Ciuman Pertama Aruna

Kelinci Percobaan



Kelinci Percobaan

0"Sangat tidak masuk akal jika kontrak atau kesepakatan mereka berasal dari putriku"      
0

Wiryo hanya bisa menghembuskan nafas dan mata hitam pekat milik lelaki tua itu terpejam sesaat. Dia menyadari Hendra, cucunya sendirilah yang menjadikan pernikahan mereka kian rumit. Dari atau tanpa perjanjian antara tuan dan ajudannya.      

"Apa kamu tidak menyadari cucuku perlahan menyayangi putrimu, bisakah kau beri dia harapan"     

"Hanya sampai dia sembuh tidak lebih" Lesmana bersih kukuh mengharapkan kepulangan putrinya.      

"Jika cucuku tidak berkenan melepasnya.. Bagaimana..?" Wiryo tahu jelas betapa gigihnya Hendra mempertahankan istrinya.      

"Aku akan tetap mengambil hak ku, Anda tidak bisa lagi memerintah saya pak Wiryo karena ikatan kita sudah berbeda dan sejujurnya anda tidak akan mendapatkan apa apa dari putriku, Aruna tidak akan pernah mengandung pewaris berikutnya aku melarangnya". Lesmana makin menjadi dalam mengungkap kenyataan, dia butuh putrinya dilepaskan agar si bungsu tak lagi terjerat keluarga Djoyodiningrat yang penuh misteri dibalik kemegahannya.      

"Beraninya KAU LESMANA!!. Teganya kau melakukan itu pada kami" Wiryo muntap mengetukan tongkat yang setia melekat pada tangan kanannya.      

"Itu yang terbaik.. Terbaik buat mereka.."      

"Terbaik kau bilang!! TERBAIK DARI MANA?!" Wiryo makin meringsek mengancam Lesmana.      

"Lepaskan ancaman Anda dari saya! Apa Anda lupa Anda terlahir dari kedua orang tua seperti apa? Apa Anda berkenan mengulangi sejarah kelam Djoyodiningrat. Jika putriku ternyata benar benar menyukai pria lain dan dia tetap dipaksa melahirkan keturunan untuk kalian, apa Anda mau kisah ayah dan ibu Anda terulang. Siapa yang akan menjadi korban? Penerus keluarga ini yang akan menjadi korban bahkan Anda dan Clara masih bermusuhan"      

Kini lelaki tua yang mengancam berubah haluan menjadi pria tua yang rapuh. Lesmana membangkitkan luka lama yang tak akan pernah sembuh.      

"Suka atau tidak suka, sejak awal cara ini tidak benar. Aku sudah terima putriku menjadi kelinci percobaan untuk penyembuhan cucumu. Bukankah kami sudah cukup baik"     

"Siapa yang bilang putrimu hanya kelinci percobaan? Gayatri lagi?" Wiryo kembali mengusung kekhawatiran.      

"Dia tidak mengatakan langsung, aku hanya menduga. Aku rasa dugaanku benar, Anda membohongiku sejak awal dan aku percaya saja karena aku tidak tahu apa apa" kala itu Lesmana sering menjadi wakil Wiryo dalam perjalanan bisnis, Lesmana sudah jarang ke rumah induk dia bahkan telat mengetahui nona muda yang disembunyikan sudah pulang dari USA.      

"Aku membohongi apa Lesmana?" Wiryo terlihat pasrah dengan semua tuduhan, dia sudah capek menelan kenyataan tentang kontrak pernikahan Hendra Aruna yang baru saja terkuak.     

"Anda memohon pada saya mengabulkan perjanjian pernikahan ini dengan alasan kehancuran Anda mengetahui nona Gayatri berakhir dengan lelaki pengecut. Anda bilang tidak ingin hal yang sama terjadi pada anak kecil bermata biru, semua itu bohong. Ya Tuhan.. Aku percaya pada Anda begitu saja" Lesmana tidak bisa mengendalikan diri. (Chapter 1, janji tidak masuk akal)     

"Nyatanya Anda sudah mengetahui kehadiran bayi bermata biru sejak usianya 2 tahun. Anda membohongiku! Semua sudah aku runtut sekarang dan aku yakin perjanjian tidak masuk akal ini Anda buat untuk meneruskan generasi Anda, karena pewaris keluarga Djoyodiningrat satu satunya mengidap PTSD parah, dia tidak punya harapan sebab nona juga tumbang" (Chapter 4, Perbedaan mencolok. Komunikasi Lesmana dan Gayatri)       

Lesmana memegangi kepalanya, dia sangat kacau. Wiryo apalagi detak jantung kakek tua itu seolah sudah sulit dikontrol oleh pemiliknya.     

"Ampuni aku Lesmana" Wiryo sedang minta maaf, begitulah cara dia minta maaf.      

"Putriku benar benar dijadikan kelinci percobaan oleh kalian! Ya Tuhan.." Seorang ayah yang teraduk emosinya tak sanggup lagi membendung air mata.      

"Lesmana.. Saat itu aku tidak punya cara lain, bahkan selama 22 tahun aku sudah mencoba berbagai cara agar kamu tidak menanggung beban perjanjian kita. Nyatanya aku pun menyerah. Mungkin ini takdir Mahendra, dia harus berjumpa dengan putri kecilmu agar menemukan obatnya" Wiryo berusaha mereda emosi Lesmana.      

Sang ayah yang terlanjur kalut tidak lagi bisa menerima kenyataan.     

"Itu takdir cucumu tapi bukan takdir putriku, aku tidak ingin berlama lama lagi. Buka semua kenyataan pada putriku atau aku yang akan bercerita padanya tentang PTSD yang diderita cucu Anda" Lesmana mulai bangkit dia sudah tidak sanggup menyelesaikan perselisihan ini, dia juga tidak sanggup melihat kondisi mantan tuannya yang tampak mulai rapuh.      

"Aku tidak peduli apa itu penyembuhan alami dengan pendekatan natural, cepat lepaskan kelinci kalian. Buat penyembuhan paling instan dan cepat. Beritahu kelinci kecilku harus berbuat apa! Dia tidak akan melawan, dia pasti menuruti perintah dan arahan kalian. Atau aku akan mengambilnya secepat mungkin, sebab kelinci percobaan kalian adalah manusia dan itu putriku!". Lesmana menghapus air di pelupuk matanya.      

"Ampuni aku Lesmana"      

"sepertinya sudah terlambat tuan"     

"Kau akan menyiksa cucuku Lesmana"     

"Atau putriku yang akan tersiksa tuan"     

"Hendra mencintai Aruna"     

"Hee.. Tapi putriku tidak, Anda sendiri yang bilang dia disekap karena menemui pria lain"     

"Aku yakin Hendra akan mati matian mempertahankannya"      

"Tapi dia juga yang membuat kontrak pernikahan, putriku pasti mengalami banyak kesulitan sejak awal"     

"Kumohon beri cucuku kesempatan"     

"kita lihat saja nanti"     

***     

[Sekarang]     

"siapa yang memberimu tugas?". Bukannya peduli pada pernyataan yang diusung Aruna. Laki-laki yang pandai menangkap kata perkata dari lawan bicaranya spontan membuat konklusi liarnya.      

Dan gadis itu tetap terbungkam.     

"Baiklah.. tak perlu kau beri tahu kalau kau tak ingin memberitahu. Aku sudah pasti bisa menduganya" pria yang menopang tubuh perempuan semakin bergetar.      

Langkah kakinya berat bukan karena dia harus menggendong istrinya. Tapi lebih kepada memikirkan bagaimana caranya mempertahankan perempuan yang mati-matian dia cintai. Mempertahankan pernikahan yang dia jalani dengan sungguh-sungguh sejak awal.      

"Ini bukan sekedar siapa yang menyuruhku atau siapa yang memberi tugas, aku memilihnya secara pribadi"      

 "kau tega padaku Aruna, Sudah berapa kali aku katakan Aku tak ingin kehilanganmu. Aku tak pernah menganggap pernikahan ini main-main" tangga demi tangga terlewati, mereka melangkah pergi dari pantai yang konon pecahan surga yang terjatuh di bumi.      

Sedangkan Aruna hanya bersembunyi dibalik punggung sang pria dan mendekapnya erat-erat.     

"Haacuh!!" Hendra bersin, dia masih menggunakan baju basah.     

"Hen? Apa kamu gak enak badan karena tadi kehujanan"     

"jangan mengalihkan pembicaraan aku nggak suka"     

"Badanmu terasa hangat, hen"     

"memang kau peduli? Kau ingin pergi dariku!"     

"Aku yakin kau sudah siap.. toh kita sudah menyepakati perpisahan dikontrak pernikahan kita"     

"tapi kontrak itu mengatakan 2 tahun"     

"Apa bedanya 2 tahun dan sekarang, ujung-ujungnya tetap sama, kita berpisah"     

"apa aku perlu merobeknya di hadapanmu, aku sudah tidak peduli dengan kontrak pernikahan itu lagi"     

"aku terlanjur dibentuk oleh kontrak itu sejak pertama kali kita bertemu, kau robek pun sudah tak ada gunanya"     

"apa tidak ada kebahagiaan menikah denganku"     

"bukan tentang bahagia atau tidak"     

"haacuh" Hendra bersin.      

"Hen turunkan aku, tubuh mu hangat kau juga bersin bersin. Aku jalan sendiri saja"     

"Tidak usah! Aku ingin menggendong mu" laki-laki keras kepala sedang menunjukkan jati dirinya.      

Mereka membeku di sepanjang perjalanan. Yang satu berpikir bagaimana caranya mempertahankan pernikahan, yang satunya berharap bisa membujuk agar dia diizinkan pulang.      

"semua akan baik-baik saja Aruna. Aku tahu keputusanmu bukan sekedar dari dirimu. Kita hadapi sama-sama" seorang suami sedang berharap banyak,     

berharap pernikahannya masih bisa dipertahankan.     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.