Musuh Para Pencipta Mimpi (6)
Musuh Para Pencipta Mimpi (6)
Su Yu benar-benar memiliki mentalitas optimis saat mengirim dirinya sendiri ke kematian...
Pada titik ini, dia tidak lagi peduli dengan ketakutan atau konsekuensinya.
Dia tahu bahwa dia adalah satu-satunya kesempatan untuk menyelamatkan semua orang.
Mereka tidak seharusnya mati dalam mimpi mereka dan dimusnahkan, kan?
Jika itu terjadi, Su Yu berpikir bahwa dia lebih baik mati juga…
Melihat Suhu Wu terdiam, Su Yu mengulurkan tangan dan meletakkan tangannya di bahu Suhu Wu.
"Suhu, saya hanya memiliki satu nyawa untuk ditukar dengan begitu banyak nyawa. Jika saya dapat membunuh empat pencipta mimpi... saya akan mendapat untung, haha."
"Bocah bodoh, bocah bodoh..."
Suhu Wu menghela nafas dan berbalik untuk pergi.
Su Yu mengikuti di belakangnya.
Suhu Wu menyerahkan sebuah mutiara putih seukuran ibu jari padanya.
"Ambil ini. Namanya Manik (dari kata manik-manik) Batin. Ini bisa memadatkan pikiranmu. Ketika kamu dalam mimpi, kamu hanya perlu memejamkan mata dan memikirkan ke mana kamu ingin pergi. Ketika kamu memikirkan sebuah pemandangan di dalam mimpi sana atau memikirkan seorang teman, kamu bisa langsung pindah ke posisi tersebut. Kamu tidak harus naik pesawat. Itu terlalu merepotkan… "
"Terima kasih, Suhu, telah memberi saya senjata dewa ini. Haha... Apakah ini berarti saya benar-benar tak terkalahkan sekarang?" Su Yu memegang manik itu dan tersenyum bahagia.
"Aku tidak tahu apakah kamu tidak terkalahkan atau tidak. Tapi aku tahu kamu mungkin mati kali ini."
"Blah blah blah... Suhu, mengapa kamu mengatakan hal-hal yang tidak menguntungkan seperti itu? Bagaimana jika murid mu kembali dengan selamat? Saya akan minum dengan mu kalau begitu..."
"Tentu, aku akan menunggumu."
Suhu Wu memandang Su Yu dengan ekspresi rumit.
Kemudian, dia membawanya melalui ruang tamu dan ke ruang bawah tanah rumah pribadi Su Yu.
Di ruang rahasia tempat Zeng Rou dipenjara.
Kepala Zeng Rou ditutupi dengan kain putih. Itu sangat menakutkan. Dia takut dia akan bermain trik.
Suhu Wu mengeluarkan pisau yang sangat kecil dan memotong jari Zeng Rou.
Kemudian dia mengumpulkan darahnya dalam mangkuk porselen putih.
Kemudian, dia membawa Su Yu kembali ke kamar An.
"Kau berbaring di sampingnya."
"Oke."
Su Yu mengikuti instruksi Suhu Wu dan berbaring di samping An.
Kemudian, Suhu Wu mengeluarkan pisau dan menghubungkan jari An dengan jari Su Yu.
Kemudian, dia memotong ibu jari mereka yang sesuai, dan kedua darah mereka mengalir keluar pada saat yang bersamaan.
Pada saat itu, Suhu Wu mencampur darah Zeng Rou di dalam…
"Tutup matamu dan hitung sampai 100 dalam hati."
"Oke."
Su Yu tidak berani mengatakan apa-apa. Setelah mendengar kata-kata Suhu Wu, dia menutup matanya dan mulai menghitung, "Satu, dua, tiga..."
Suhu Wu menyalakan dupa dan aromanya mengelilingi Su Yu dan An. Dia mulai menggumamkan sesuatu.
"Nak, ingat... kamu sedang bermimpi. Jangan pernah menganggap serius apa yang terjadi di depanmu."
Ini adalah kalimat terakhir Suhu Wu untuk Su Yu.
Pada awalnya, Su Yu masih bisa mendengar Suhu Wu menggumamkan semacam mantra.
Setelah itu, dia merasa sekelilingnya sangat kosong dan dia sepertinya tidak berada di rumah keluarga Su lagi…
"Bos, Bos... Bangun, bangun."
Dalam keadaan linglung, Su Yu merasakan seseorang mengguncang tubuhnya.
Dia perlahan membuka matanya dan segera merasakan cahaya yang menyilaukan.
Dia menutupi matanya dengan tangannya… dan perlahan mulai terbiasa.
Setelah melihat orang di sampingnya dengan jelas, dia tahu bahwa dia telah kembali...
"An…"
"Bos, kamu tiba-tiba pingsan. Kamu membuatku takut... aku pikir kamu sudah mati." An ketakutan dan wajahnya pucat.
"Ini..." Su Yu membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan.
Dia menyadari bahwa ini adalah ruangan dengan kristal putih, jadi dia sekarang berada di… istana bawah laut?
Pada waktu bersamaan.
Di Aula Besar.
Sebuah bola kristal putih bergetar hebat.
Mesias tampak serius. "Tuan, Su Yu sudah kembali. Apa yang harus kita lakukan?"
"Haha, anak ini ada di sini untuk mati. Pergi, bunuh dia." Lin Ya memerintahkan tanpa ampun.