Ciuman Pertama Aruna

Harapan Palsu



Harapan Palsu

0*Hendra aku ke kamar mandi dulu. (WhatsApp Aruna)     
0

*Aku sudah di mobil jangan lama-lama. (Hendra)     

*Baik. sabar ya. (Aruna)     

Gadis itu akhirnya menemukan cara untuk bertemu dengan Pandu. Dia menyelipkan sebuah pesan kepada seseorang yang akan masuk dalam ruang meeting stasiun TV swasta.      

.     

"Aruna gimana caranya kamu ada di sini?". Pandu bertanya, mereka menyelinap di dalam ruang kosong.      

"Aku menghadiri talk show live di minta menemani suamiku". Jawab sang gadis.      

"damar, apa dia baik-baik saja".      

"Makin kacau sih, huuh Aku nggak tahu gimana caranya mengendalikan anak itu".      

"beri tahu dia aku sangat menghawatirkannya". (Aruna)     

"Beritahu dia juga aku capek. Capek melihatnya seperti itu". (Aruna)     

 "Katakan kalau dia nggak merokok lagi, melakukan hal bodoh lagi, Aku akan berusaha untuk menemuinya. Tapi kalau dia masih seperti itu jangan berharap aku berkenan menemuinya". (Aruna)     

 "jangan beri harapan palsu".      

"hiks hiks hiks.. lalu aku harus bagaimana supaya dia nggak begitu".      

"kayaknya dia.. Ah.. bahkan harapan palsu juga bisa membantunya. Baiklah aku akan sampaikan. Sudah jangan menangis nanti suami mu akan curiga pada mu". Pandu ikutan resah.     

"kau tahu dia masih percaya suatu saat kau akan kembali padanya, aku hampir capek mengingatkan anak itu". Jelas Pandu.      

"Terima kasih kak Pandu sudah menjaga damar".      

"kalian berdua sama saja, sesudah kembalilah kau pasti sudah ditunggu".      

Perempuan ini membasuh air mata di pipinya. Lalu berjalan tergesa-gesa berlari secepat dia bisa. Mendapati suaminya sudah mulai resah mengelilingi mobil.      

"kenapa lama sekali?? aku hampir saja menyusul mu!". Protes Hendra.      

"tunggu! kenapa wajah merah, apakah sakit?". Hendra mencoba memeriksa wajahnya tapi perempuan itu lekas-lekas memilih masuk ke dalam mobil menutup dirinya dengan melempar pandangan ke arah jendela.      

"Kita ke rumah sakit ya?".      

"nggak. aku nggak mau".      

"kalau gitu kita ke rumah induk".      

"Aku juga nggak mau".      

"kenapa? Kau mau di kamar hotel pribadi ku?".      

"Bolehkah hari ini aku pesan kamar dan tidur sendiri, aku butuh istirahat tanpa diganggu".      

"Aku janji! aku tidak akan mengganggu mu".      

"Malam ini saja.. please".      

"kamu sedang tak enak badan kan? tak boleh tidur sendiri".      

"Aku, sedang sangat capek. Aku capek menghadapi semuanya. Izinkan aku sendiri untuk malam ini saja".      

.     

.     

Harapan Palsu      

Siapa yang membuat ungkapan bahwa jatuh cinta akan mendatangkan kebahagiaan?. Sepertinya pujangga yang menyairkan kalimat itu untuk pertama kali sedang tersesat di alam mimpi.      

Mimpi panjang yang jauh dari realita. Sampai aku bertanya-tanya.     

Apakah aku akan terus mengejar mu, seperti manusia hilang arah kecuali membuntuti gadis kecil berlarian. Dia menari-nari di ujung sana. Sayangnya tiap kali di dekati dia pun berlari.      

Bangunkan aku dari kebodohan ini. Aku ingin menanggalkannya sekarang juga! tapi siapa yang bisa melawan hati yang baru disentuh oleh malaikat kecil berbau manis.      

Aku bahkan tak ingin kembali kepada kekosongan walaupun ini menyakitkan. Ajari Aku menyerah. Hingga aku lupa cara berusaha. Doa ku sudah sampai di situ. Karena mata mu sama sekali tak berkenan melihat ku.       

Padahal telah ku turunkan harapan ku serendah-rendahnya. Bukan lagi ku ingin cinta mu. Tampaknya itu terlalu luar biasa. Cukup beri aku harapan palsu. Supaya aku tetap bisa bernafas, dan mengarungi kebodohan ku sendiri. Yang masih saja mengejar mu walau aku tahu sama sekali kau tak menoleh kepada ku.      

.     

.     

"Kembalilah ke kamar mu, sudah aku bilang.. aku akan tidur di sini sendirian". Perintah merusak logika kepada lelaki takluk, yang kini tanpa memegangi nadi penderita sindrom itu sudah bisa melihatnya terbaring menutup mata termasuk bersembunyi di dalam selimut.     

Dia duduk di sofa, menunggui tubuh terbaring yang sedang berusaha tidur di kamar hotel pesanannya.      

"Aku akan menunggu mu sampai kau tidur baru aku pergi". Ungkapnya menenangkan cara mengusir sang perempuan.      

_aku.. apa aku perlahan telah sembuh.. aku bisa menatapnya tidur tanpa menyentuh nadinya.. aku bisa menyetir mobil dan menggendongnya padahal dia pingsan_ pengidap PSDT menikmati dirinya yang mulai berhasil menaklukkan ketakutannya sendiri. Dia masih di sana 60 menit sudah terlewati. Tapi masih konsisten duduk dan mengamati tubuh berbaring yang dulu sangat ditakuti.      

Tiba-tiba suara itu menyapa kembali : "Hendra apakah pernah jenuh?".      

"sering sangat sering". Balas pria yang tak beranjak dari kursinya.      

"Apa yang akan kau lakukan ketika kamu jenuh".      

"Aku menyibukkan diri ku".      

"contohnya?".      

"aku membaca semua buku yang ada di rak buku, kalau itu tidak berhasil aku membersihkan semua yang ada di depan ku, yang paling akhir Aku bekerja sepanjang waktu untuk mengalihkan jenuh ku".      

"begitu ya? Aku rasa itu tidak akan berhasil pada ku".      

"Jadi kau sedang jenuh".      

"mungkin".      

"apakah kau sedang jenuh padaku".      

"Tidak padamu saja. Pada semuanya". Dia berusaha tidur kembali. Dan sang pria konsisten menunggui.     

.     

.     

Dan ternyata sang perempuan terduduk kembali, dia tak bisa tidur sama sekali.     

"Hendra kau bisa menaiki motor?".      

"Bisa".      

"apa kau menyimpan motor di hotel ini".      

"Ada satu".      

"bawa aku jalan-jalan dengan itu sekarang!".      

.     

.     

Sebuah Ducati XDiavel ditunggangi oleh mata biru dan perlahan motor itu melambat mendekati gadis yang berdiri di depan lobby hotel bintang lima.      

Montor Cruiser tercantik di dunia dengan desain sangat unik dan berbeda dari motor cruiser kebanyakan. Harganya sangat mahal, menggunakan mesin berkapasitas 1.262cc dengan keluaran tenaga sebesar 152 Horsepower dan torsi 126 Nm.     

Selain itu, tersedia pula fitur pendukung berupa Bosch cornering ABS, Ducati Traction control (DTC), Riding Modes.     

Hendra turun dari motornya, menyelipkan tangan Gadis itu pada jaket yang sudah dia siapkan. Terlalu kebesaran, Aruna tidak bisa lagi protes untuk menolaknya. Pria ini bersikukuh agar istrinya tidak sakit.     

"kita ke mana?". Tanya mata biru mulai menarik gas di pergelangan tangan.      

"Tidak tahu, pergi saja sesuai insting mu". Balas Aruna, masih terkagum kagum dengan motor yang dia tunggangi.      

"motormu sangat keren".      

"Kalau pemiliknya gimana".      

"Keren juga, terutama saat dia enggak mengekang ku". Ada semyum yang terselip membelah malam mengarungi jalanan sepi, bersama pelukan gadis yang sedang bersandar di bahunya menikmati udara.      

"Hendra".      

"Hem..".      

"Boleh melepas helm ku".     

"tidak itu bahaya".      

"kalau melepas tangan ku sebentar".      

"Jangan itu juga bahaya".      

"bodoh amat!". Gadis itu benar-benar melepas helmnya dan melepas ikatan tangannya diri pinggang Mata biru.      

"Aruna apa yang kau lakukan". Pengemudi segera mengurangi kecepatan motornya. Memastikan gadis yang membentangkan tangan menikmati udara, tetap dalam keadaan aman.      

"Hendra ini nyaman tahu, hidupmu terlalu serius. Cobalah untuk melakukan hal-hal baru, agar kau tidak terlihat seperti lelaki membosankan".      

"Kau bilang aku tadi keren.. sekarang membosankan". Suara mereka diterpa udara bicara dengan lantang mengaruhi malam. Memanjakan gadis yang sedang memberinya harapan palsu.      

"Hendra pelankan montornya kita berhenti di jembatan itu". Pinta Aruna.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.