Ciuman Pertama Aruna

II-60. Value



II-60. Value

0"Bagaimana kalau Bruno mars"     
0

"Itu akan membuat gendang telingaku semakin panas"     

"Tapi aku ingin menyanyikannya" Hendra terus mengajak istrinya bicara. Membicarakan sesuatu yang tidak penting. Supaya tanpa sadar perempuan itu berkenan menunggunya.      

.     

.     

"Sayang.." panggil mata biru mendapati gadis mungilnya masih setia menanti. Pria ini mendekat mencuri pipinya. Di sambut gerakan kecil nakal mendorong sang pria. Tidak mau diberikan kecupan kecil di mana pun karena sedang bete.      

"Sudah pesan honey" ucapan Hendra berbalas dengan gelengan kepala. Akhirnya sang pria mengangkat tangan memanggil waiters. Lalu keduanya mencoba memilih menu favorit.      

"em... Aku bingung harus pesan apa semuanya terlihat asing. Boleh aku sama denganmu saja" Hendra tersenyum mengangguk.      

"bagaimana perjalanannya? Asik seminarnya?" basa-basi Hendra mencoba membuka percakapan.      

"jangan pura-pura tidak tahu apa yang terjadi padaku, kabarnya Ada laki-laki yang minta vidio rekaman dan tahu istrinya bersedih" aruna masih memasang bibir menyunnya.      

Hendra menggeser kursinya duduk di dekat sang istri, menyerahkan bunga yang dia bawa dan membuat pelukan. Kabarnya hanya ini obat paling manjur.      

Dan tentu saja obat manjur disambut dengan dekapan yang sama eratnya. "Untuk menjadi hebat, Bukan berarti semua orang akan senang pada kita. Kadang semakin kita hebat makin banyak embusan angin yang akan menerpa kita, mengerti maksudku?"     

Gadis itu mengangguk dalam dekapan memberi tanda bahwa dia pun paham maksud Hendra.      

"Hendra.. Apa kau tahu, startup kami mendapat undangan sebagai pembicara di T*DxSurabaya. Dan kami semua berdebat tidak ada yang berani mengisi"     

"kau memang masih perlu banyak belajar, tapi melihat istriku yang bersemangat Aku yakin dia pasti bisa mewakili teman-temannya.. hanya perlu polesan sedikit" insting Hendra berbicara.      

"jadi kamu akan membantuku?"      

"tanpa diminta pun aku akan melakukannya untuk..."      

"Argh... Terima kasih" potong Aruna bersemangat.     

"Apa temanya?"      

"social entrepreneurship, tapi kata kuncinya adalah  social entrepreneurship is a choice for the future of the world." Aruna memberi penjelasan.      

"Hem.. menarik, sangat pacar mengapa kalian mendapatkan undangan sebagai pembicara"      

"dari sisi mana kamu mengatakan bahwa itu wajar? Kami saja cukup terkejut mendapatkan email dari mereka"     

"social entrepreneurship, kamu tahu maknanya kan sayang?"      

"Entahlah.."     

"founder macam apa kau ini, tidak tahu apa-apa tentang kelebihan dan kelemahan startup yang kamu miliki"      

"tahu sendiri aku menjalankannya secara otodidak"     

"hehe sangat benar. Bahkan laporan keuangannya saja salah besar, dan apakah kamu pernah melakukan audit terhadap apa yang kalian kerjakan"      

Glek! Aruna hanya menggeleng kepala.      

"pernah melakukan riset pasar?, siapa kompetitor mu? Apa kelebihan surat ajaib daripada kompetitor?"      

Glek! Kembali Aruna menggeleng kepala.      

"itu sebabnya, kalaupun Aku disuruh untuk berinvestasi pada startup mu, sepeser pun tidak akan aku lakukan"     

Glek!      

" kenapa begitu? Kayaknya surat ajaib tampak amat sangat menyedihkan di matamu "      

"Jelas itu!"      

"Ka-kamu jahat sekali deh Hendra!! Kan kamu suamiku, tolong dong jangan terang-terangan membuat hinaan"     

"Kamu ingin tahu atau tidak?! kenapa aku tak akan melakukan investasi apalagi menganggap kalian sedang berbisnis?"     

"mau.. aku sangat mau.."     

"Baik sekarang coba dengarkan, do you know about value?" Hendra bertanya pada Aruna dan sekali lagi Aruna tak bisa menjawabnya.      

"Value merupakan suatu nilai atau manfaat yang dapat diperoleh dari produk atau jasa yang dipertukarkan / dibeli, kalau sampai di sini kamu juga belum paham. Aku akan membuat analogi yang sederhana.      

Apa bedanya tas yang Hermes dengan tas yang dijajakan di luar sana. Bisa jadi kualitasnya sama, bahan yang sama, desainnya sama. Bahkan teknik pembuatannya pun sama.      

Tapi value yang ditangkap dari seorang perempuan yang menggunakan tas Hermes dengan yang lainnya akan berbeda, value yang melekat pada produk tersebut ialah Siapa pun penggunanya produk tersebut dia secara tidak langsung sosial ekonominya akan meningkat 2 kali sampai 3 kali lipat daripada ketika dia tidak mengenakannya.      

karena kuatnya value yang dibangun oleh perusahaan tersebut. Dia bisa menjual tasnya ratusan kali ribuan kali lebih mahal dibanding tas yang lainnya, Kamu paham sampai disini?"     

Aruna mengangguk, menelan ludahnya banyak-banyak. Dia baru menyadari bahwa suaminya adalah seseorang CEO yang memiliki kapasitas dan pengaruh besar.      

"dan masalahnya surat ajaib yang istriku secantik ini kelola. Founder nya aja tidak tahu value apa yang dimiliki oleh bisnis mainannya ini"     

"ini nggak cuman main-main Hendra, aku tahu bagimu apa yang aku lakukan cuman hal kecil nggak ada guna, tapi bagiku itu luar biasa"     

"ya.. aku jelaskan dulu kenapa Aku menganggapmu cuma sedang bermain. Tapi sebelum itu kita bereskan value yang kau tidak tahu itu.. Huuuh" Hendra menghela nafas, mengapa dia punya istri yang isi otaknya kosong.     

"walaupun kamu punya semangat yang bagus, agar Apa yang kamu lakukan maksimal kamu harus mengisi ini.." pria itu menyentuh kening Aruna (otak).      

Glek!      

_keterlaluan dia menghinaku terang-terangan.. tapi sepertinya benar juga_ Aruna hanya bisa pasrah.      

"T*D menangkap value yang kalian miliki, walaupun founder-nya sendiri tidak tahu.. (menghina lagi) dia tahu kalian membangun surat ajaib dengan melibatkan pemberdayaan masyarakat.      

Dalam hal ini bunda-bunda yang kalian jadikan mitra. Itu sebabnya surat ajaib masuk dalam social entrepreneurship. Dan surat ajaib yang paling cocok mewakili kalangan muda dalam tema 'social entrepreneurship is a choice for the future of the world'      

Karena ada kebaikan dalam setiap produk dan jasa yang kalian tawarkan, apalagi pembuatnya adalah kelompok pemberdayaan.      

Hal tersebut yang seharusnya jadi value besar kalian, value surat ajaib" Hendra mencoba memahami ekspresi istrinya, takut-takut dia tidak paham.      

"Kau tahu, aku biasa dibayar ratusan juta untuk menemukan hal semacam ini."      

Aruna hanya mengangguk-angguk, Entah di dalam otaknya berhasil atau tidak menyerap penjelasan Hendra. Tapi sedikit banyak gadis ini bisa mulai meraba maksud Hendra yang cara ngomongnya saja kelihatan pro.      

"Seandainya nanti kamu beneran tampil sebagai talks di T*DxSurabaya, fokus pembahasannya lebih banyak kepada: seberapa besar surat ajaib berkontribusi dalam membangun kualitas ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan yang kalian jalani bersama bunda-bunda Mintra? Poin pertama.     

Dan poin ke dua, seberapa besar hal itu mampu memberikan energi positif kepada startup yang kamu kelola sehingga kebaikan-kebaikan terus datang bersama socio entrepreneur yang kamu dan teman-temanmu kerjakan"      

"Ke depan istriku harus memikirkan atau value perusahaannya mau dikembangkan ke arah mana, kalau tidak aku prediksi 2 tahun lagi surat ajaib tidak akan jalan"     

"Kenapa prediksimu jelek sekali Hendra! Aku dari tadi magut-mangut mendengar keterangan darimu dan berusaha mengisi otakku, yah.. walau sedikit saja sih yang masuk di kepalaku" Hendra hanya tersenyum lalu mengelus-elus rambut Aruna.     

"Dua tahun lagi, bahkan prediksiku tidak ada dua tahun. Teman-temanmu akan lulus kuliah. Ketika kamu tidak segera mengubah tempat mereka berkarya menjadi tempat yang layak untuk berkarir. Kemana mereka akan pergi?"     

Glek!     

"Ah benar juga, mereka pasti akan mencari pekerjaan yang lebih mapan"      

"dan yang terjadi pada surat ajaib?"     

"Ditinggal oleh teman-teman, bisa jadi start up nya tidak jalan"     

"Bayar aku!"     

"kenapa aku harus membayar mu?"     

"karena tarifku sebagai konsultan per jam umumnya sebesar 100 juta"      

"Ah yang benar?" Aruna terheran-heran. 100 juta adalah profit surat ajaib 3 bulan bisa jadi satu bulan kalau musim pernikahan. Itu pun jarang sekali terjadi.      

"ayo cepat dibayar"      

"aku tidak punya uang sebesar itu.."     

Hendra mendekat berbisik pada istrinya: "gunakan bibirmu yang seksi itu"      

"Hehehe.. CEO mesum!" Aruna terkekeh mendengar bisikan yang geli di telinga.      

"Tunggu! konsultasi berikutnya tentang menemukan value, atau supaya 2 tahun lagi prediksimu tidak terjadi. Bolehkah aku menggunakan jasa konsultan CEO Mahendra?"      

"boleh, asal bayarannya sesuai"     

"Apa yang kau inginkan Tuan konsultan"      

"Mengisi perut istriku dengan bayi kita"      

"kalau aku hamil, Aku tidak akan bisa berkarir lagi dong"      

"Masih bisa.. asal dijaga asupan nutrisi dan kesehatannya.."     

"Fffff..." ada yang sedang tidak senang.     

"tidak usah cemberut.. ayo! Segera dibayar tagihannya"     

"hehe.." ada yang terkekeh manis karena laki-lakinya menagih bayaran. Sesaat kemudian Aruna mengalungkan tangannya di leher Mahendra. Hal yang paling membuat Mahendra tidak bisa berpaling adalah cara Aruna menyusupkan jari-jarinya di rambutnya lalu diizinkan mengendus nafasnya.      

"Emmm..." si pria mendapatkan lumatan lembut yang membawanya terbang ke awan-awan.      

"Kau tahu value dirimu yang menjadi mahal dalam benakku?" pertanyaan Mahendra, dijawab sebatas gelengan kepala. Karena gadis mungil ini sedang berburu bibir pria yang saat ini bicara.      

"Karena bibirmu memabukkan" jawabnya bersama mata yang menggelap.      

"Aku ingin tidur denganmu malam ini" Hendra sempat berbisik di telinga Aruna sekali lagi, berikutnya dialah yang mendominasi semua gerakan sesuai kehendaknya.     

.     

"ARUNA!! PULANG!!" mata tentara kamikaze merah padam penuh kemarahan menarik tangan mungil kasar hingga gadis itu tanpa sadar tersungkur di lantai.      

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.