Ciuman Pertama Aruna

Tumbuh Sebagai Alat



Tumbuh Sebagai Alat

0"lain kali tolong lebih berhati-hati, kami tidak ingin hal seperti ini terjadi lagi. Harusnya anda tahu tidak semua hal perlu di share di sosial media, walaupun Anda adalah politikus yang membutuhkan follower untuk mempertahankan eksistensi anda". Belum banyak yang melihat Surya marah, tapi hari ini kata-katanya begitu berani menghujam walikota.      
0

Surya bahkan mengucapkan kekecewaannya karena harus menyembunyikan istri CEO DM group yang hari ini ikut serta mendampingi suaminya. supaya para wartawan di luar sana tidak tahu bahwa pasangan yang mereka kejar hadir bersamaan. Untuk itu Aruna masih tertahan di mobil.     

Ungkapan-ungkapan Surya membuat orang disekitar cukup terganggu terutama orang-orang dari tim walikota.      

"Bagaimana ceritanya orang-orang ini merasa lebih berkuasa daripada pak Riswan". Bisikan itu mulai terdengar di sela-sela telinga.     

"Kabarnya mereka atasan pak Riswan ketika dia masih jadi arsitek".      

"Tapi harusnya mereka tahu dong pak Ridwan sekarang siapa?! ".     

"Tunggu!. Apakah itu Mahendra??". Seorang ibu-ibu yang turut hadir pada meeting ala pegawai negeri sipil yang begitu ribet dengan protokolernya. Terdengar lirih melemparkan celetukannya.     

Di tempat meeting room ini terlalu banyak orang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkan. Tapi apalah itu, mungkin beginilah aturan yang harus di tempuh Riswan. Hendra sudah menduga itu sebabnya Dulu dia malas menerima permintaan Riswan.     

"wow, pantas artis-artis itu rela mempertaruhkan reputasinya untuk pria ini". Celetukan semakin memanas membuat Hendra sedikit gerah.     

"bisakah kita mulai, apa yang sekarang harus aku lakukan? DM Countruction perlu persentasi progres projects atau kita berdiskusi dua arah?!". Hendra tak mau berlama-lama.      

Seorang dari tim Riswan mendekat, membisikkan sesuatu kepada Mahendra.      

"Maaf Mas beberapa belum hadir kita tunggu sebentar lagi ". Tampak kikuk dan malu-malu pria ini memberi kabar.     

Tadi pagi Hendra sangat tergesa-gesa bahkan berangkat dengan kondisi berantakan. Sedangkan setelah sampai, kabarnya tempat ini masih dihuni 70% dari undangan yang harusnya datang.     

"Panggilkan Riswan, aku ingin bicara dengannya! ". Dia tahu Riswan sedikit menjauh karena merasa bersalah.     

Entah bagaimana ceritanya, hari ini sang walikota seperti menghayati masa lalunya yaitu arsitek yang berada di bawah naungan DM grup.     

.     

"kau tak menceritakan kalau meeting ini bukan untuk kita berdua, aku rasa meeting hari ini tidak akan menghasilkan apapun yang berarti. Kalaupun diskusi dua arah aku yakin hasilnya juga hambar. Kau membuang waktuku. 10 menit tidak dimulai aku akan kembali". Wajah Hendra mengeras dan dingin.     

"aku mohon Anda mengerti Mas, para DPR itu ingin hadir di meeting. Anda tahu kan tidak ada yang bisa mencegah mereka. apalagi saya".      

"aku mohon maaf terkait wartawan di luar". Tambah Riswan.     

"Tak masalah yang penting meeting ini segera usai, beritahu aku apa yang harus kami lakukan? ". Hendra minta penjelasan.     

Dan keduanya mulai saling berbicara, Riswan menginginkan ada diskusi dan tanya jawab sesuai permintaan komisi DPR yang hadir. Project ini memang ditentang oleh beberapa koalisi tapi Riswan menerjangnya demi sebuah mimpi tentang 'dream city'.      

Tapi Hendra tidak setuju lebih baik DM construction mengawali meeting ini dengan persentasi baru mereka boleh mengajukan tanya jawab.     

Selebihnya mata biru berharap Riswan bisa memenuhi janjinya tidak melibatkan DM Grup dalam hal lain. Selain project pembangunan dream city hal-hal diluar itu adalah urusan Riswan dengan para pemangku kekuasaan sesaat.     

"Namun aku berharap ketika mereka mengajukan pertanyaan, anda berkenan menjawabnya karena saya terbelenggu oleh hak interpelasi". Riswan mengajukan permohonan.     

(Hak Interpelasi :Hak DPR yang pertama adalah hak interpelasi. Yang dimaksud hak interpelasi adalah hak DPR untuk meminta keterangan kepada Pemerintah mengenai kebijakan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara).      

"yah aku akan membantumu, walau aku sadar betul mereka pasti punya tujuan lain dengan hak interpelasi. Itu sebabnya kami sangat menghindari bekerja sama dengan kalian. Mereka bisa berjamaah untuk membuat keterangan palsu, jika kami para pebisnis tidak menuruti keinginan mereka seperti yang terjadi pada generasi DM grup sebelumnya". Hendra mengenang biografi keluarganya yang dia baca seksama terutama bagian jatuhnya DM grup karena tuduhan yang dianulir oleh beberapa pihak.     

"Tapi anda harus ingat niat kita adalah untuk kebaikan masyarakat". Riswan mengukuhkan keyakinan Hendra, kenyataannya ini tentang mewujudkan impian pribadi sang walikota.     

"Niat baik, kau benar-benar masih sama seperti dulu. Itu sebabnya kami goyah hari ini. Yah walaupun aku tahu ini akan membuang banyak waktu, padahal profitnya sama saja ketika DM construction mengambil job dari tempat lain".     

"aku tahu, kalian akan tetap menjalankan ini sesulit apapun. Karena perusahaan yang diwariskan pada anda lahir dari semangat sumpah pemuda, Apakah ucapanku salah??". Riswan menyentil sesuatu yang baru Hendra pahami beberapa waktu lalu.      

Mata biru mengerutkan keningnya, dari mana walikota ini tahu banyak hal tentang sejarah berdirinya DJoyo Makmur group.      

Dan dia tersenyum melihat ekspresi bingung Mahendra.     

"Suatu saat akan saya ceritakan Kenapa saya tahu banyak hal tentang perusahaan anda".      

"Baiklah mari kita mulai wujudkan mimpi kita silahkan siapkan diri Anda untuk presentasi yang terbaik".      

Dia tak henti menatap mata Riswan, sungguh penasaran siapa pria ini. Mengapa dia sangat percaya diri memohon, mengajukan permintaan, kemudian melakukan desakan ketika ditolak, dan kini lebih parah lagi dia tahu banyak hal tentang Joyo Makmur group bahkan dia tahu lantai D lebih dari dirinya.     

"Hentikan pengamatan Anda pada saya, jika project ini sukses akan aku jawab seluruh tanda tanya Di otakmu?!. Tenang tidak ada yang mengerikan". Riswan tersenyum dan menepuk bahu Hendra. Semacam upaya menanamkan tapi kesannya malah memberikan ruang misterius yang tidak bisa ditembus.      

"Baiklah kita lihat apakah DPR sekarang, sudah banyak berubah atau masih sama dengan order sebelumnya". Hendra mencukupkan rasa penasarannya terhadap Riswan. Dia menatap kerumunan peserta meeting yang terlihat sibuk bercuap-cuap satu sama lain.      

"masyarakat kita sudah mulai cerdas sekarang, walaupun belum semuanya memilih berdasarkan hati nurani. Tapi masih ada diantara mereka yang memiliki mimpi sama denganku, sentuh saja hati mereka bahwa dream city adalah wujud pengabdian kepada masyarakat". Riswan memberikan saran dia tahu beberapa anggota DPR terpilih karena kualitasnya secara pribadi, bukan sekedar pengaruh doktrin, trending yang berlebih, atau permainan serangan fajar.      

"Baiklah akan aku coba". Mata biru melangkah dengan percaya diri. Dia mulai menyelipkan tangannya di antara kancing jas tersenyum dan menyapa. Sebuah panorama tentang sopan santun yang begitu luar biasa. Hendra memang memiliki insting berbeda ketika berada di depan publik. Dia mempelajari tentang kepribadian sejak usia 10 tahun.      

Membuatnya tampak sempurna dimata semua orang yang menatapnya, sebuah kamuflase yang begitu luar biasa. Ekspektasi orang lain akan melompat demikian tinggi ketika menggambarkan personal branding nya dan background yang dia sandang.     

Tidak ada yang akan menduga bahwa dia memiliki kelemahan, post traumatic syndrome disorder yang membelenggu bertahun-tahun dibalut dengan karakter dingin, keras kepala dan bekerja melampaui batas seperti bukan manusia. Karena lelaki bermata biru dididik dan dipersiapkan dengan cara seperti itu.     

Coba bayangkan seseorang yang proses hidupnya ditata berdasarkan indikator-indikator KPI (key performance indicator) yang dirumuskan oleh para petinggi semenjak dia menginjakkan kaki di tanah kelahiran mommy-nya, Indonesia.     

Seorang cucu yang lahir secara tak terduga. Dia hadir dalam kekecewaan seorang ayah kepada putrinya, namun juga menjadi aset masa depan keluarga. Alat yang mampu menjatuhkan persaingan presiden direktur Wiryo dengan para dewan penghianat.      

Bahkan ketika anak kecil ini mengalami sebuah problem yang dihadapi, Wiryo dengan orang-orang yang masih setia kepadanya. Menggunakan Cara tidak masuk akal dengan membuat penilaian Appraisal performance kepada anak kecil permata biru.      

Tumbuh sebagai alat.      

(KPI key performance indicator merupakan matrik yang dipakai oleh sebuah institusi atau perusahaan dalam mengukur kesuksesan kinerja para pekerja.      

Ketika diberlakukan kepada seoarang manusia. Maka manusia ini memeliki catatan jadwal kegiatan yang harus dipenuhi tanpa kompromi, catatan target dan di break down menjadi capaian harian, mingguan, bulanan sampai tahunan termasuk strategi mencapai target bahkan lebih jauh lagi terkait anggaran yang dipersiapkan secara rinci untuknya. Ketika ada temuan sehingga capaian itu tidak bisa sempurna maka penilaian Appraisal berlaku untuk nya.     

Appraisal adalah metode penilaian, pengukuran, penaksiran angka atau rating tentang suatu subjek yang dalam hal ini adalah orang, soal perilaku dan kinerjanya didalam perusahaan, tim atau departemen).      

Perfeksionis dan segila itu lelaki bermata biru yang kini sedang memainkan pointer dipersiapkan.      

Dia mulai menunjukkan kemampuannya presentasi, setiap ungkapan yang keluar dari mulutnya sebuah analisis yang sulit ditangkis oleh logika. Ini kemampuan paling mutakhir yang mengakibatkan banyak kolega DM grup tak bisa menolak penawaran. Dampak terbesar dibuktikan dengan naiknya profit perusahaan mencapai 30% di lima tahun kepemimpinannya sebagai CEO.      

Sesuai arahan Riswan, Hendra menyentil banyak DPR yang mengajukan hak interpelasi dengan mengarahkan jawaban pada sebuah pernyataan : 'wujud pengabdian anda kepada masyarakat'.      

Pria ini mengakhiri presentasinya dengan salam sopan : "terima kasih banyak karena berkenan mendengar dan memperhatikan saya". Dia menundukkan sedikit kepalanya tersenyum termasuk melambaikan tangan kepada walikota.      

Ungkapan dan pertanyaan menggelitik masih terdengar di sela-sela salam pamitnya.     

"bagaiama dengan regulasi anggaran?".      

"Kalau kami ingin berjumpa secara pribadi untuk menindaklanjuti laporan keuangan?".     

"Pembangunan ini cukup besar dan dananya sangat besar pula. Sepertinya perlu pembahasan lebih detail". BLA BLA BLA.     

Mata biru menjawabnya dengan senyuman, dia abaikan semua itu karena sesungguhnya hal tersebut bagian dari janji Riswan. Terlebih lagi ada perempuan yang duduk di tepi paling belakang.      

Menatapnya, mata bulat kecoklatan. Sebuah magnet untuk segera di sambut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.