Seperti Kehidupan Masa Lalu (5)
Seperti Kehidupan Masa Lalu (5)
Meskipun dia tahu bahwa Keluarga Qin adalah kelompok keuangan terkemuka dan tidak kekurangan uang, Su Yu masih memikirkan masa depan anak-anaknya seperti seorang penatua.
Qin Chu memberinya kotak brokat hitam dengan pinggiran emas.
Kotak itu persegi dan hanya sedikit lebih besar dari kotak cincin...
Huo Mian memegangnya di tangannya dan ragu-ragu.
Dia tidak berani membuka apapun yang berhubungan dengan Su Yu.
Dia baru saja bertemu dengannya dalam mimpinya dan bahkan berbicara dengannya.
Sekarang dia bangun, rasanya seperti seumur hidup telah berlalu.
Huo Mian merasa seperti dia mengenal Su Yu dari kehidupan masa lalunya atau dulu sekali.
"Kamu baru saja melahirkan dan tubuhmu masih lemah. Bagaimana kalau... kamu melihatnya beberapa hari lagi?"
Qin Chu melihat bahwa Huo Mian ragu-ragu dan tidak berani membukanya. Dia bisa menebak apa yang dia pikirkan, jadi dia diam-diam membujuknya.
"Tidak apa-apa. Biarkan aku melihat apa yang diberikan Taipan Su kepada putraku."
Huo Mian memaksakan senyum dan perlahan membuka kotak itu.
Kemudian, air mata menggenang di matanya lagi…
Tidak ada emas, perak, permata, berlian, batu giok... atau kepemilikan tanah.
Itu bukan sesuatu yang berharga. Atau lebih tepatnya, itu tidak bisa diukur dengan uang.
Itu hanya selongsong peluru biasa…
Namun, Su Yu membuatnya tampak lebih misterius dengan kotak hitam dan emas.
Niat memberikan selongsong peluru kepada putranya sudah jelas. Dia berharap dia tumbuh menjadi pria yang tangguh.
Awalnya, itu bukan masalah besar; itu hanya keinginan Su Yu untuk anak-anaknya.
Namun, Huo Mian tahu apa yang dimaksud Su Yu.
Dahulu kala, Su Yu memberi Huo Mian selongsong peluru seperti ini. Meski warnanya berbeda, tapi itu bermakna.
Su Yu berkata, "Ambillah dan kau bisa menggunakannya untuk mencariku kapan saja. Aku akan melakukan yang terbaik untuk memenuhi keinginanmu."
Saat itu, Huo Mian menggodanya, "Apakah kamu Jin lampu Aladdin?"
Setelah Huo Mian memiliki anak keduanya, dia melakukan percakapan ini dengan Su Yu.
"Mian, jika bayi ini laki-laki, aku akan memberinya selongsong peluru."
"Mengapa?" Huo Mian memandang Su Yu.
"Katakan padanya bahwa sebagai laki-laki, dia harus tulus dan bermartabat… Dia seharusnya tidak kemayu seperti banci… Tapi bukan itu poin utamanya. Poin utamanya adalah… dengan peluru ini, tidak peduli kapan dia menemukanku, aku bisa mengabulkan permintaannya…"
"Ini dia lagi... apakah kamu ahli peluru? Kamu hanya memberi siapa pun yang kamu lihat peluru." Huo Mian tertawa.
Namun, Su Yu tampak serius...
"Aku hanya begitu murah hati padamu dan anak-anakmu..."
Kemudian, Huo Mian berhenti tersenyum dan tetap diam. Dia tahu bahwa Su Yu hanya memperlakukan dia dan anak-anaknya dengan baik.
Dengan selongsong peluru di tangannya, Huo Mian merasa berat.
Bahkan jika anak itu tumbuh dengan selongsong peluru itu, dia tidak akan pernah bisa menemukan Su Yu lagi.
Saat ini, Su Yu tidak punya cara untuk memenuhi keinginan anak ini, karena dia sudah tertidur lelap…
"Mian, jangan menangis selama masa paska kelahiran ini... Ini buruk untuk matamu."
Qin Chu dengan cepat berdiri dan menghapus air mata Huo Mian…
"Sayang, aku baru saja melihat Su Yu dalam mimpiku..." Huo Mian tersenyum dengan air mata di matanya.
"Apakah dia baik-baik saja?"
Tidak ada kecemburuan di wajah Qin Chu, juga tidak ada kecanggungan. Sebaliknya, dia bertanya secara alami.
"Mhm, dia baik-baik saja, dia masih sama..."
"Mhm, itu bagus. Aku yakin akumulasi kebaikan Su Yu akan dihargai... Yang perlu kita lakukan sekarang adalah diam-diam menunggu dia kembali, oke?"
Qin Chu membujuk Huo Mian seperti anak kecil.