirkan kemungkinan terburuk yang beberapa menit lalu bisa saja merengut nyawanya.       

"kamu sudah makan? makan dulu! Jaga kesehatanmu" Oma Sukma, menawarkan sesuatu yang sudah dipersiapkan.      

"Aku belum ingin makan oma" Hendra menolaknya dengan cara  sehalus mungkin. Dia berubah banyak semenjak perjalanan panjang memahami perempuan dingin putri Lesmana.     

Kemudian pria itu menatap pelayan yang setia berdiri di belakang dua perempuan berharga penghuni rumah induk: "tolong siapkan aku kamar? Aku ingin istirahat"      

"Kamar anda selalu bersih dan rapi tuan. Anda bisa langsung menggunakannya" pelayan itu menjawab dengan tangkas.       

"Aku tidak bisa menggunakan kamar itu, Carikan aku kamar lain"       

"Oh' baiklah tuan" buru-buru pelayan itu menjauh, memenuhi permintaan pewaris tunggal keluarga Djayadiningrat.       

***      

Selamat sore pemirsa, kembali bersama saya Roro Yulia Haryanto di acara headline news, untuk mengabarkan berita- berita yang terkini dan terpercaya.       

"Pada hari Selasa, tepat di pukul 17.10 terjadi tragedi penusukan oleh pelaku tidak bertanggung jawab kepada CEO Djoyo makmur group."      

"Penusukan tersebut terjadi tepat di pintu kedatangan bandara internasional Soekarno Hatta.  Tepat setelah pewaris tunggal yang sekaligus CEO DJoyo makmur group pulang dari perjalanan bisnisnya di Sydney."      

"Menurut saksi, pelaku yang saat ini masih buronan, secara mengejutkan menyusup di antara para pemburu berita yang sedang mencari informasi terkait terkendalanya pembangunan Dream City."      

"Informasi yang kami dapatkan, saat ini korban sedang dirawat di rumah sakit Salemba dalam kondisi kritis. Mengingat luka yang didapatkan pada bagian perut cukup dalam. Berikut keterangan dari juru bicara perusahaan DM group"      

Gadis bermata coklat berdiri membeku tanpa suara. Sesaat kemudian tubuhnya tersungkur di lantai.       

      

.      

.      

__________________________      

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/      

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^      

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!      

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.      

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai      

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak      

-->      

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.      

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)      

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.