Ciuman Pertama Aruna

Garis Imajiner



Garis Imajiner

0Sang tertegun tidak menyadarinya, pria itu masih asyik mengamati nyanyian alam dari ombak pantai ketika gadis mungil perlahan memberinya sun sayang. Sontak gelagapan, bibirnya mendapat kecupan.     
0

"Terima kasih Hendra"     

"Akulah yang harusnya mengatakan terima kasih"     

Dan perempuan itu memeluknya, pelukan hangat kepada pria yang dibalut baju basah. Sebuah pelukan menenangkan yang belum pernah Aruna suguhkan kepada siapa pun sebelumnya.     

Tak lama kemudian dia beranjak, menatap lekat mata biru sambil memberikan sentuhan khas dirinya pada rambut coklat milik Hendra. Sentuhan yang membuat dua orang pria tergila-gila sekaligus.      

Hendra membeku seperti patung karena perilaku hangat yang ditunjukkan Aruna terlalu berbeda dengan sebelum sebelumnya. Terlebih ketika perempuan ini secara perlahan mendekatinya. Dan mengecup bibir CEO DM grup sekali lagi.     

Bukannya disambut seperti kebiasaan Hendra yang suka mendominasi, otak bingung dan membeku laki-laki ini membuatnya tak bisa memberikan respons sama sekali. Cara bahagia yang sedikit aneh siapa lagi kalau bukan cara Hendra.     

Pemilik mata biru itu terbelalak bukan main. Sensasi somatosensorik yang diusung Aruna seperti mimpi di siang bolong. Rasanya manis dan nikmat luar biasa, karena gadis ini yang menginginkannya sendiri. Dan Hendra larut mengikuti ritmenya.      

Dia sempat berhenti sejenak untuk bernafas kemudian menaikkan tubuhnya dan mendekap kepalanya dan membawa cucu Wiryo terbang ke awan awan. Laki-laki yang baru saja sembuh secara perlahan dan hampir mustahil dari trauma mendalamnya kini sudah sampai pada titik paling bahagia karena sosok perempuan dalam hidupnya.      

Makhluk yang disebut perempuan dulu benar-benar dihindari. Kalau perlu jangan sampai satu ruangan dengan mereka sendirian. Nyatanya sejak awal, sejak calon istri yang hanya sepintas dia temui menumpahkan sendok kecil meninggalkan noda kudapan pada midi dress nya karena sengaja dia kejutkan sebab gadis itu berani meliriknya.      

Dia tahu anak ini tidak berbahaya. Dan untuk pertama kalinya, dia mengizinkan seorang perempuan masuk ke dalam ruang kerjanya berdua saja. (Chapter 3, rekan kerja merepotkan)     

Hendra sadar dirinya lebih berbahaya daripada gadis bodoh yang menyemburkan hair dryer ke wajahnya sendiri. Dia ingin tertawa kala itu, sayangnya sikap angkuh lebih dominan.      

_Apa kau sedang menyatakan bahwa aku pun juga menempati hatimu Aruna?_ hanya Itu pertanyaan yang berkali-kali melayang di otak Mahendra.      

Sayang sekali pertanyaan itu tak berani bertakhta lama. Mata terpejam karena menikmati ciuman perempuan istimewa terganggu oleh air yang secara mengejutkan menimpa pelupuk matanya.      

Gadis ini menangis.      

Menangis, sambil mengulum bibirnya. Hendra membuka mata untuk memastikan apa yang sedang terjadi. Benar saja itu air mata Aruna, Hendra melepas tautan mereka.      

Menyingkap rambut yang menutupi wajah Aruna : "ada apa..? Kenapa kau menangis?"     

Sang perempuan hanya menggelengkan kepalanya berkali-kali.      

"Kenapa? Kenapa sayang? Tenanglah semua akan baik-baik saja."     

Dan Aruna memilih bersembunyi di dada Mahendra sambil memeluknya erat-erat.      

"Tenanglah semua akan baik-baik saja, entah apa pun kesedihanmu kita bisa hadapi bersama. Kau tak sendirian"     

Aruna tak bicara tapi dia terus saja menangis, bahkan rintihannya sangat dalam membuat hati mendengar ikut tersayat.      

_apalagi ini? Mengapa dia sama sekali tak bisa ditebak_     

Gadis menangis masih setia di sana, tersembunyi di dada sebelah kiri. Tampaknya wilayah Itu bukan lagi basah karena air hujan melainkan oleh hujan air mata.      

Dia yang dipeluk sedang sibuk menyusun neuron-neuron di dalam otak. Merunut semua kejadian, mungkin saja dia melakukan kesalahan fatal hari ini. Tapi hari ini dia hanya menyuguhkan cara membuat bahagia.      

Apa Aruna menangisi hari kemarin? Ketika dirinya memperlakukan gadis itu tak layaknya perempuan terhormat? Tapi bukankah dia sudah memberi maaf? Buktinya sejak pagi Aruna setia menyembuhkan senyum di wajahnya.      

Hendra tidak menemukan apa pun selain pikirannya yang semakin kacau. Sejalan dengan lelah yang menghantarkan perempuan menangis tertidur di dadanya. Hendra pun sejujurnya juga lelah menebak tiap teka-teki dari ekspresi tak terduga istrinya.      

Hujan itu sudah reda tapi hati gelisah belum juga berkenan menghilang dari dadanya.      

Ketika langit tak lagi cerah karena matahari ingin beranjak pergi dari koordinat garis bujur  (Longtitude) tempat mereka berada. Sebuah model imajiner untuk menggambarkan pembagian waktu, salah satunya pembagi datangnya fajar dan beranjaknya senja.     

 Hendra berupaya membangunkan istrinya. Gadis mungil yang bermain seharian tampak lelah. Sang penakluk yang terbawa arus hingga mungkin saja ia ikut takluk, diminta untuk naik ke punggungnya.      

Ketika gua tersembunyi di pantai gunung payung langkah demi langkah ditinggalkan. Sejalan dengan itu semburat merah cakrawala menampakkan wujudnya.      

Dan Aruna mulai menyapa, sepertinya dia ingin memenuhi janji. Untuk menjawab gundah di hati laki-laki yang kini menopang tubuhnya.      

"Hen.. mungkin kak Tania cocok untukmu, dia sahabat lama. kabarnya sangat peduli padamu"     

Pria itu sebenarnya sedang terkejut bukan main, tapi mulutnya tidak mau membuka. Dia sudah payah menghadapi gadis yang sering kali membumbungkan hatinya lalu tiba-tiba menghancurkannya berkeping-keping.     

"aku minta maaf.. aku tetap ingin pulang ke rumah ayah. Bukan sekedar ingin, tapi harus. Tugasku telah usai di sini. Kau pasti tetap jadi laki-laki hebat sampai kapan pun baik ada aku maupun tidak. Karena itulah dirimu sejak awal, apalagi sekarang kau sudah sembuh"     

"siapa yang memberimu tugas?". Bukannya peduli pada pernyataan yang diusung Aruna. Laki-laki yang pandai menangkap kata perkata dari lawan bicaranya spontan membuat konklusi liarnya.      

Dan gadis itu tetap terbungkam.      

~     

~     

[FLASHBACK Chapter 135, Lingkaran]     

"Andos, buatkan aku jadwal bertemu Lesmana". Sang tetua memerintah.      

_Lesmana perlu mendapatkan saham tambahan DM delivery karena putrinya_     

"Baik!". Sekertaris Wiryo menundukkan kepala.      

"Apa cucu ku benar benar mencintai istrinya?".      

"Ada rumor dari lantai D dia memasang chips pada tubuh ajudan yang dekat dengan nona".      

"Separah itu kelakuannya?".      

"Andos.. Kalau aku suatu saat kesulitan mengendalikannya. Pastikan istri cucu ku baik baik saja".      

"Aku lihat malah sebaliknya. Tuan muda banyak berubah karena nona Aruna".      

"Kau benar!. Tapi aku tidak yakin dia bisa memperlakukan anak itu dengan baik. Gadis itu tampak tertekan. Putri Lesmana mirip dengan ayahnya, terlalu baik untuk cucu ku!?".      

"Mas Hendra juga baik.. dia hanya butuh sedikit pembiasaan..".      

"Sampaikan pesan ku pada Diana. Sudah saatnya istri cucu ku tahu kelemahannya.. agar anak itu mengerti apa yang sedang dia hadapi. Kalau dia memilih pergi aku pun akan rela membantunya".     

"Sepertinya anda perlu memikirkan baik baik sebelum membuat keputusan tuan".      

"Maksud mu?". Tetua mencoba memahami ketidak setujuan sekertarisnya.      

"Pertama, mas Hendra pasti punya alasan mengapa dia semarah itu pada istri dan ajudannya. Di lingkaran ajudan menyebutkan ajudan yang dekat dengan nona membantu nona berbuat kesalahan. Kedua, tuan muda sangat rapat menyembunyikan kelemahannya. Dia tidak ingin istrinya tahu. Saya tidak tahu apa alasannya, aku yakin dia tipe suami yang tidak ingin terlihat cacat di hadapan istrinya".      

"Oh' begitu".      

"Buatkan panggilan dengan Diana.. biar aku bicara dengannya".     

.     

.     

Catatan Kaki:     

(Garis Bujur (Longtitude): garis imajiner yang berupa garis lurus yang menghubungkan bumi dari kutub utara hingga kutub selatan. Bumi dibagi menjadi 360 garis bujur, yaitu 180 garis bujur barat dan 180 garis bujur timur.      

Setiap jarak 15 derajat ke arah bujur timur atau ke arah bujur barat akan menunjukkan selisih waktu sebanyak 1 jam (60 menit). Garis bujur digunakan untuk memperagakan gerak rotasi bumi. Selama sehari bumi akan berotasi hingga 360 derajat. 360 derajat tersebut akan terbagi menjadi 24 jam.)     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.