Ciuman Pertama Aruna

II-58. Startup Right Away



II-58. Startup Right Away

0Hendra mencoba memahami reaksi yang terjadi pada dirinya, apa yang terjadi padaku?.       
0

"Hadyan.. Itu kau? Kau lupa padaku?" Suara lembut itu membuat lelaki yang membeku dalam kebingungan hanya bisa menatap resah dan bimbang.       

"Siapa kau?" tanya mata biru.       

***     

"baiklah langsung saja dari pada saya berlama-lama membuat anda semua yang ada di depan penasaran siapa yang akan menjadi pemateri kita dalam seminar bertemakan Why Should You Do Startup Right Away" MC perempuan menyampaikan kalimat pembuka untuk seminar di mana anda menjadi salah satu bagian sebagai pemateri.     

"yang pertama saya panggil Dona Wirawan selaku Business and Partnership Director di Eniko Business Park, Lukas prananta selalu pemilik Winner man shoes and outfit. Dan yang paling unik, perempuan satu-satunya dia adalah founder surat ajaib Aruna Kanya Les.. em.. ini yang benar Lesmana apa Djoyodiningrat?" ucap MC, Aruna hanya tersenyum seiring riuh para peserta bertepuk tangan     

"terserah yang mana.." balas Aruna ramah.      

Dalam presentasi tersebut, ketiganya bergantian bicara di depan dan Aruna mendapatkan giliran paling terakhir. Sengaja dilakukan oleh pihak penyelenggara, karena dirasa start-up yang paling mewakili tema tersebut dan mengusung ide yang sangat unik.     

"selamat sore semuanya" sapa Aruna.     

"pok pok pok" riuh tepuk tangan menyambut pemateri terakhir yang akan bicara di hadapan peserta.     

"salam kenal saya Aruna seperti yang disampaikan di awal, saya adalah founder surat ajaib" prolognya membuka sesi seminar.      

"sebelum kita melangkah lebih jauh Apa itu surat ajaib, berdasarkan tema besar kita Why Should You Do Startup Right Away,  atau Mengapa Anda Harus Melakukan Startup Segera,      

sebab bagi kami, startup bukan hanya sekedar bisnis yang menjadikan profit sebagai tujuan utama, tapi juga merupakan sebuah usaha untuk menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat kita."     

"Merupakan peluang besar bagi kita semua karena negara ini merupakan sebuah wilayah yang sangat besar dengan banyak 'masalah' yang harus diselesaikan. Awali dengan berempati dengan sesama dan cobalah untuk mendefinisikannya dengan sejelas mungkin apa yang bisa kita lakukan untuk membantu, mulai dari sesuatu hal yang paling sepele hingga perlahan kita bisa membantu dengan perbuatan yang lebih besar" ujarnya Aruna.      

Tepuk tangan kembali menggema.      

"kabarnya surat ajaib turut serta memanfaatkan bunda dhuafa dari kalangan menengah ke bawah untuk menjadi mitra dalam menyiapkan beberapa produk pesan customer. Bisa diceritakan Aruna? Dan bagaimana proses hingga akhirnya punya ide memanfaatkan pemberdayaan bunda bunda?" kakak MC bertanya lebih mendalam kepada founder surat ajaib.     

"tepat sekali sesuai apa yang kakak sampaikan, kita sebagai seorang mahasiswa tentunya Kita sebenarnya adalah manusia yang sudah dalam tahap dewasa, yang tidak layak lagi untuk membebankan kebutuhan finansial kita kepada keluarga atau orang tua.      

berawal dari situ, kita mencoba untuk meringankan dulu keluarga kita dengan tidak menuntut kebutuhan pribadi kita bahkan sampai kebutuhan kuliah kepada orang tua kita.      

Mendewasakan pikiran semacam ini memang tidak mudah, tapi kalau anda sudah sampai pada titik tersebut anda akan mulai berpikir Apa yang bisa saya perbuat untuk diri saya terlebih dahulu, Kemudian keluarga, dan yang terakhir masyarakat"     

Tepuk tangan riuh pun kembali terdengar memenuhi ruangan.      

"Karena waktu itu kita merasa bahwa kita sudah memenuhi dua tanggung jawab utama kita yaitu diri kita pribadi dan keluarga. Secara perlahan kita mulai menggali lagi tujuan awal kita membangun surat ajaib.      

Sebenarnya awal dari ide tentang surat ajaib, ketika saya dan salah satu teman saya yang juga cofounder surat ajaib, kala itu bertugas bersama-sama sebagai relawan pendamping pemberdayaan bunda dhuafa.      

Kami merasa sangat resah ketika  perusahaan yang menanggung  anggaran pemberdayaan bunda dhuafa dihentikan secara sepihak"     

"padahal sesuai dengan master plan yang dirancang, konsep pemberdayaan ini harus berlanjut sampai minimal 1 tahun hingga ibu-ibu ini bisa exit menjadi Mandiri, otomatis kita bingung banget ya.. sebagai relawan pendamping waktu itu.      

Jadi kami mencoba menawarkan kepada ibu-ibu ini dengan mengerjakan sebuah project. Saya dan teman saya Dea memasarkannya secara online, karena saya sangat menyukai aksesoris dan Dea termasuk saya juga berasal dari jurusan desain jadi semacam satu garis begitulah.      

Akhirnya kami membuat iklan sederhana waktu itu, dengan menerima undangan untuk berbagai macam konsep serta costum desain, asal berkenan sebagian harga yang kami pasang untuk melanjutkan program pemberdayaan ibu ibu dhuafa, sesuai master plan hingga beberapa dari mereka sudah mampu exit program dan berdaya tanpa bantuan kami dan tim"     

"Wow, mantap. Bahkan sekarang kabarnya banyak yang ingin bekerja sama dengan surat ajaib" kembali MC bertanya.      

"untuk masalah kerja sama, profit, grafik keuangan kami yang meningkat. Apa pun yang sudah kami capai. Saya yakin itu adalah bagian dari doa ibu ibu yang kita bantu."     

 Dan akhirnya semua riuh memberikan aplaus kepada persentasi yang disajikan Aruna.      

"baik sekarang kita sesi tanya jawab? Ingin bertanya langsung angkat tangan ya!"      

Lega rasanya setelah mampu melewati presentasi di hadapan 300 peserta.      

Taburan pertanyaan kembali menyapa para pemateri, sayangnya  mayoritas pertanyaan diberikan kepada Aruna.      

Akhirnya setelah dua pria yang lain berupaya untuk menjawab pertanyaan. Dan terselesaikan dengan sempurna. Giliran Aruna menjawab pertanyaan dari para penanya.      

"Pertanyaan khusus buat Aruna, pernah enggak mengalami kendala pada proses perjalanan surat ajaib?" MC melempar pertanyaan kepada Aruna.      

"langsung dijawab ya ini kak?"     

"Tentu saja, silahkan"      

"jadi saya pernah punya niat untuk menutup surat ajaib, itu adalah waktu yang paling berat buat kami.     

 "Anggaran kami untuk menopang pengeluaran surat ajaib tidak seimbang dengan pendapatan. Padahal waktu itu ibu-ibu yang tergabung dengan surat ajaib juga harus digaji, diberikan hak-nya"     

"Bersyukur sekali, ketika itu salah satu dari kami berkenan menanam modal di surat ajaib dengan uang pribadinya. Akhirnya kami pun bisa melanjutkan perjuangan kami. Kami sempat melakukan review berhari-hari mencari kesalahan kami dan ternyata masalah keuangan harus di bukukan dengan baik sehingga bergabunglah Lily salah satu tim inti Surat Ajaib yang khusus mengurus keuangan"     

"Baik bisa di terima?" seseorang yang tadi bertanya memutuskan untuk bertanya sekali lagi kepada MC yang menanyakan apakah sudah puas dengan jawaban pemateri.      

"mengapa anda tidak meminta bantuan saja kepada suami Anda, setahu saya Anda dari keluarga Djoyodiningrat?" pria di bawah sana, yang sedang memegang mic tiba-tiba melontarkan kata yang membuat hati Aruna getir.      

Inilah yang paling Aruna takutkan, orang lain hanya memandangnya dirinya sebagai bagian dari pemilik Joyo Makmur group. Perusahaan multinasional yang perolehan profitnya masuk 3 besar se-indonesia. Begitu juga karyawannya, sangat dan paling banyak.      

"waktu kejadian di mana kami sampai di titik paling rendah. Saya belum jadi istri dari suami saya" kembali Aruna bicara.      

dan tiba-tiba telisik peserta menggunjingkan Aruna mulai menyeruak sesak.      

"bukankah dia mau bercerai?"     

"suaminya selingkuhan, kan. Dengan pacarnya yang dulu. Lihat! videonya tertangkap kamera"      

"aku rasa seminar kali ini sangat tidak oke, Masak pemateri utamanya seorang yang sudah pasti sukses dengan kekayaan yang di miliki keluarga suaminya"      

"di awal kesannya sangat keren, tapi setelah tahu latar belakangnya Jadi kurang berminat deh"      

BLA BLA BLA      

Aruna mulai menunduk dan kesulitan menghilangkan rasa gelisahnya.      

Kalimat lain yang begitu melukai hatinya: "buat apa dia menyusahkan diri membangun startup? Kalau dia aja sudah Queen. Paling kesuksesannya berkat bantuan keluarga dan suaminya"     

Ketika celetuk terakhir itu dia dengarkan dengan jelas, tepat ketika gadis ini akan turun dari podium, Aruna kembali berjalan ke tengah-tengah mimbar dan minta izin MC, Aruna meraih mic-nya.      

"mungkin anda melihat saya ialah seorang menantu dari keluarga yang memiliki banyak kelebihan terutama harta, kekayaan atau apalah itu. Namun ada hal yang perlu teman-teman semua ketahui, keluarga saya terutama suami saya.      

Sangat jarang membantu saya kecuali saya minta, itulah cara dia menghargai fashion saya dan sesuatu yang saya bangun dari nol" Aruna menunduk memberi hormat kepada seluruh peserta seminar, lalu berjalan cepat turun dari panggung.     

Nyatanya ketika sampai pada lorong yang sepi di belakang panggung utama. Ada yang melorotkan tubuhnya hingga tinggal bertumpu pada kedua lutut lalu bersembunyi di sana. Aruna merintih menangis sendirian.     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.