Ciuman Pertama Aruna

II-21. Harapan



II-21. Harapan

0Mewujudkan Harapan     
0

Harapan seperti nafas bagi seluruh penghuni bumi, manusia yang berhenti berharap mungkin dia salah satu dari sekian miliar penduduk bumi yang tidak menginginkan hari esok menyapa.     

Bahkan jalanan terjal terlalui oleh perempuan pengendara motor selama dua jam hanya untuk berangkat kuliah. Atau laki-laki yang menaiki ganteng sekedar untuk bertemu perempuan yang dia cintai. Semua yang terjadi berasal dari harapan itu sendiri. Harapan yang ujungnya menginginkan kebahagiaan.     

Padahal kebahagiaan itu bisa hadir kapan saja: sekarang, sedetik lagi, satu menit lagi, sejam, sehari, sebulan atau jangan-jangan tidak pernah datang karena terlalu banyak berharap.      

***     

"Creak.." genteng berdecit.     

"Klatak klatak" genteng merosot.     

"Prak" akhirnya Hendra memecahkan beberapa genteng tetangga Aruna. Dan sepertinya pemilik genteng ribut-ribut di bawah sana. Untung dia sudah mendapati mobil Hery terparkir di bawahnya. Tapi Hery tidak menyadari Tuannya sudah berada di atas mobil pick up yang terparkir semalam.      

"handphone-ku? mana handphone ku??" Hendra lupa handphonenya ternyata masih tertinggal di kamar Aruna. Hery tidak mungkin di hubungi dengan teriakan saja. Bisa jadi dia masih tidur di bawah sana. Inginnya dia melompat saja tapi terlalu tinggi.      

"Ah' bagaimana ini?"     

Ketika ingin kembali menuju kamar Aruna, bekas-bekas genteng yang pecah jatuh berguguran. pemiliknya mulai berhamburan keluar rumah menangkap siluet laki-laki berdiri di atas atap rumah.      

"Apa dia maling? kenapa berada di situ?" teriakan salah satu orang di bawah sana mengejutkan Hendra. Pria ini mundur beberapa langkah.     

"Panggil pak RT! ada maling di kompleks kita?" teriakan itu berubah menjadi gunjingan yang menderu-deru.      

"Hais' Gilaaaa.. aku tidak boleh tertangkap" pria ini mengabaikan keberadaan Hery maupun handphonenya yang tertinggal di kamar Aruna. Hendra berlari dari atap rumah ke atap yang lainnya. Secepat dia bisa: "untung aku sering olahraga akhir-akhir ini, supaya bisa tidur tanpa Aruna. Kalau tidak, tidak mungkin aku bisa berlari secepat ini"      

Pria bermata biru tangkas melompat dari sisi satu ke sisi yang lainnya. Seperti kancil yang sedang dikejar gerombolan buaya marah di bawah sana. Hendra benar-benar ahli melompat.      

Di sisi lain keramaian orang pada jalanan perkampungan, membuat Hery terbangun. Sempat membuka kaca jendela pick up melihat apa yang sedang terjadi. Mulai bertanya pada seseorang yang baru saja lewat: "ngomong-ngomong Ada ribut-ribut apa ini?"      

"itu.. ada maling di atap genteng"      

"APA?? wah celaka" jawaban pria yang Hery tanya membuat ajudan ini syok sendiri, jelas Sudah itu pasti tuannya.      

"beritahu aku ke mana maling itu berlari" Hery menarik baju orang yang ditanya seolah ingin mengancam, pria ini sedang panik dia butuh informasi lebih lengkap.      

"ke arah utara"     

"Kau tidak bohong!"      

"dengar-dengar sih begitu" dan ajudan ini memundurkan mobilnya dengan kecepatan tinggi melesat mencari cara untuk berbalik arah. Dia mengamati genteng yang mungkin saja dilalui oleh bosnya.      

_gini amat bos gue_     

Meliuk-liuk di antara hiruk pikuk jalanan yang mulai ramai menginjak pagi.      

"Brak" dari atas terdengar suara jatuh di bak pick up.      

"Tok Tok Tok" seseorang mengetuk kaca kemudi pick up dari belakang.      

"Hery lebih cepat!" ternyata yang meluncur dan kini berada di atas pick up nya adalah bosnya itu sendiri, Mahendra. Mobil itu melesat secepat mungkin, hingga para mengejar di belakang sana tidak bisa lagi membuntuti.      

Entah apa yang ada di isi otak laki-laki yang konon akan mendapat kehormatan sebagai presiden direktur Djaya makmur group. Sebuah perusahaan multinasional dengan taksiran kekayaan nomor dua se-asia tenggara.      

Jika dipikir-pikir sangat tidak masuk akal pria ini rela berperilaku seperti pencuri hanya untuk menemui istrinya sendiri. Sebuah perilaku aneh dan tidak masuk akal.      

Bukankah mengambil perempuan itu dari keluarganya, lalu memaksa keluarga istrinya menerima kenyataan yang ada bahwa putrinya menjadi bagian dari hidup sang kolong merat maka semua kekonyolan ini Ending sudah.      

"Tuan boleh aku memberimu masukan?" Berhentinya hery di salah satu kedai makan membuat tuannya sempat protes. Ternyata ajudan ini mengeluh perutnya kelaparan sejak semalam. Hendra terpengaruh oleh rasa kasihan dan membiarkan pria itu makan 2 piring sekaligus. Membuat mata biru yang melihatnya miris dengan cara makan ajudannya.      

"bisa kau bicara, setelah menelan dulu makanan di mulutmu?" Hendra meminta ajudannya menghabiskan dulu isi mulut sebelum bicara. Seperti sebelumnya ada butiran nasi yang meloncat keluar. Dan si perfeksionis ini mulai sibuk membersihkan sekitar tempatnya duduk dengan tisu pada kedua tangan.      

Ada gerakan minum dan menelan secepat mungkin lalu dia lanjutkan memberikan masukan: "mengapa anda tidak mengambil saja istri anda?"      

"Itu, yang aku inginkan"     

"Kenapa tidak anda lakukan?"     

"Dia ingin kuliah dan melanjutkan harapan masa mudanya"     

"kalau tinggal di dekat anda apakah itu tidak mungkin?"     

"Untuk sementara kami perlu seolah olah terpisah, karena mulai sekarang saatnya kita melawan tarantula"     

"tunggu! Apa kau tidak pernah ikut meeting bersama Raka?" Hendra menambahkan pertanyaan.      

"aku sering ketiduran, kalau terlalu lama meeting apa lagi ngobrol kesana kemari"     

"Pantas!"     

"Maksud tuan?"     

"Ah tidak, Aku Cuma.."     

"BRAK!" Heri tiba-tiba berdiri menjatuhkan sisa minuman yang tergeletak di atas meja, minuman campuran dari beberapa bahan yang tidak jelas dan menjijikkan di mata Hendra mengalir di atas kayu berwarna kecokelatan lalu aliran itu menetes tepat pada celana CEO DM group.      

"HERYYY... KiTA KEMBALI SEKARANG!!" si bos sedang marah besar. Risi dengan apa yang melekat pada celananya.      

***     

Tania 1 message     

*Hendra semalam aku menunggumu di depan kamar, kamu bilang ingin bertemu denganku.      

Satu pesan dari perempuan bernama Tania yang terbaca membuat pikiran gadis ini melayang-layang.      

_enak saja Hendra.. semalam dia tidur denganku, Nyatanya dia punya janji dengan perempuan lain juga_      

Ada muka suram, seolah tak bisa di sentuh oleh siapa pun. Sekali orang bertanya mungkin Aruna akan meledak saja.      

_awas saja kalau bertemu lagi.. ku jadikan bubur dia_     

_Tapi ngomong ngomong kapan aku akan berjumpa dengannya lagi. Huuh menjengkelkan_     

"Aaargh ku bunuh dia!!" gadis ini tiba-tiba berteriak di lorong kampus, membuat para mahasiswa yang sedang lalu lalang menoleh padanya. Karena terlalu sering di gunjingkan Aruna mulai terbiasa dengan tatapan tidak menyenangkan.      

"Hai.. kamu sudah lihat papan pengumuman belum?" Dea yang dari tadi Wira wiri mencari Aruna akhirnya bertemu juga dengan temannya satu ini.      

"mungkin keberuntungan sedang berpihak padamu" Dea membawa informasi yang terlihat menggembirakan.      

"Ada apa di papan pengumuman?" Gadis itu turut penasaran dengan cara Dea menyampaikan info dengan intonasi heboh.      

"namamu tertera pada papan pengumuman jadwal ujian semester?"      

"benarkah??" aruna belum bisa menghadapi ke tidak mustahil-an ini.      

"Itu tidak mungkin Dea!? Jelas-jelas semua dosen menolakku"      

"iya juga sih.."      

"pasti ada yang salah. Coba, aku ingin melihatnya sendiri"     

.     

.     

__________________________     

Syarat jadi reader sejati CPA: \(^_^)/     

Bantu Author mendapatkan Power Stone terbaik ^^     

Gift anda adalah semangat ku untuk berkreasi. Beri aku lebih banyak Semangat!     

Silahkan tinggalkan jejak komentar, aku selalu membacanya.     

Review bintang 5, berupa kalimat lebih aku sukai     

Cinta tulus kalian yang membuat novel ini semakin menanjak     

-->     

(^_^) love you All, intip juga novel saya yang lain [IPK : Inilah Perjanjian Kita, Antara Aku Dan Kamu] dan [YBS: You Are Beauty Selaras]. Dengan gaya menulis berbeda dimasing masing novel.     

INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar)     

Nikmati Cuplikan seru, spoiler dan visualisasi CPA     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.