Ciuman Pertama Aruna

The Queen of my heart



The Queen of my heart

0"Oh.. ya tuhan.. lucunya..".      
0

"Hen lihat.  Hen..".      

"Fotoin.. foto aku juga..".      

"Iya.. iya.. sayang..". Ucap sang pria mengimbangi kehebohan perempuannya.     

"Menolehlah kesini sayang...". Hendra membuat video pendek.      

"Hai.. Kita sedang liat Dolphin..". Aruna melambaikan tangan pada kamera yang dimainkan Ceo DM Grup. Kemudian mengarahkan kamera tersebut kepada keluarga Dolphin yang sedang berlarian riang.      

"Apa yang membuat istri ku happy hari ini". Tanya Hendra menangkap kembali gambar istrinya.      

"Karena hari ini aku bisa menikmati udara kebebasan dan pantai yang indah?". Serunya mengangkat kedua tangannya riang bahkan pita rambut yang dia kenakan jatuh kelaut.      

"Ah'..". Keluhnya.     

Pria yang duduk di belakang spontan berusaha meraih pitanya. Sayang sekali benda itu sudah larut ke dalam air, belum sempat ditangkap. Aruna sekilas cemberut dan pria di belakangnya segera menangkap momen tersebut.      

Rambut terurai dan tawanya memang yang paling sempurna.      

'Aku baru sadar sekarang, anak muda itu menjadi hancur berantakan ketika Aruna aku bawa pergi darinya'     

'Tidak begitu cantik tapi manis'     

'menggoda karena sikapnya yang sulit diterka'     

'dan baik, tak pernah didapati rasa benci bahkan terhadap ku yang menyusahkan'     

'Aku pikir aku bisa merebutnya. Nyatanya yang terjadi sama saja'     

'tetap berlarian dan sulit ditangkap'     

.     

"Hendra gantian giliran kau yang tertangkap kamera". Aruna merebut kamera Mahendra. Mereka sempat muncul bersama, melambaikan tangan pada kamera, lalu gadis itu menangkap ekspresi mata biru dengan lesung pipinya yang mahal itu.     

"ah' matanya dan lautan begitu sempurna" Aruna berbisik lirih hanya didengar oleh telinga nya. Putri Lesmana tak berani memperhatikan Mahendra, kini terjebak karena menangkap wajah dengan mata biru yang menyala dengan kamera yang berada di tangannya.      

_jadi ini yang disebut paras malaikat oleh mereka_      

Dan dia tak berkenan memainkan kamera lagi : "ini..".      

"kamu tak ingin mengambil gambar lebih panjang? Aku bahkan belum menyapa". Hendra protes.      

"kayaknya sudah cukup". Aruna enggan melanjutkan.      

"baiklah kita foto bersama ya".      

.     

.     

"Habis ini kita ke mana hen..??".      

"jangan banyak bertanya ikuti aja cara ku menikmati hidup. Haha..". pria ini mengcopy kata-kata Aruna, kalau dia diminta menjadi tukang ojeknya dan keliling kota larut malam.      

"jangan cemberut kita cari makan.. dulu.. ".      

"ke arah mana kita?".      

"Mungkin Buleleng..".      

"baiklah kali ini aku yang pilihan makanannya..".      

"Wah.. pasti yang aneh-aneh lagi".      

"Ayolah kau bilang ingin menyenangkan istrimu, kita ke Buleleng.. Dan lihat! aku sudah punya ide..". Aruna yang baru saja berselancar menemukan sesuatu yang ingin dia makan.      

"Apa itu?". Hendra mengamati gambar di handphone Aruna.      

"namanya Jukut undis.. kita cari warung Jukut undis! Nanti kita bisa makan makanan unik ini atau makan sudang lepet?". Gadis itu mulai merasa lapar, memainkan bibirnya tampak bergerak menyantap makanan yang terlihat di handphonenya.      

"jangan bilang kau akan membelinya di pinggir jalan".      

"Lah emang iya..".      

"Jangan dibilang harganya rp15.000 sampai rp20.000 ribu doang".      

"wah tebakanmu betul".      

"Hais' Aruna.. Kau ingin membuatku tersedak seperti bakso daging tikus kemarin??". Hendra protes mengingat dirinya pernah merasakan tidak enaknya tersedak karena kelakuan gadis di sampingnya.     

"Enggak.. kali ini aku tidak akan bercanda seperti itu lagi".      

"ayolah kita cari tempat makan yang romantis.. seperti keinginan perempuan normal pada umumnya".     

"Nggak hen.. ini makanan khas.. tidak akan mungkin kau temukan di hotel mu.. kalau mau yang romantis-romantis kau pesan aja satu room VIP untuk candle light dinner  di hotel mu sendiri".      

"Nanti malam kau ingin yang seperti itu..". Sang pria tersenyum berharap.     

"No!". Jawab tegas Aruna, gadis ini berbicara 'kata tidak' sambil menggelengkan kepala. Rambutnya melompat-lompat di udara diterpa angin bersama laju mobil Jeep terbuka.      

"Ya.. ya.. ya.. miss simple..". sentil Mahendra.      

"Dari pada jadi mister perfeksionis, segala hal harus di atur. Bahkan dalaman yang aku pakai pun dipersiapkan olehnya. Kau harus menikah dengan princess. Tuan Mahendra". Ejek Aruna.      

"hehe kita memang harus saling melengkapi my Queen". Mahendra mengenakan kacamata hitamnya dan melaju lebih kencang.     

"Ih.. akhir-akhir ini kau suka sekali memanggilku dengan sebutan aneh, bikin merinding tahu". Aruna memasang wajah tidak terima.      

"Ah' Aku punya ide". Mata biru tertawa nyengir dan mulai mengusung kejahilannya.      

"Queen Of The Heart Westlife". Ia mulai menggerakkan jarinya, memutar sebuah lagu.      

"Hendra please!. Jangan bernyanyi lagi.. kau akan mengocok perutku". Aruna mulai geli melihat tingkah suaminya yang pura-pura bernyanyi, lipsing dengan suara legendaris Westlife.      

"Ha ha..". gadis itu tertawa sampai giginya terlihat.      

"mungkin saja aku akan dapat ciuman setelah bernyanyi seperti tadi pagi".      

"Kau benar-benar manusia mesum. Tiap hari menginginkan hal yang sama".      

"Kalau lupa itu sudah jadi bagian hidupku".      

"dasar gila!".      

"ya aku memang tergila gila dan kecanduan tiap saat".      

 "I'll just close my eyes, and your in my dreams (aku hanya akan menutup mata ku, dan kamu ada dalam mimpiku)     

And there you will be, until we will meet (Dan di sanalah dirimu akan, sampai kita bertemu)     

I'll always look back as I walk away     

(Aku akan selalu melihat ke belakang saat aku berjalan pergi)     

This memory will last for eternity     

(Memori ini akan bertahan selamanya)     

And all of our tears will be lost in the rain     

(Dan semua air mata kita akan hilang dalam hujan)     

When I found my way back to your arms again     

(Ketika aku menemukan jalan kembali ke pelukanmu lagi)     

But until that day, you know you are     

(Tapi sampai hari itu, kamu tahu kamu..)     

The Queen of my heart"     

(Ratu hatiku)      

Kali ini suara Hendra lebih mending karena tempo lagu Westlife lambat dan mendalam. Aruna bahkan di buat tersipu. Dia pun ikut-ikutan bernyanyi bersama. Belum pernah merasakan seringan ini semenjak dirinya diserahkan pada cucu Wiryo.     

Untuk pertama kalinya gadis itu kehilangan rasa tertekan.      

"Hendra setelah makan kita ke mana?".      

"kita kembali ke Nusa Dua, aku tahu kau suka sesuatu yang menantang adrenalin, kita main Flyboarding di sana".      

"Ye.. I will be an iron woman".      

"Haha..". Hendra tertawa melihat gadisnya berdiri dan melambaikan tangan gembira.      

"itu belum seberapa..". celetuk Hendra sambil tersenyum.      

"ada lagi? Apalagi apalagi?!". Aruna penasaran dan ingin tahu.      

"tunggu saja..".      

"ayolah jangan bikin aku penasaran..".      

"panggil Aku sayang setelah ini sampai nanti aku tunjukan pantai tersembunyi untuk melihat sunset".      

"Baiklah sayangku". Aruna berseru, akhirnya dia tanggalkan sikap malu-malu yang sering dia suguhkan.      

"Haha..". Hendra tertawa karena gadis yang berdiri di mobil Jeep nya. Menyapa, mengantarkan tanda love dari tangan mungilnya.      

"Nanti malam.. kita tidur bersama ya..". Pinta mata biru berikutnya.      

"Tenang Aku nggak akan ngapa-ngapain.. aku hanya akan memelukmu, seperti tidur kita di kamar induk". Reda Hendra menangkap wajah gelisah Aruna.      

"ayolah tersenyum lagi..".      

_haah.. kau benar-benar takut denganku_     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.