Kisah Istri Bayaran

Ciuman Pertama yang Kuat (3)



Ciuman Pertama yang Kuat (3)

0Kebetulan saat ini kembang api dinyalakan dan meluncur di atas kepala mereka hingga meletus dan mewarnai langit. Lampu lentera di sekeliling juga bersinar. Xu Zijin yang mengenakan mahkota ulang tahun tersenyum dan berjalan ke halaman belakang sambil menerima ucapan selamat dari banyak orang.     
0

Tiba-tiba, ramainya sorakan berhenti begitu saja. Semua orang ternyata kini menyaksikan Gu Qingqing dan Leng Sicheng sedang berciuman di halaman belakang. Selain itu, ini adalah ciuman pertama Leng Sicheng.     

Xu Zijin telah menghabiskan beberapa hari dengan penuh susah payah untuk mempersiapkan pesta ulang tahun ini. Namun, dirinya malah tidak mendapatkan sorotan utama. Perhatian orang-orang malah tertuju pada dua pasangan kekasih… Tidak, seharusnya mereka disebut dua pria dan dua wanita.     

Pasangan pertama adalah Gu Qingqing dan Leng Sicheng. Sedangkan, pasangan yang lainnya adalah Mo Dongyang dan mantan pacarnya yang merupakan model amatur itu… bersama foto 'indah' mereka!     

———     

"Tetapi, saat Gu Qingqing bertemu denganmu untuk pertama kalinya, dia mengambil ciuman pertamamu dengan kuat di depan semua orang dan masih menjatuhkanmu melewati bahunya. Benar-benar terlalu dominasi!" kata Mo Dongyang dengan penuh kagum dari samping Leng Sicheng, "Jadi, kalau kamu bilang dia menggigit bahumu sampai berdarah tadi malam, pada dasarnya aku masih percaya…"     

Leng Sicheng tidak memedulikan Mo Dongyang. Ia mendorong gelas anggurnya menjauh, menenteng jasnya di lengan, lalu berdiri dan bersiap untuk keluar. Sementara itu, Mo Dongyang masih terus berbicara, "Lihatlah dirimu. Ketika apa yang dikatakan orang sama dengan yang kamu pikirkan dalam benakmu, kamu langsung berdiri dan pergi. Jika kamu menghadapiku seperti ini, apakah kamu juga melakukan hal seperti ini saat menghadapi Gu Qingqing?"     

Leng Sicheng menghentikan langkahnya dan sedikit mengepalkan tangannya. Seluruh sosoknya seakan beku dan tidak bisa bergerak. Setelah waktu yang lama, barulah ia berkata, "Jika kamu masih mencariku di masa depan untuk datang ke pesta reuni membosankan seperti ini, aku tidak akan datang."     

Setelah berkata begini pada Mo Dongyang, Leng Sicheng membuka pintu dan berjalan keluar dari bar. Sinar matahari di luar langsung menyambut Leng Sicheng dan menyengat matanya. Ia pun menyipitkan matanya dan merasa sedikit pusing.     

Sebuah mobil berhenti di pinggir jalan. Leng Sicheng masuk ke dalam mobil itu dan bersandar di kursi sepanjang perjalanan. Matanya melihat ke luar jendela dan ia tidak berbicara. Pria itu juga tidak mengatakan ke mana ia ingin pergi.     

Hanya dengan melihat sekilas, Sekretaris Cheng sudah tahu bahwa suasana Leng Sicheng sedang tidak baik. Ia pun mengemudikan mobil menuju Apartemen Qingcheng seperti biasa. Selama duduk di mobil dan menunggu untuk tiba di tujuan, Leng Sicheng merasa bosan dan terus membuka radio untuk menghabiskan waktu. Saat radio tidak dimatikan, terdengar seorang penyiar wanita yang mengatakan, "Ketika album ini dirilis, dia juga melanjutkan gayanya yang sebelumnya. Dia menyanyikan suara hati banyak orang. Mari kita dengarkan..."     

Setelah penyiar wanita berkata begitu, sebuah lagu yang sedikit nostalgia sedih dimainkan.     

"Tidak bisa membuka mulut untuk memberitahu dia...     

Aku pasti akan menjagamu dan juga membuatmu tertawa...     

Aku menyesal tidak memberitahumu betapa pentingnya dirimu bagiku..     

Mendengarkanmu dalam diam…     

Melihatmu bertingkah imut dan melihatmu tertidur hingga tua.."     

Saat lagu dimainkan, penyiar wanita itu masih mengatakan, "Entah ada berapa banyak orang yang ingin menyatakan cinta kepada kekasihnya setelah mendengarkan lagu ini. Kadang-kadang, hanya dibutuhkan tiga kata sederhana. 'Aku mencintai kamu'."     

Penyiar pria di sebelahnya lalu bertanya, "Bagaimana jika dia tidak bisa mengucapkan tiga kata ini karena memiliki alasan yang sangat penting?"     

Penyiar wanita itu tidak tahu bagaimana menjawabnya. Untungnya, program radio yang seperti ini selalu mengubah jenis lagu yang diputar dengan cepat. Tak lama, ada seseorang yang mengirimkan permintaan lagu lagi. Kedua penyiar itu pun pindah ke lagu lain lagi.     

Suasana dalam mobil kembali sunyi. Satu-satunya yang berbeda adalah Leng Sicheng yang dari tadi terus memandang ke arah luar jendela sekarang menundukkan kepalanya, seolah sedang mengenang sesuatu.     

Bukannya Leng Sicheng tidak pernah berjuang. Ia dulu sudah pernah mengungkapkan perasaannya kepada Gu Qingqing. Leng Sicheng waktu itu mengatakan bahwa ia menyukai Gu Qingqing. Tetapi, balasan yang ia terima adalah sikap dingin dan tawa ejekan dari Gu Qingqing dan teman-temannya.     

Selain itu, masalah Leng Sicheng dengan Gu Qingqing bukan hanya masalah Nie Zhining, Xu Zijin, dan Xu Zipei. Celah di antara mereka telah terbentuk jauh sebelum Leng Sicheng memaksa Gu Qingqing untuk menikahinya. Tidak peduli berapa banyak usaha yang Leng Sicheng kerahkan, ia tetap tidak bisa menghilangkan bekas luka yang telah membekas di hati Gu Qingqing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.