Kisah Istri Bayaran

Pemandangan yang Sudah Terlewat (5)



Pemandangan yang Sudah Terlewat (5)

0Di depan tatapan orang-orang di sekelilingnya yang penuh penghinaan, Leng Sicheng mengambil orang-orangan kecil yang terbuat dari permen di atas kue tanpa rasa bersalah. Ia hanya mengambil bagian laki-laki, lalu memasukkannya ke mulutnya. Terdengar suara keras permen yang dikunyah, seolah-olah Leng Sicheng ingin memakan Nie Zhining.      
0

Krak…     

Leng Sicheng mengunyah sambil berkomentar, "Hm, rasanya enak."     

Ketika mereka menuangkan sampanye, tidak ada yang mengundang Leng Sicheng untuk membuka botol anggur pertama. Mereka takut Leng Sicheng tidak berhati-hati, lalu nantinya malah akan menjatuhkan seluruh menara sampanye.     

Setelah kue dibagi, menara sampanye segera dituangkan. Pelayan mulai membagikan sampanye dan bagian tengah aula perjamuan segera dikosongkan. Band memainkan musik pengiring yang menenangkan lagi.     

Xu Zijin dan Nie Zhining adalah bintang utama malam ini. Karena mereka adalah pasangan yang baru bertunangan di pesta ini, jelas mereka harus mempersiapkan tarian pertama. Selain mereka, orang yang paling menjadi perhatian tiada lain adalah Leng Sicheng.     

Leng Sicheng hanya duduk di sofa yang terletak di sudut ruang perjamuan setelah memotong kue. Ia menyandarkan siku tangannya di sandaran tangan sofa untuk menopang kepalanya dan memegang segelas sampanye di tangan yang lain. Ia terus memutar gelasnya sepanjang waktu dan tidak minum.     

Leng Sicheng hanya terus melihat cahaya kilau sampanye yang terus bergoyang. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Banyak wanita yang melihat Leng Sicheng sendirian. Mereka jelas ingin menghampiri Leng Sicheng dan mencari tahu lebih jauh soal pria itu.      

Semua orang telah mendengar kata-kata yang dikatakan leng Sicheng tadi. Namun, para wanita itu tidak percaya bahwa Leng Sicheng akan kembali menjadi baik dan balik mencintai istrinya yang miskin itu. Bagaimanapun, dalam acara formal seperti ini, Leng Sicheng masih harus menjaga reputasi 'Nyonya Leng'. Kemungkinan besar, Leng Sicheng sudah tidak menyukai pasangan wanitanya saat ini, Chen Wenjie.     

Jika Leng Sicheng tidak menyukai Chen Wenjie lagi, tentu saja ini adalah kesempatan untuk para wanita itu. Mereka mengerti bahwa mereka mungkin tidak bisa menjadi Nyonya Leng seumur hidup, tetapi memangnya mengapa? Ini Leng Sicheng! Jika mereka membahas bisnis dan ada Leng Sicheng yang membantu mereka dengan mengatakan beberapa kata, itu akan sangat membantu!     

Ada satu wanita cantik yang akhirnya memberanikan diri. Ia mengangkat gelas anggur mereka, berjalan maju, dan berkata, "Tuan Leng, bolehkah saya memiliki kehormatan untuk minum dan berdansa dengan Anda?"     

Wanita cantik itu mengangkat gelas anggurnya dan maju ke depan sambil menyunggingkan senyuman yang percaya diri, lembut, dan murah hati. Ia terus mengangkat gelasnya dan menahan tangannya di udara. Setelah satu menit, bahkan dua menit berlalu, Leng Sicheng juga tidak mengangkat matanya sedikitpun untuk melihat wanita itu barang sedetik pun.     

Senyuman wanita itu perlahan membeku di udara saat melihat Leng Sicheng mengabaikannya. Ia tidak menarik kembali tangannya yang terangkat dan hanya bisa terus mengangkat gelasnya. Setelah satu menit atau dua menit lagi berlalu, Leng Sicheng tiba-tiba mengangkat kepalanya. Muncul cahaya yang bersinar terang, seolah-olah ada sesuatu yang melintas di matanya.     

Wanita itu masih berpikir bahwa selama ia bertekad kuat, pada akhirnya ia akan bisa menyelesaikan semua masalah. Wajahnya terlihat semakin malu, namun ia mengangkat tangannya ke depan lagi dan berkata dengan begitu menggoda, "Tuan Leng, Anda…"     

Sebelum wanita itu menyelesaikan kata-katanya, Leng Sicheng tiba-tiba berdiri. Wanita itu tidak sempat mengelak hingga tangannya yang memegang gelas anggur ditabrak oleh Leng Sicheng. Tak ayal, semua anggur tumpah ke tubuh wanita itu. Padahal, ada banyak orang di sekitar Leng Sicheng.     

Leng Sicheng langsung berjalan ke arah Sekretaris Cheng tanpa berkedip. Ia menarik Sekretaris Cheng, lalu memberikan perintah dengan suara pelan, "Segera telepon sekarang."     

"Hah?" Sekretaris Cheng melihat ekspresi Leng Sicheng yang begitu serius. Ia pun mengira bahwa yang dimaksud adalah rekan kerja yang sangat penting, "Menelepon siapa?"     

Leng Sicheng memutar bola matanya dengan jengah. Lalu, ia menatap Sekretaris Cheng dengan galak. Sekretaris Cheng langsung menyadarinya dan bertanya dengan pelan, "Vila Xishan?"     

Leng Sicheng melirik ke samping dan melihat ada banyak orang yang di sekitarnya. Ia pun berkata, "Ada terlalu banyak orang di sini. Pergilah menelepon di toilet."     

Gu Qingqing baru saja ingin keluar dari toilet. Saat ia baru saja berjalan keluar pintu, ia langsung melihat sekelebat pakaian Leng Sicheng. Ia sontak merasa ketakutan dan segera bersembunyi lagi di dalam toilet wanita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.