Ciuman Pertama Aruna

Keberadaan



Keberadaan

0Kedatangan yang begitu krodit, bagaimana tidak 2 pasang suami istri ini belum sampai keluar dari mobilnya, namun sudah disergap wartawan yang telah menanti, menghadang mobil mereka.     
0

Isu pernikahan begitu fenomenal antara mahasiswa tingkat 2 yang kabarnya gadis biasa saja dengan pewaris tunggal DM group, laki-laki paling dicari beberapa bulan terakhir.      

Parasnya tampan dan latar belakangnya begitu mempesona, menjadi ajang pencarian paling populer di sosial media. Terutama akun official  Mahendra Djoyodiningrat.      

Apalagi setelah dirinya terlibat skandal dengan kumpulan artis ketika mereka sedang melakukan taruhan. Cuplikan adegan dalam video singkat yang diambil oleh Kia sudah beberapa kali diparodikan para youtuber. Dan inilah yang mengakibatkan semakin booming.      

Hal lain yang menjadi alasan pasangan ini dicari-cari adalah keduanya berjanji akan memberikan klarifikasi. Nyatanya tidak segera ada kelanjutan, padahal foto pernikahan mereka tertangkap di akun media sosial walikota, diduga turut hadir menjadi saksi pernikahan.     

"Surya Ada apa? kenapa seramai ini? ".     

"Tunggu sebentar! coba aku cari tahu".      

Sang sekretaris mulai melakukan panggilan ke beberapa pihak terutama kepada Riswan dan timnya.     

Riswan mengatakan bahwa dia tidak sengaja mengugah instastory berisikan tentang project pembangunan yang akan dibahas bersama Mahendra Djoyodiningrat.      

Dan dia belum menyadari hal itu bisa mendatangkan banyak wartawan. Padahal meeting yang akan mereka laksanakan dilangsungkan pada meeting room umum yang sengaja di booking karena tempatnya tidak jauh dari lokasi pembangunan.     

Riswan menjanjikan ajudannya akan membantu semaksimal mungkin, dia siap meminta bantuan beberapa unit keamanan. Mendengar hal itu Hendra menolaknya,  CEO hanya perlu menghubungi tim Raka termasuk beberapa orang dari lantai D.     

"Hendra ada apa?? ". Gadis di sampingnya mulai gelisah, bagaimana tidak?. CEO  DM grup memasang tanda dengar bluetooth warna hitam, jenis separation type begitu berkesan di benak Aruna. Tanda dia dibuntuti, tanda sebuah kecelakaan, tanda Hendra sedang diawasi oleh banyak bodyguard. Itu artinya bahaya sedang menyapa, konklusi otak Aruna sesederhana itu menggambarkannya.      

"Aruna jangan keluar sebelum ada instruksi dari ku ". Hendra menatapnya sambil mengelus rambut istri tercinta. Pria itu perlahan keluar dari mobil, diwarnai oleh senyum mengembang melambaikan tangan kepada beberapa wartawan.      

Sesaat berikutnya Surya membuntuti di belakang, 2 laki-laki tersebut sempat mengetuk mobil di depan mereka. Mobil para ajudan yang turut serta dalam rombongan. Dan seorang perempuan keluar dari mobil para ajudan, terlihat Hendra sempat berbincang dengannya lalu perempuan itu mundur menuju belakang, menuju mobil Aruna dan duduk di samping Aruna.     

"Nona mas Hendra bilang nona ingin make up ya, Sini biar saya bantu ". Aruna tidak begitu berminat untuk make up lagi, dia lebih penasaran dengan apa yang akan dihadapi orang-orang ini. Apakah berada di tempat umum maupun di antara banyak orang begitu berbahaya untuk Hendra.     

Putri Lesmana masih ingat dengan jelas, dulu ketika mereka mengunjungi mall ada banyak ajudan mata biru yang menyusup melindunginya diam-diam.      

"Kak Leona Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa Hendra harus mengenakan separation type pada telinganya? Mengapa aku tidak boleh ikut dengannya?". Aruna masih penasaran.      

"Anda dan mas Hendra harus selalu aman itu sebabnya kami berada di sini, Dan itu sebabnya Anda belum diizinkan keluar ". Leona mencoba menjelaskan secara garis besar.     

"Apakah keramaian menjadi masalah yang besar?". Aruna ingin tahu apa alasannya.     

"Bukan sekedar keramaian tetapi lebih kepada keberadaan?".      

"Maksudnya??". Gadis dari dunia biasa saja sama sekali belum mengerti apa yang disampaikan Leona.      

"aduh, aku mulai dari mana ya.. menjelaskannya??. Jadi seperti para wartawan yang ada di sekitar kita saat ini . Andai mereka tidak tahu keberadaan Mas Hendra pasti mereka tidak akan berada di sini".      

"Selain para wartawan ada hal lain di luar sana yang juga perlu diwaspadai, dan kami hadir untuk menjaga semuanya berjalan dengan baik. Termasuk keselamatan, entah itu nona Aruna dan yang paling utama adalah Mas Hendra karena dia pimpinan kami ". Leona mencoba menjelaskan sesederhana mungkin.     

"benar anda tidak ingin make up?". Leona bertanya sekali lagi.      

Gadis ini hanya menggeleng mulai tidak menginginkan apapun.     

"Nggak usah aja ". Aruna lebih khawatir menatap punggung laki-laki di ujung sana yang berjalan perlahan di antara para ajudannya, mencoba menyingkirkan kerumunan para wartawan.     

"Anda harusnya berpikir, bagaimana cara berpenampilan yang menarik karena suami Anda begitu menarik perhatian. Walau anda tidak benar-benar menginginkannya, harusnya anda tahu cara berkompromi dengan keadaan". Liona sepertinya dengan sengaja menyantil Aruna.      

Perempuan ini tampak pasrah dengan ucapan Leona. Dia mulai mengeluarkan kumpulan alat make up yang sangat sederhana. Liptint, pelembab dan bedak.      

Perempuan yang diketahui Aruna beberapa kali terlihat membuntuti Hendra ketika mata biru berangkat bekerja, Leona. Kabarnya dia digadang-gadang sebagai sekretaris perempuan yang akan menemani aktivitas CEO DM group.      

Sebab Surya sudah mulai kewalahan, sahabat mata biru juga punya jadwal lain yaitu men take over pekerjaan Hendra ketika jadwanya saling tumpang tindih.      

Sejujurnya karena Hendra kini semakin sibuk, sebab dirinya akan mendapatkan amanat baru yaitu sebagai presiden direktur. Dan Surya perlahan ambil bagian sebagai orang kedua yang akan mewakili Mahendra dalam beberapa tugas bisnis.      

Aruna tidak tahu sama sekali tentang ini, yang dia tahu Mahendra sangat sibuk dan sering pulang telat. Membiarkannya terkurung di kamar sendirian.     

"hanya ini yang anda punya?".      

Istri Hendra mengangguk.      

Leona tangkas keluar dari mobil kemudian kembali dengan peralatan make up yang luar biasa. Luar biasa karena produknya cukup terkenal mahal serta ragamnya banyak sekali. Satu puch penuh berdesakan.      

"Bagaimana bisa anda tidak punya make up dengan lengkap? Padahal jika anda minta sesuatu, semua orang pasti akan menyiapkan untuk anda?". Dia menyinggung lagi tapi lebih halus.      

"Hehe, sepertinya masalah make up adalah kelemahanku dan aku tidak begitu tertarik. Itu sebabnya aku lupa menyiapkan benda tersebut dengan baik". Aruna membela keberadaan dirinya yang sederhana.     

"harusnya ada sedikit berusaha, walaupun keberadaan Anda saat ini tidak pada tempat yang anda inginkan. Tapi lihatlah nona, banyak orang yang menginginkan tempat anda. Kalau tidak, tidak mungkin orang-orang ini begitu heboh memburu kalian".      

Putri Lesmana hanya terdiam.      

"Yah akan aku coba..". jawab gadis ini singkat menatap suasana di luar Bentley continental.      

"Anda harus fokus, bukan sekedar mencoba. Fokus terus berada di sini ini atau memilih kembali ke tempat asal anda, sehingga orang lain akan mudah menemukan tindakan yang tepat".      

Aruna hanya tersenyum, dia tahu ungkapan perempuan yang kabarnya teman masa kecil Hendra cukup to the point dan sering menyentilnya.      

Tangannya mulai memoles Aruna, sayang raut wajahnya terkesan daftar. Dia memang jarang tersenyum.      

.     

Gadis ini mencari-cari penghibur dirinya, Dia sedikit tertekan dengan suasana yang dihadapi. Entah mengapa perempuan yang sedang memoles dirinya sedikit menganggu perasaannya.     

Berselancar di media sosial yang jarang dibuka. Ketika menyusuri beberapa inbox yang masuk, dia dapati pesan mengejutkan : "miss you too Aruna".      

_Damar, dia membalasku?! bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja?_     

*Damar, kamu di mana?     

*Bagaimana kabarmu?     

*Apa kau baik-baik saja?     

*Aku sangat khawatir?     

*Maafkan aku, aku tak bisa berbuat apa-apa pada pertemuan terakhir?!      

*Mengapa kau tak membalas?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.