Ciuman Pertama Aruna

Saksi Pernikahan



Saksi Pernikahan

0"Pulanglah kerumah.. kau boleh tidak percaya.. Perempuan itu sudah banyak berubah".      
0

.     

.     

"Mituo… mi… dimana Udaa…". Perempuan dibalut blazer, kemeja putih dan tentu saja rok selutut dengan high heels senada. Usianya sekitar 37 tahunan, Namun jangan salah kira dia masih terlihat begitu tangkas, cantik dan energik.     

Berlarian mencari putranya yang sedang malas sembari memainkan channel tv tanpa tujuan. Perempuan yang mewariskan wajah tampan kepada pelantun Rona Kemarahan yang kini digandrungi anak-anak muda, berjalan perlahan, mengendap tanpa suara.     

"Aaah… Uda ku sayang…". Memeluknya seperti lama tidak bertemu pacar. Perempuan 37 tahun itu benar-benar memeluknya dengan erat dari belakang.     

Danu sepat terkejut, kemudian sadar siapa pelakunya.     

Dia mendapati ibu HRD memeluknya. Pelukan yang akan di tangkap sebagai kekonyolan bagi orang lain tapi tidak untuk mereka berdua.     

"Minggir.. Ah' Lepas! Lepaskan aku, kau bau rokok".     

"Benar kah?".      

"Aku langsung ke kamar mandi, menggosok gigi ku sebelum kemari?!". Terlihat bingung menciumi blazernya.     

"Menjauhlah dari ku, kau membuatku risih".     

"Ucapan macam apa itu!?, Setelah dua tahun melarikan diri dari perempuan cantik ini, kau tidak mau minta maaf malah risih pada ku".     

"Uda jahat!". Dan dia pura-pura menangis.     

"Jangan drama..! aku beneran pergi!". Danu menggerutu.     

"Tapi ngomong-ngomong..? udaku benar-benar tampan sekarang". Menghapus air mata, perempuan ini sempat terharu.     

"Kalau aku bukan ibumu, aku akan mengantri jadi pacarmu". Perempuan itu terlihat sangat senang memandai putranya dengan bangga.     

"Human resource macam apa seperti mu, bicara ngacau, hidup berantakan". Danu kembali memainkan remot tv.     

"Karena uda Danu, mendadak terlalu tampan (tidak hidup cuek dengan rambut panjang berantakan), kali ini HRD cantik tidak berani memamerkan pada rekan kerjanya. Aku sampai takut salah orang". Tipikal ibu-ibu yang selalu memamerkan putranya kepada semua orang yang di temui. Bahkan membeli tiap novel yang di tulis oleh @bentengterbaik (nama pena Danu Umar) kemudian membaginya secara gratis untuk rekan sesama kariyawan.     

"Kalau hari ini bukan mimpi, aku akan baik pada kariyawan yang mengenal lagu putra ku". Senyam senyum tidak jelas.     

"Hah masih saja sama". Danu mengeluh. Orang yang tidak tahu tentang masa lalu ibunya akan merasa hubungan anak dan ibu ini aneh. Perempuan yang terpaksa menikah muda karena sebuah kecelakaan.     

Dia melahirkan Danu Umar ketika usianya belum genap 18 tahun. Artinya mengandung di usia 17 tahun. Setelah debut sebagai model dan bintang iklan, Perempuan Padang ini memutuskan meneruskan SMA di Jakarta. Wajah cantik dan kepolosannya tidak selalu mendatangkan keberuntungan. Sebagai pendatang baru membuat banyak orang tertarik. Termasuk pacarnya sendiri yang merupakan ayah Danu.     

Kisah ini cukup melelahkan jika di ingat kembali. Kesalahan anak muda yang berbutut panjang. Pernikahan di usia yang belum dewasa itu menimbulkan banyak masalah. Tiga tahun berikutnya mereka berpisah, tepat ketika danu berusia 3 tahun. Kabarnya mereka sering bertengkar dan mengalami banyak kendala.     

Setelahnya, Danu hanya samar-samar ingat ayahnya kembali melanjutkan kuliah hingga keluar negri. Dan telah menikah kembali, membangun keluarga sempurna dengan dukungan latarbelakang keluarganya yang terpandang.     

Sedangkan perempuan disisinya. Menyembunyikan diri di kota Bandung, bangkit dengan caranya sendiri. Sedikit memilukan ketika dia harus bekerja, kuliah dan mempunyai anak kecil. Untungnya keluarga di Padang sangat peduli. Bergantian datang menjaga Danu kecil termasuk yang cukup lama adalah mituo Maidah.     

Sintia nama bu HRD, Pimpinan Human resource sebuah perusahaan multi nasional. Entah bagaimana dia begitu bersinar ditempat kerja, sebagai balasan kerja kerasnya dalam kehidupan pribadi yang hancur.     

Danu suka memanggilnya ibu HRD karena dia terlihat paling normal dan membanggakan didunia kerja. Selebihnya adalah kehidupan pribadi yang bodoh, berperilaku kekanak-kanakan, terjebak masala lalu, sehingga bergonta-ganti pasangan yang ujung-ujungnya selalu gagal.     

Paling memilukan iyalah bu HRD Sintia memiliki kebiasaan buruk. Perokok berat dan tiga tahun lalu menjadi seorang pecandu alkohol setelah pria tidak tahu diri itu tiba-tiba muncul dalam dunia carut marut yang banggakan sang perempuan patah arang.     

Ayah Danu Umar datang kembali meminta Sintia menyerahkan putranya, dengan jaminan masa depan yang lebih menjanjikan. Dia tidak memiliki anak laki-laki didalam keluarga sempurnanya. Sungguh mimilukan dan memalukan, ketika ternyata Sintia masih memendan rasa suka mendalam pada pria yang merusak masa mudanya. Danu pergi menghilang, berpindah-pindah, malas masuk kuliah dan baru datang sekarang.     

"Beritahu Amai (ibu), kama rambuik uda?" (Dimana Rambut Uda).     

"Dicukua". (dicukur)     

"Ambo tahulah itu". Bu HRD cemberut.     

"Kau punya pacar ya.. Pasti dia yang membuatmu berubah..". Menggoda.     

"Namanya Aruna kan?? Uda bawa dia ke Bandung". Memukul pundak putranya yang menoleh terkejut.     

"Dia pasti special sampa-sampai uda berubah setampan ini".     

_Chairil Chaira!?, awas saja kalau muncul dihadapan ku, akan ku hajar mereka_ (keponakan kembar Damar, Chapter 14)     

***     

Tidak ada percakapan berarti setelahnya, CEO DM Grup terlihat sulit berkonsentrasi. Pikirannya lebih banyak tersita untuk perempuan mungil yang dia bawa.     

Sepanjang langkah kaki beriringan antara dirinya dan Riswan. Dalam tour sederhana melihat-lihat rumah dinas walikota yang sekalian melanjutkan pembahasan sebelumnya. Mata biru lebih banyak menoleh kesana kemari, mancari dimana gadis mungil itu bersembunyi.     

Tadi Aruna melarikan diri, entah apa yang salah pada dirinya. Gadis itu marah lalu pergi menghilang. Mungkin dia bersembunyi pada salah satu sudut di tempat ini, padahal seharusnya dia makan.     

"Jadi saya berharap setiap pembangunan mendukung Sustainable Development Goals, Saya tahu setiap bangunan DM Constru..?". Riswan bingung pria disampingnya menoleh mencari sesuatu.     

"Anda mencari apa?".     

"Eh'? Apa??". Tidak mendengar apa yang dikatakan lawan bicaranya.     

"Huuh.. Riswan, aku rasa kita perlu menghentikan diskusi kita sampai disini. Aku janji akan ku atur jadwal ku untuk menemui mu kembali".     

"Sebelum kau kecewa akan ku garis bawahi hasil hari ini. Aku akan ikut ambil bagian".     

_Kalau bukan karena kelakuan Aruna aku tidak akan semudah ini_     

"Tapi untuk masalah politik mu, mohon maaf hal tersebut adalah urusan mu sendiri. Saya belum tertarik baik secara pribadi maupun mewakili DM Grup".     

Senyum walikota mengembang mendengar persetujuan CEO didepannya.     

"Boleh saya memeluk Mu?". Riswan membuka lebar tanganya, sebagai tanda jabat tangan kerjasama yang akan berlangsung.       

"Ah' tunggu aku menemukannya". Pria itu mengabaikan walikota. Berbalik, berjalan dengan cepat, menangkap punggung Aruna dari belakang.     

"Kau mau kemana??". Tubuh Aruna bergerak-gerak meminta Hendra melepas pelukannya.     

Menit berikutnya kedua pasangan muda berkesiap. Mendapati senyuman manis dari Camilla dan disusul Riswan. Meminta mereka bergabung dalam jamuan makan siang.     

.     

.     

"Sepertinya kalian berdua memiliki hubungan yang hangat?". Camilla membuka obrolan. Aruna terlalu sibuk makan.     

"Jangan cepat-cepat.. kau bisa tersedak!". Hendra memperingatkan gadis disampingnya yang meneguk air terlalu bersemangat. Hingga sebagian menetes pada sisi kanan dan kiri. Pria itu mengambil tisu, meminta Aruna membersihkannya.     

"Hehe..". Keduanya sibuk dalam urusan makan. Mengabaikan suara istri walikota.     

"Pantas yah.. mereka dikejar-kejar wartawan akhir-akhir ini. Ah manis sekali.. aku jadi berasa ingin kembali muda". Melihat sang CEO sibuk membantu gadis disampingnya mengambil makanan.     

"Aku juga terkejut, aku pikir mas Hendra tidak akan tertarik dengan perempuan". Walikota berbisik lirih.     

"Hah? Kenapa?". Istrinya penasaran.     

"Dia tidak pernah terlihat dekat dengan perempuan, bahkan terkenal kasar. Kemana-kemana bersama sekertarisnya. Jadi kupikir dia gay".     

"Hah??!". Mulut Camilla ternganga.     

"Hai ralat kata-kata mu, Riswan!. aku mendengar mu". Telinga Hendra jeli.     

"Haha... hehehe". Mereka tertawa haha hihi menghilangkan ketegangan. Camilla dan Riswan adalah pejabat publik yang cukup eksis di media sosial, terlebih istrinya. Perempuan itu selalu menarik perhatian dengan celoteh dan konten seru kadang berisikan ajakan jenaka. Seperti pantun, kadang godaan pada suaminya. Begitu dinikmati pengguna media sosial.     

"Kapan jadinya tanggal pernikahan kalian?".     

_Kapan ya..??_ Aruna hampir melupakannya.      

"Sepuluh hari lagi".     

"Kau berkenan menjadi saksi pernikahan kami?".     

"Ya tentu aku akan merasa sangat terhormat mendapatkan kesempatan itu?".     

"Baiklah orang ku akan mengirimkan jadwal akadnya".     

Aruna memegangi dadanya, gadis ini terserang panik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.