Ciuman Pertama Aruna

Kadang-kadang Seneng



Kadang-kadang Seneng

0"Hai mas Hendra.. boleh di perkenalkan dulu istri imut yang ada di samping anda, kabarnya sangat sulit di kuak oleh pencari berita. Memang sepertinya tidak banyak melakukan aktivitas di luar ya..?". Tanya Biyan.      
0

Sebelum menjawab CEO DM Group terlihat duduk lebih tegak dengan mata perhatian dan melempar senyum hangat.     

"Sayang.. kita sapa dulu yang ada di rumah? ". Mahendra meminta Aruna melambaikan tangan ke kamera.      

"Seperti yang anda sebutkan tadi nama istri ku Aruna, mahasiswa tingkat 2 bener ya sayang?". Hendra memang paling pandai untuk mencuri perhatian banyak orang termasuk menampilkan kesan hangat dalam jalinan pernikahannya.     

Aruna mengangguk sambil meraih tangan Hendra tanda bahwa dia benar-benar gugup, gugup karena dia bakal dikenal secara luas sebagai bagian dari keluarga Djoyodiningrat. Lebih tepatnya istri pewaris tunggal joyodiningrat. Status yang sejak awal tidak dia inginkan.      

"memang saat ini istri ku masih cuti dari kuliahnya, Dia sedikit trauma waktu diburu awak media hingga ke lobby kampus. Mungkin ada yang masih ingat saya pernah membuat pernyataan di depan kampus Tri pusaka karena istri saya, oh waktu itu masih calon istri. Jadi dia didesak untuk membuat pernyataan terkait foto-foto viral kami berdua yang secara tidak sengaja tersebar luas". Jelas Mahendra mengingatkan publik bagaimana Aruna pernah tersandera di lantai 2 karena diburu wartawan. Sebenarnya kejadian itu adalah kelakuan Hendra sendiri, dengan meminta pradita menyebarluaskan foto dirinya dengan Aruna untuk membersihkan nama baiknya.      

"Oh iya.. ku ingat betul waktu itu sebenarnya anda lagi hangat-hangatnya dirumorkan dekat dengan Tania, benar kan?". Ayu mengkonfirmasi.      

"kita jadi kangen sama Tania nich.. semenjak rumor bermalam bersama anda di hotel. Tania bak ditelan bumi gitu.. bahkan semua iklan dan kontrak drama series nya dihentikan secara tiba-tiba.. Mungki anda tahu kabar Tania?". Celetuk Biyan.      

Hendra hanya tersenyum, inilah sebabnya dia benar-benar tidak suka menghadiri wawancara eksklusif stasiun TV. Dan karena ini adalah acara live terpaksa sekali Hendra harus menanggapinya.     

"sejujurnya sesuai dengan pernyataan saya dari awal kita berdua memang teman sejak SMA, mungkin bisa dikonfirmasi ke beberapa teman SMA kami. Jadi rumor yang mengatakan saya membawa dia karena dia menang taruhan. Atau kami bermalam bersama, di hotel saya dan lain sebagainya. Jujur keduanya salah besar karena malam itu saya juga mengantar Tania pulang ke rumah. Sebelumnya kami memang sempat mampir di Djoyo Rizt hotel karena ada hal yang harus saya kerjakan waktu itu. Mohon maaf saya bicara panjang lebar karena saya berharap nama baik saya termasuk sahabat saya Tania benar benar clear". Mahendra menutupi rasa geram di hati. Orang lain tidak akan bisa melihatnya karena wajah itu masih cerah dan penuh senyum. Kecuali gadis mungil di sampingnya yang mulai paham ada semburat berbeda pada raut muka Hendra.     

"untuk komunikasi dengan Tania bagaimana? apakah masih baik atau..". Biyan belum selesai bicara.      

"Saya juga kehilangan kontak dengan Tania semenjak kejadian itu. Sangat saya sayangkan sesungguhnya, sebuah rumor bisa menghancurkan persahabatan kami". Hendra tergesa-gesa memotong pertanyaan Biyan.     

_ah, benar.. aku melupakan Tania, di mana kakek tua itu menyembunyikannya_ info terakhir tentang Tania yang diterima Hendra ialah dia dan manajernya berada dalam pengawasan tetua Wiryo.     

_oh ya Tuhan.. bagaimana bisa aku melupakan sesuatu yang penting_     

"oke baik, kita kembali ke topik utama saja ya.. semoga ke depan kita juga bisa lihat sepak terjang Tania lagi di drama series. Hai Tania.. kita semua kangen kamu loh.. rumor kamu sudah clear sekarang. balik lagi, berkarya lagi. Love you beb". Ayu berseru, dia memang bagian dari teman teman hangout Tania.     

"Untuk nona Aruna, bagaimana rasanya menjadi istri dari CEO Mahendra?. Dengan parasnya yang tampan dan kabarnya juga pewaris utama Djoyo makmur Group. Bener nggak sih?". Ayu melempar pertanyaan kepada Aruna.     

"Emm ...". Gadis ini menatap Hendra seolah mencari ketenangan. Hendra membalasnya dengan mengusap lengan Aruna. Seolah bermakna 'nggak papa jawab saja'.      

"hee.. biasa aja". Sambil tersenyum jawaban gadis itu mengantarkan gejolak tawa orang-orang di sekitarnya. Mereka sedang tak habis pikir bagaimana bisa gadis itu membuat jawaban sederhana dari pertanyaan yang panjang dan menggugah emosi perempuan. Secara wajar pada umumnya perempuan akan menjawab sambil memamerkan betapa dia luar biasa bisa memiliki seorang suami yang sedang digandrungi banyak orang.  Bahkan sempat jadi incaran artis-artis tanah air.     

"Please. Tolong dong ada jawaban lain?". Desak Ayu.     

"Em.. kadang-kadang juga seneng". Tambah Aruna.     

"He he.. anda sepertinya cewek yang lucu ya?". Biyan menerka.      

"bukan lucu tapi menggemaskan". Hendra memberi tambahan ungkapan manis, dia tahu Aruna sedang gugup.      

"aduh.. aku nggak terima kalau jawabannya cuma gitu dong". Ayu merengek.      

"Kalau mas Hendra gimana rasanya punya istri yang terpaut 7 tahun ya? Benarkan? Dan masih anak kuliahan". Celoteh Biyan.      

"Lebih tepatnya hampir 8 tahun jarak saya dengan istri saya, dia baru saja berulang tahun ke-20 sedangkan saya sebentar lagi 28 tahun". Jawaban Hendra mengantarkan anggukan pada Biyan dan Ayu.     

"lalu gimana perasaan anda? jangan sampai anda jawab 'biasa aja' ya.. atau 'kadang-kadang seneng' haha". Host pria ini mengultimatum Hendra sembari mengingat jawaban Aruna tadi.     

Hendra sempat ikut tertawa sebelum menjawab : "hidup saya lebih berwarna dan sejujurnya walau dia jauh lebih muda dari saya, saya belajar banyak pada istri saya. Kami punya karakter yang sedikit bertolak belakang. Saya agak sulit bersosialisasi karena kesibukan yang cukup padat dalam hal pekerjaan, sedangkan istri saya sejak pertama kali bertemu saya tahu dia gadis yang hangat dan riang. Jadi membuat saya ingin cepat cepat pulang  dari kantor".      

"Uuuh manisnyaaaa...". Ayu ikut tersipu-sipu malu.      

"terus.. terus.. ada lagi nggak?". Gali Ayu.     

"Apa ya?". Hendra juga bingung.      

"ya.. yang pasti saya lebih bahagia sekarang dari pada waktu sendirian dulu, jadi yang masih single cepat menikah hehehe". Jawaban Hendra diakhiri dengan tawa terkekeh, lesung pipinya bahkan tertangkap kamera. Terlihat jauh berbeda dari auranya yang terkesan dingin namun  tsundere. Sekarang malah terlihat seperti pria dewasa yang hangat.      

"Yach.. mas Hendra nyindir kita dong". Celetuk Biyan.      

"lo aja bukan gue, gue kan udah pernah nikah kali walaupun sekarang sudah janda hahaha". Gurau Ayu.      

"Please sisakan satu lagi Tuhan.. cowok kayak mas Hendra, mau aku nikahin langsung". Seru Ayu. Membuat tawa seisi ruangan.      

"Baiklah jangan kemana-mana setelah ini kita akan balik lagi oke.. For you.. spesial buat kamu". Tutup Biyan.      

.     

"em.. nona Aruna bisa lebih ekspresif lagi". Pinta Ayu.      

"Maaf saya tadi agak gugup". Resa Aruna.      

"Boleh aku minta kisi kisi pertanyaan selanjutnya? biar istri ku bisa menyiapkan jawabnya". Pinta Hendra.      

"kami inginnya jawaban spontan sebenarnya. Nggak papa jawab aja sesuai keinginan nona". Ayu sedikit keberatan membuka poin berikutnya.      

"Oh iya.. satu lagi.. aku berharap pertanyaannya seputar kita berdua saja, jangan melebar". Tegas Hendra sedikit keberatan ditanya terkait Tania.     

"Em..". Ayu tersenyum dipaksakan : "kami usahakan!".     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.