Ciuman Pertama Aruna

Blue Oceans



Blue Oceans

0Tak berkenan membiarkan kelopak matanya sekedar tertutup sekejap. Dadanya seakan berhenti berdetak. Istrinya cantik luar biasa.     
0

Ketika perempuan perusak logika telah sampai pada anak tangga terakhirnya, sang ayah menyerahkan tangan mungil itu kepadanya. Genggaman lembut namun penuh makna menjalarkan rasa hangat yang mengalir di seluruh tubuh sang pria.      

Seorang pemuja yang sedang bertekuk lutut, melangkah perlahan membawa ratunya menuju altar. Semua orang menatap mencari tahu siapa ratu paling beruntung itu. Bisikan-bisikan lirih mulai terdengar gadisnya yang terlihat muda, sebahu dan tak sesuai ekspektasi mereka.      

Bisikan itu hanya lagu tentang ketidak mengertian mereka seberapa apa kuatnya ratu ini mampu menggenggam dan memporak-porandakan hatinya hanya dengan satu kali ucapan.      

Dan si gadis yang baru saja menuruni tanggal lalu dituntun tangan penguasa, tidak begitu peduli pada apapun di sekitarnya. Dia malah sibuk takjub dengan interior dan pernak-pernik yang menyapa matanya.      

Tepat di atas semua kepala yang hadir pada pesta blue oceans, terlihat sesuatu bergemerlap menjulur dari langit-langit. Mirip kristal yang di isi lampu, bernuansa biru. Cahayanya menimpa para penghuni di bawah yang hanya diperkenankan mengenakan dress code putih bersih atau biru cerah secerah langit.     

Atau keterpanaan tentang beberapa sudut jamuan dengan tema aneka rupa. Namun konsepnya masih biru, sebiru penguasa yang ada di dekatnya.      

Termasuk jejeran cupcake yang menyapa disela-sela manusia terpaku karena paras malaikat berjalan ditengah keramaian. Cupcake itu melukiskan seolah semua yang sedang memakannya di sabda menjadi penghuni lautan.      

Bagaimana tidak? Ada sebuah kue yang bermotifkan Balaenoptera Musculu ( paus biru ) si besar yang panjangnya mencapai lebih dari 33 meter dan massanya tercatat sebesar 181 ton seolah melompat, menyusup, bahkan menari pada kue tart yang berbaris di ujung sana.     

Entah bagaimana wedding organizer pernikahan ini menyiapkannya, Aruna merasa sedang berada di dunia berbeda. Lampu-lampu itu, ornamen-ornamen nya, lantainya nya, dan para penghuninya, menyuguhkan dunia di bawah samudra.     

Oh' berarti manusia aneh ini ternyata bukan penguasa planet lain, yang dia duga berasal dari gugusan bintang di luar Bima sakti. Nyatanya dia masih penghuni bumi. Tapi bukan daratannya melainkan lautan.      

Samudra biru membentang memenuhi planet yang konon katanya menyala kebiruan karena air menggenang lebih banyak dari pada daratan.      

Sang penguasa menggenggam tangannya. Tanda kekuasaan paling khas menyala tiap kali melirik, diiringi senyum merekah menampilkan guratan lesung pipi.     

Tangan mata biru menggiring bibirnya untuk mencium jemari mungil, kecil milik Aruna. Laksana pangeran yang sedang tunduk memohon pada ratunya, permohonan itu berbuah gerakan ringan perlahan meletakkan jemari kecil pada dada bidang mata biru, kemudian musik mengalun untuk mereka berdua.      

Sang penguasa mengajarinya berdansa pada altar yang disuguhkan untuk mereka berdua. Seolah hanya berdua. Melupakan segala jenis tatapan mata yang mengelilingi dan terfokus ke arah dua sejoli pemilik pesta samudra biru.      

Selaksa dimabuk dahaga, tanpa aba aba mata itu menggelap layaknya pemangsa yang telah menemukan buruannya.      

Warna merah yang kontras dengan segala hal di dunia  biru merebut perhatiannya. Dan melumat apa yang sedang dia buru. Begitu dalam di tengah-tengah manusia-manusia yang mulai menyuarakan tepuk tangan.      

Dendang tepukan yang perlahan mengeras kemudian menyisipkan kesadaran pada otak rusak milik sang pemuja.      

Dia akhirnya berkenan mengerjakan mata, menatap sekelilingnya menemukan neuron di otak kembali mengajum untuk melompat lompat sebagai bentuk kesadaran pemiliknya.     

Mahendra menundukkan kepala sekejap sebagai rasa hormat kepada tamu undangan yang hadir di hadapannya. Kini Dia telah benar-benar sadar. Setelah kokain yang di hisab perlahan mulai luruh.      

Menyisakan dunia nyata tentang istri yang baru saja menerima lumatannya. Sedang berdiri tegang, terpaku, dan bergetar grogi. Mungkin karena perlakuan dominan yang dia paksakan atau lantaran belum terbiasa dengan dunia baru ini.      

Sang suami membantunya memahami, mengusap lembut punggung ratu mungil.  Dan sesekali mengecup ubun-ubun rambut terurai milik gadis gugup ini.      

.     

.     

Sejalan dengan berlangsungnya denyut pesta, gadis gugup berkeliling mengikuti punggung suaminya. Berpindah dari suatu komunikasi formal basa-basi ke komunikasi basa-basi berikutnya.      

Kolega bisnis dan rekanan suaminya beberapa terlihat tidak asing, Aruna melihat mereka di televisi. Entah wawancara sekilas tentang bisnis, atau tentang target market bulan depan termasuk para publik figur dan tak terhitung jumlahnya.      

Aruna baru menyadari bahwa Mahendra bukan orang biasa. Ditiap caranya mendekati orang lain untuk sekedar menyapa atau sengaja didekati. Mahendra disambut terlalu ramah, sembari memajang wajah-wajah penuh pengharapan.      

.      

.     

Si mungil Ini mulai merasa lelah dan haus. Dia berbisik pada suaminya, otomatis ada tindakan spontan yang tanggap mencari para waiters untuk menyajikan minum dan camilan buat perempuan yang tercantik hari ini.      

.     

Dan secara tidak terduga, suara lambang misi tersembunyi sang ratu mulai terdengarkan.      

"Jika aku suatu saat nanti berkesempatan meminang dia yang meRona Kemerahan, tak akan ku buat dia membeku di dasar lautan berwarna biru. Kan ku biarkan menghangat, sehangat dirinya dan sehangat pesan cintaku untuknya".      

Artis-artis yang naik turun dari level stage (panggung) tak ada yang mampu menggerakkan keinginan gadis ini untuk melihat, apa lagi mendekat.      

Namun kini sejalan dengan kata Rona kemerahan disebutkan, seolah kode rahasia pemanggil dirinya telah disuarakan. Gadis itu berlari mendekati sumber suara. Dan terhenti di sana, pesan Damar yang terlihat mustahil bagi siapa pun yang membaca. Sungguh terealisasi dihadapannya.     

"Jreng..". Gitar itu mengawali panggilan paling memilukan.      

Lagu Rona Kemerahan digubah menjadi semakin melo menyayat hati. Nadanya melambat tak sama seperti yang diperdengarkan untuknya ketika menatap gemerlap lampu-lampu dari atas kota Bandung.      

Di sisi lain Mahendra mencari istrinya yang menghilang dari titik awal dia ditinggalkan. Matanya menyusuri setiap punggung yang sedang terpesona oleh lagu dari artis di atas stage.      

Ini hal biasa, artis-artis yang di disiapkan oleh wedding organizer pasti yang terbaik. Tapi semua berubah menjadi rasa panas yang membara di dada ketika ada kata Rona kemerahan penyusup menggetarkan gendang telinga.      

Rasanya ada seruan perang yang sedang dikumandangkan seorang.      

Hendra berjalan gusar mendorong tubuh beberapa orang, Dan dia dapati istrinya ikut terpukau bersama sebagian tamu undangan.      

"ayo Sayang ikut aku! Kau bilang kau haus?! pasti lelah juga kan?! mari kita istirahat!". Suaranya lembut seolah menyenangkan. Tapi mata itu menyala mengobarkan kemarahan.     

"sekedar melihat dan mendengarkan performance sahabatku yang telah lama menghilang.. apakah itu saja tidak boleh?!". Suara gadis bergetar, jelas menahan sesuatu. Pilu memang, Hendra merasakan kepiluan dari getaran suara yang terbata-bata diucapkan Aruna.      

Si dia mata biru terpejam sesaat, sadar tentang kehadirannya sebagai orang ketiga. Merebut paksa Aruna dari tangan laki-laki yang sedang merintih dalam lagunya.      

Tapi mata biru tetaplah dirinya. Laki-laki dengan sejuta analisis logika, pada caranya berdiri mengiringi sang istri. Dia bisikan kalimat perintah untuk para pengawal : "tangkap artis yang bernyanyi di depan, pastikan dia tidak terlihat lagi setelah performance nya".      

Sekejap kemudian dua pengawal sudah berdiri pada ujung stage tempat para artis keluar dan masuk.      

Aruna menurunkan pelukan tangan Mahendra dari pundaknya, menyadari sesuatu yang buruk akan terjadi.      

Paras malaikat sedang menjelma menjadi iblis biru. Dia tersenyum dan membelai rambut Aruna. Tapi di ujung sana para pesuruhnya akan menerkam seseorang.      

*Juan pastikan Damar selamat.     

*Nona aku dari tadi mencari artis bernama Damar namun tidak ada.      

*Dia sedang distage     

*Oh' jadi Danu Umar itu Damar?     

*Ya.. dan teman-teman mu akan menangkapnya.      

*Akan ku turuti permintaan mu.. cukup pastikan dia tidak tertangkap.      

*Baik nona.. I will work above your expectations!       

Pesan rahasia mengakhiri lagu Rona Kemerahan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.