Masa Mudaku Dimulai Bersamanya

Jangan Macam-macam Denganku (8)



Jangan Macam-macam Denganku (8)

0"Berhenti bicara, itu sudah cukup..." tidak mau terus mendengarkan, Yang Meirong berteriak dengan marah.     
0

"Tidak, aku harus mengatakannya, jika tidak, ibu akan selalu berpikir bahwa kakak mempunyai hutang yang banyak kepadamu. Begitu sesuatu yang buruk terjadi, ibu akan menggunakan kematian ayah untuk membuatnya tersandung. Lagi pula, aku mendukung kakak untuk mendapatkan cinta sejatinya; Jikalau masih ada kebencian antara dua keluarga, sudah pasti, itu hanyalah antara ibu dan wanita tua dari keluarga Qin saja. Aku tidak peduli bagaimana ibu akan menghadapinya, tapi berhenti menempatkan kakak dan Qin Chu di tengah masalahnya. Itu bukan kesalahan mereka untuk saling jatuh cinta."     

"Kamu hanya anak-anak, apa yang kamu tahu?"     

"Aku bukan anak kecil, aku berusia 19 tahun dan sudah mengetahui banyak hal. Maksudku adalah... Bu, ibu tidak bisa selalu memperlakukan kakak seperti itu. Atau, aku akan pindah ke selatan setelah lulus dan tidak akan pernah kembali, dan mari kita tinggalkan keluarga kita yang berantakan ini."     

Setelah menyelesaikan kata-katanya, Jing Zhixin menghela nafas dengan ekspresi melankolis di wajahnya.     

"Kamu…?" Yang Meirong terkejut melihat betapa protektifnya dia terhadap saudara perempuannya dan menjadi sangat marah sehingga dia kehilangan kata-kata.     

"Zhixin...?" Huo Mian sangat tersentuh.     

"Kak... telingamu berdarah..." Jing Zhixin berjalan dengan ekspresi sedih di wajahnya, dan dia melihat ke sisi samping wajah Huo Mian yang ditampar ibunya.     

"Aku baik-baik saja..." Huo Mian menyapu telinganya dengan tangannya dan merasakan bercak darah.     

"Tidak, kakak tidak baik-baik saja. Ayolah, kakak harus dirawat di rumah sakit." Sebelum Huo Mian bisa menjawab, Jing Zhixin dengan paksa menyeret Huo Mian pergi.     

Sebelum dia pergi, dia berbalik dan berkata, "Bu, pikirkan apa yang baru saja ku katakan. Dan juga... berhentilah untuk memukul kakak lagi, kalau tidak aku tidak akan menyayangimu lagi."     

Yang Meirong terdiam...     

Jing Zhixin biasanya adalah anak yang sangat patuh yang lebih dewasa di bandingkan dengan kebanyakan pria seusianya. Dia lebih rendah hati dan sopan, dan tidak akan pernah mengatakan hal-hal yang menyakitkan kepada orang lain. Hatinya murni dan polos.     

Dia tahu untuk bersyukur kepada saudara perempuannya, yang telah merawatnya dengan baik dan memanjakannya, daripada menerima begitu saja.     

Dia menabung sebagian uang yang Huo Mian berikan padanya sehingga dia bisa mengembalikannya sebagai hadiah ketika Huo Mian menikah nanti.     

Setelah menampar Huo Mian, Yang Meirong juga merasa sakit hati...     

Namun, dia masih marah dengan kenyataan bahwa Huo Mian dan Qin Chu telah menikah.     

Setelah berjalan keluar dari kamar, Jing Zhixin menatap Huo Mian dengan marah, "Kak, apa kakak idiot?"     

"Apa maksudmu?" Huo Mian bingung.     

"Apa kamu tidak bisa untuk menghindar saat ibu mencoba untuk menamparmu? Kenapa kakak hanya berdiri diam dengan bodoh seperti batang pohon?"     

"Jika aku melakukan itu, dia akan menjadi lebih marah, bukan? Lebih baik jika dia menamparku, setidaknya dia tidak akan marah."     

"Kakak benar-benar keras kepala. Kakak lebih mengetahui temperamen ibu dibanding orang lain. Dia mungkin seorang yang pemarah dan sering mengatakan banyak hal buruk, tapi dia sebenarnya adalah orang yang lembut. Berikan padanya kesan bahwa kakak lemah, buat dia merasa tidak enak, dan kakak akan menjadi kesayangannya."     

"Ternyata kamu adalah pria kecil yang paling pintar…" Huo Mian tersenyum ketika dia mencubit hidung Zhixin.     

- Rumah Sakit OB/GYN -     

"Kakak Mian, berhati-hatilah saat kakak mencuci wajah selama beberapa hari ke depan, dan pastikan kakak tidak membuat telinganya basah. Kakak mengalami luka kecil pada membran timpani." Huang Yue menggunakan lampu probe dan forsep untuk mensterilkan luka Huo Mian dengan hati-hati.     

"Oke."     

"Zhixin, bukankah kamu ada kelas hari ini? Kamu sepertinya harus kembali ke sekolah, aku bisa cuti beberapa hari untuk merawat Mian dan ibumu." Huang Yue melirik Jing Zhixin, yang berdiri di samping.     

"Tidak, tidak masalah, aku tidak punya banyak kursus. Akan lebih mudah untuk kakak jika aku ada di sisinya."     

"Oh benar, tambahkan aku di WeChat milikmu. Aku selalu melihat Mian memposting ulang hal-hal yang kamu kirim ke lingkaran teman WeChat-nya, haha, ingat untuk mengirimiku juga jika nanti kita sudah berteman," kata Huang Yue saat mengeluarkan ponselnya.     

"Kedengarannya bagus, berikan aku kode QR-mu dan aku akan memindaimu." Jing Zhixin jelas tidak terlalu memikirkannya.     

Huo Mian memegangi telinganya yang sedikit sakit dan menatap Huang Yue. Ekspresinya menjadi sedikit rumit...     

Tapi, dia tidak mengatakan apapun.     

Setelah Huang Yue membungkus telinga Huo Main, Zhu Lingling menelponnya untuk memberitahu bahwa dia dan Gao Ran ada rumah sakit untuk melihat Qin Chu dan sudah berada di kamarnya.     

Huo Mian tidak punya pilihan selain turun ke kamar Qin Chu. Sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, Qin Chu bertanya dengan sedih, "Mian, apa yang terjadi... dengan wajahmu?"     

Huo Mian meletakkan tangannya di wajahnya yang sedikit bengkak dan menjilat bibirnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.