Ciuman Pertama Aruna

Kolostrum Kosong (Menikah+)



Kolostrum Kosong (Menikah+)

0Author :       
0

Adillah pada dirimu sendiri, memilih tetap menjadi anak baik merupakan hak-mu.      

__________________________      

_Bercinta macam apa ini??_ Hendra mengeluh di dalam hati, bukan keluhan karena sakit fisik tapi lebih kepada keluhan seorang laki laki yang jatuh cinta untuk pertama kalinya dan terabaikan. Dia bisa tahan jika itu di pukuli atau di keroyok hingga kehilangan kesadaran, baginya hal itu lebih mudah dihadapi dari pada rasa sakit luar biasa karena perempuan ini.      

"Kau yakin akan bertahan terus seperti ini?". Lama lama kesabaran mata biru mendekati limitnya. Perempuan itu hanya membuang pandangan, dan tak berkenan menatap lagi. Mata biru berusaha meraih kepalanya dan mencengkeram kuat rambut gadis mungilnya.      

Sayang ketika wajah sendu itu tersaji di hadapan Mahendra dengan mata terpejam dan pasrah. Hendra mengurungkan perilaku kasarnya, sudah cukup istrinya mendapat perilaku buruk darinya dan telah banyak perempuan ini mengisi kehidupannya.       

Cengkeraman itu berpindah menjadi pelukan, pelukan di antara air yang makin mendingin berlawanan dengan tubuh penghuninya yang kian menghangat.     

"Huuh". Ada suara pria menghembuskan kesabaran. Dalam dekapan antara hasrat dan hati yang terluka beberapa kecupan tanda rasa sayang masih dia suguhkan. Hendra menghadiahi gadisnya kecupan pada rambut halus yang menjuntai berserakan.      

"Kau akan tetap bertahan dengan pendirian mu?". Tanya mata biru setelah membelai rambut itu dan menemukan wajah sendu Aruna mengerah padanya.      

Perempuan enggan menjawab dia hanya mengangguk.      

"Baik.. Baiklah.. Kita mandi saja dulu, ku lepas seluruh dress mu ya..". Hendra membantunya. Tapi Aruna mempertahankan dress yang hanya melilit bagian bawah tubuhnya, pinggul ke bawah.      

"Apa kamu merasa cukup? Kalau iya, aku akan mandi sendiri". Ungkapan Aruna bertanda dia akan bangkit dan berniat meninggalkan mata biru, ada ruang bershower tidak jauh dari sana.      

"Belum!". Tegas Mahendra. Semburat kekecewaan tertangkap jelas. Si enggan bersikukuh ingin pergi. Memicu sesuatu di dada pria yang mulai hilang kesabaran.     

_Bagaimana dia bisa begini? Sungguh sangat menyiksa.. Aku pun bisa menyiksanya_ Sejalan berikutnya sang pemangsa menunjukkan kekuasaannya. Meraba ke segala arah dan memberinya sensasi somatosensory tanpa ampun hingga gadis itu bukan lagi berpegangan tepian bathtub dia mulai menggigit bibirnya sendiri.      

Kengerian itu makin menjadi ketika Hendra tidak memberinya jeda bernafas, dan menggigitnya dimana mana seolah sedang memangsa hasil buruannya.      

"Heenn... Su.. sudah..". Rintihnya, ketika tanda itu mendekati mamma betinanya.      

"Heeennn...". Pekiknya ketika pria ini mulai rakus pada sesuatu yang sempat digores oleh giginya sehari sebelumnya.      

Denyutan itu membuatnya tak bisa bertahan lagi. Di tarik dan jambak rambut pemangsa yang tidak memberinya jeda sama sekali.      

"Merintihlah..". Uji mata biru menantang perempuan dinginnya.      

"Hentikan!". Bukan lagi menjambak, dia mulai memukul punggung pria yang masih setia berlama lama memburu kolostrum kosong miliknya secara bergantian.     

"Kau menyakiti ku.. Ku mohon lepaskan aku..". teriakan itu berpadu dengan deru desah dan air mata.      

Bukan hanya pada perempuannya, laki laki itu juga kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri.     

"Aku menginginkan mu, kau istri ku kan!!". Ungkapnya membara. Sambil mencuci siliva yang terbalur pada dua gundukan milik Aruna.      

secepat dia bisa putri Lesmana berdiri melarikan diri dan ditangkap tangkas mata biru.      

"Byur". Gadis itu terjerat dan masuk ke dalam bathtub kembali. Belum sempat menemukan keseimbangan epidermisnya mulai disusuri kembali semakin gila dan lebih gila lagi ketika tangannya di pegang erat agar tak dapat melawan.      

Tiap mulut kecil ini mulai protes Hendra mengulumnya terang terangan, gadis itu tidak dapat melakukan perlawanan apa pun kecuali tangis air matanya.      

"Hentikan tangis mu Aruna..! Kenapa tidak kau nikmati saja apa yang aku berikan!". Gertak Hendra tidak tahan.      

"Karena... Haah.. huuuh..". Dia telan sendiri gelisahnya, lalu berucap : "Lakukan yang kau inginkan, lanjutkan saja asal tidak kamu langgar batasannya". Gadis ini masih berusaha bertahan padahal desahanya sudah menggila.     

"Kau pikir aku laki laki macam apa Aruna!!". Bukan lagi menggertak dia, Hendra menatap tajam dan menunjukkan kemarahannya yang membara.       

"Kau adalah istri ku, sejujurnya aku sama sekali tidak tega melakukan ini".       

~      

~      

[Flashback. Chapter 25. Yang Ku Pilih]      

"Tok.. tok.. tok...". Ketukan pintu. Memecahkan sedikit ketegangan.      

Andos menyusup ke dalam memberitahukan bahwa Lesmana, ayah Aruna telah datang. Wiryo memundurkan dua foto tersebut. Meminta sekretarisnya membawa masuk anak dan ayah yang sudah menunggu di luar.      

"Ingat ini kesempatan terakhir mu". Ucapan kakeknya menguras hati dan pikiran Hendra.      

Gadis itu berjalan diiringi ayahnya. Mungil dan sedikit ketakutan. Dia pasti sudah banyak mendengar cerita tentang keluarga Djoyodiningrat.      

[30 Menit Sebelumnya]      

Seorang ayah datang lebih awal dari putrinya. Berniat mengiringi putri bungsu yang kabarnya bisa dia rengkuh kembali tanpa perlu menyerahkannya pada matan keluarga tuannya. Keluarga Djoyodiningrat yang memiliki kekuasaan tanpa batas.       

Lesmana, mantan ajudan itu berdiri menatap ruang tempatnya dulu bekerja. Senyumnya merekah bersama dengan mobil bentley black milik calon menantu yang akhirnya dapat dia hindari. Belum sempat ia mendapati mobil itu terparkir.       

Mantan nonanya memanggil dengan suara serak dan ekspresi yang tidak terduga dia jarang menunjukkan emosinya : "Lesmana boleh aku meminta waktu mu sebentar".       

"Iya nona". Jawabnya tanpa mampu menolak. Lesmana dan Gayatri memasuki ruang tertutup, ketika mantan ajudan itu memasuki pintu secara tidak terduga sang nona segera menguncinya rapat-rapat. Tanpa aba aba nona terhormat, Gayatri Djoyodiningrat berlutut kepada lelaki yang dulu hanyalah sebatas ajudan, Lesmana tersentak luar biasa.       

"Apa yang Anda lakukan??". Suara Lesmana meninggi seiring rasa terkejutnya.       

"Izinkan putra ku mendapatkan putri mu". Wajah berharap sungguh dia sajikan terang-terangan berlawanan dengan ekspresi datar yang selalu disuguhkan tiap saat.       

"Maaf aku lancang, aku tidak punya cara lain selain memohon pada mu agar putra ku mendapatkan kesembuhannya". Gayatri enggan berdiri walau wajah syok itu tidak berkenan disuguhi permohonan dengan cara ekstrem (berlutut).       

"Berdirilah nona. Kita bisa bicara baik baik tanpa Anda perlu berlutut". Lesmana memintanya kesadaran nona yang dulu begitu berharga di setiap jengkal dirinya bahkan helai rambutnya yang terjatuh pun tak luput dari pengamatan. Putri tunggal, anak kesayangan presdir DM grup. Pewaris satu satunya Djoyodiningrat sebelum bencana itu datang, suara suara yang mengatakan dirinya tidak akan layak. Dan dipaksa bersembunyi ke USA, dipisahkan dengan dunianya dan berkuliah di jurusan yang sama sekali tidak dia minati.       

"Aku tidak punya cara lain Lesmana, selain berlutut sampai kamu relakan putri mu untuk putra ku". Dia tidak beranjak sedikit pun semakin memojokkan mantan Ajudannya.       

"Kenapa Anda harus melakukan ini, kesembuhan apa? Kenapa harus putri ku?". Lesmana keberatan.      

"Seperti kau yang tidak rela melepaskan putri mu, dan ingin melindunginya. Seperti itu pula seorang ibu yang menghancurkan putranya berharap putranya mendapatkan penyembuhan. Ketika obat yang dicari cari sekian tahun akhirnya datang padanya aku akan lakukan apa pun untuk menebusnya". Gayatri adalah perempuan yang secara intens mendatangi klinik Diana, dia adalah pasien tetap minimal sebulan sekali pasti datang untuk sekedar konsultasi. Perempuan ini belum bisa menemukan kepribadiannya yang dulu ramah, tangkas dan hangat. Untuk itu dia terus menerus mendapat treatment dari psikiater yang masih berkenan mendampinginya. Sejalan dengan hal tersebut Gayatri menerima informasi perkembangan psikologi putranya.       

.     

.     

__________________________     

Pesan Cinta Author : Salam sayang semuanya, jadi akhirnya emak Aruna bertekat bikin privilege atau Hak Istimewa. Tujuannya adalah supaya saya punya tekad dan terdesak dengan target up load minimal perhari 2 chapter.     

Kalau tidak ada desakan dari privilege, ibu agak muda beranak balita dan punya jam kantor 8 s.d 9 jam ini takut tidak tertib, belum lagi novel lain yang begitu menggoda untuk di tulis hehe..     

love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

Apa sih privilege?     

privilege adalah keistimewaan yang dapat dibeli oleh pembaca untuk mendapatkan akses bab bab terbaru dari sebuah buku yang sudah diterbitkan oleh penulisnya     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.