Kisah Istri Bayaran

Pasangan Wanita Baru (4)



Pasangan Wanita Baru (4)

Tangan Leng Sicheng menjadi kaku, masih ada sampo di tangannya, ia juga tidak berani keramas, seluruh tubuhnya bertahan dalam posisi "Jangan bergerak, angkat tanganmu", ia lalu berkata dengan sedikit kaku, "Apa … yang kamu lakukan?"     

Tuhan tahu bahwa Leng Sicheng mengambil keputusan dengan tegas di luar, hanya dengan satu pandangan ia sudah bisa membuat pria dewasa ketakutan hingga gemetar, tetapi kini ia malah terpana oleh pelukan seorang gadis kecil …Dan gadis ini sedang tidak mengenakan busana.     

"Terima kasih." Seharusnya tidak perlu mengucapkan terima kasih setelah melakukan kebaikan terhadap pasangan, karena bagaimanapun juga, suami istri layaknya sepasang burung yang hidup bersama, dan harus membantu satu sama lain. Tetapi hubunga Leng Sicheng dan Gu Qingqing bukanlah suami istri biasa.     

Dalam bahasa Mandarin, ucapan terima kasih barusan terdiri dari tiga kata, sedangkan dalam bahasa Inggris, terdiri dari dua kata yakni, thank you. Terima kasih merupakan sebuah kata sederhana, tapi mampu membuat Leng Sicheng yang awalanya bersikap tenang dan dingin, kini jadi menunjukkan perasaan yang ada di dalam hatinya.     

"Kenapa kamu hanya mengucapkan terima kasih saat aku sudah menyelamatkanmu dua kali?" Setelah cukup lama, Leng Sicheng bekerja keras untuk menenangkan diri, tangannya juga perlahan-lahan turun, ia ingin memeluk Gu Qingqing tetapi tidak berani, bahkan tubuhnya juga tidak berani berkontak terlalu dekat dengan wanita itu. Ia takut begitu ia menyentuhnya, ia tidak akan bisa menahan diri untuk menerkamnya.     

Seberapa ganas dirinya, ia juga tidak akan melakukan apa pun pada wanita ini di rumah sakit. Namun, mungkin karena untuk menyembunyikan hal itu, Leng Sicheng malah mengangkat sudut bibirnya, dan ia mengatakan kalimat terakhirnya secara provokatif, "Di zaman kuno, jika menyelamatkan nyawa seseorang, orang itu harus mendedikasikan tubuhnya kepada penyelamat itu."     

Gu Qingqing memeluknya lama dalam diam, setelah itu ia baru berkata, "Leng Sicheng, apakah kamu benar-benar menginginkan anak?"     

 ----     

Tiga tahun lalu, pada hari mereka menikah.     

Setelah pesta pernikahan, pikirannya masih sedikit kacau.     

Gu Qingqing masih belum pulih kembali dari kehilangan ayahnya untuk sementara waktu, dan bahkan lebih tidak percaya bahwa … Keduanya telah mengambil surat nikah pada sore hari, ia sekarang, telah menjadi istrinya Leng Sicheng.     

Baru 7 hari setelah ayahnya meninggal, bagaimana ia bisa mengenakan gaun dan menikah dengan Leng Sicheng?     

Selain itu, meskipun sekarang ia tahu alasan ayahnya meninggal adalah sebuah kecelakaan, tetapi ayahnya meninggal di tangan Leng Sicheng, bagaimana ia bisa menikahi Leng Sicheng ….     

Apalagi Leng Sicheng juga tidak mencintainya, bahkan malam itu pria tersebut mabuk dan memaksa diri padanya, bahkan memanggilnya dengan nama Xu Zipei.     

Ia menundukkan kepalanya sedikit dan mengepalkan tangannya. Meskipun merupakan pesta pernikahan, tapi karena ada guncangan di Grup Leng saat ini, jadi mereka tidak bisa mengadakan perjamuan, dan Leng Sicheng bahkan tidak mempersiapkan acara bulan madu. Setelah buru-buru mengambil surat nikah, mereka langsung kembali ke rumah dan menyediakan beberapa anggur di meja.     

Sementara itu, Luo Qingxue merasa kasihan padanya, "Qingqing, kamu jangan terlalu memikirkannya. Ayahmu … Sekarang kamu sudah adalah istrinya Leng Sicheng, dan kami akan memperlakukanmu seperti anak perempuan kami di masa depan. Sekarang pergilah memanggilnya, kita makan bersama sebagai satu keluarga."     

Gu Qingqing mengangguk dan keluar untuk mencari Leng Sicheng. Meskipun rumah tua keluarga Leng itu besar, tetapi tidak lelah untuk mencarinya dari lantai ke lantai. Dari ruang tamu, ia berjalan ke lantai dua, kemudian berjalan ke lantai tiga. Begitu ia tiba di tangga lantai tiga, sebelum belokan sudut, Gu Qingqing mendengar suara Leng Sicheng dan Mo Dongyang.     

"Kamu benar-benar menikah dengan wanita itu?" Suara Mo Dongyang terdengar sedikit bercanda, dan juga sedikit tidak serius. Beberapa saat kemudian, ia masih tidak menyerah dan bertanya, "Apa kamu benar-benar sudah mengambil surat nikah? Benar-benar sudah mengucapkan selamat tinggal pada Xu Zipei? Kamu menikahinya karena keinginan sesaat, atau untuk melunasi hutang? Jangan-jangan, kamu juga ingin punya anak dengan Gu Qingqing, kemudian hidup bersamanya?"     

Leng Sicheng tidak berbicara, Gu Qingqing hanya mendengar suara napasnya yang sedikit berat.     

Setelah lama diam, Leng Sicheng baru membuka mulutnya sedikit, ia mengatakan satu kalimat yang tidak bisa Gu Qingqing lupakan selama tiga tahun ini, "Aku tidak akan punya anak dengannya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.