Kisah Istri Bayaran

Ambang Batas Cinta dan Rasa Sakit (2)



Ambang Batas Cinta dan Rasa Sakit (2)

0Gu Qingqing duduk di tepi tempat tidur dan hanya ada dirinya sendirian di kamar tidur. Leng Sicheng tidak ada di sana.     
0

Sepertinya Leng Sicheng sedang berada di ruang baca untuk membahas tentang urusan bisnis. Tetapi, Gu Qingqing tahu bahwa pria itu tidak peduli apa pekerjaan bisnis yang dibahas. Leng Sicheng hanya terlalu malas untuk berkomunikasi empat mata dengan Gu Qingqing.     

Telah tiga tahun lamanya. Selama tiga tahun, Gu Qingqing selalu melewatinya seperti ini. Meskipun baru-baru ini Leng Sicheng memperlakukannya tidak sekasar sebelumnya dan juga tidak bicara seburuk sebelumnya, serta masih mengakui identitasnya di depan keluarga Xu dan keluarga Nie, apa artinya semua ini?     

Leng Sicheng masih tetap tidak menghargai Gu Qingqing dan memandang rendah dirinya. Dalam hati Leng Sicheng, Gu Qingqing hanyalah wanita yang tidak tahu malu dan akan mencari seseorang untuk selingkuh kapan saja! Leng Sicheng tidak pernah berpikir tentang apa yang dipikirkan gu Qingqing, apa permohonan Gu Qingqing, dan apa pendapatnya tentang pernikahan ini.     

Leng Sicheng hanya tahu bahwa setelah ia menikahi Gu Qingqing, Gu Qingqing akan mengurus suami dan anak serta mengajari anak-anaknya di rumah dengan patuh. Leng Sicheng menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, bermain-main, dan bertindak sembrono di luar sana tanpa perlu memberitahu Gu Qingqing. Sedangkan, ketika Gu Qingqing hanya berbicara beberapa kata dengan teman lamanya dan bahkan tidak bergandengan tangan, Leng Sicheng malah menghina dan mencurigainya.     

Apa artinya pernikahan seperti ini meskipun ada sedikit perubahan? batin Gu Qingqing.     

Cahaya di dalam ruangan redup. Hanya lampu malam kecil yang menyala. Malam yang tak berujung menghempas Gu Qingqing dan menekannya hingga rasanya ia tidak bisa bernapas.     

Tidak ada yang bisa dilakukan Gu Qingqing. Ia menyalakan ponselnya dan ada beberapa pesan yang masuk. Selain Li Youyou, masih ada satu pesan yang dikirim oleh Lin Zhouyi. Gu Qingqing membaca pesan yang tak hanya mengumumkan beberapa pekerjaan, namun Lin Zhouyi masih menambahkan di akhir.     

| Tuan Lin: Saya telah melihat proposal rencanamu dan Nona Xu. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing. Proposal rencana Nona Xu begitu besar, sedangkan milikmu seperti sebuah puisi yang terus-menerus mengalir tanpa gangguan. Jika aku harus memilih, aku lebih memilih proposal rencanamu. Jangan merasa rendah diri karena latar belakang keluarga Nona Xu.     

Meskipun kata-kata Lin Zhouyi terdengar seperti kata-kata menghibur, hati Gu Qingqing memang merasa sedikit tersentuh. Ia tidak menyangka bahwa orang yang akan memedulikannya justru adalah atasannya, Lin Zhouyi, yang baru mengenalnya kurang dari sebulan.     

Karena sekarang hari sudah agak malam, Gu Qingqing akan menunggu sampai besok pagi dan pasti akan membalas pesan Lin Zhouyi. Di saat yang sama, ia juga akan bekerja lebih keras dan pasti akan memenuhi harapan atasannya.     

Tidak lama setelah Gu Qingqing membaca tentang pekerjaan, pintu kamar tidur terbuka. Leng Sicheng memasuki ruangan itu dengan ekspresi dingin.     

Gu Qingqing duduk di tepi tempat tidur, sedangkan Leng Sicheng berdiri di dekat pintu. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara. Setelah Leng Sicheng berjalan memasuki pintu, ia bahkan tidak melihat Gu Qingqing. Ia segera berbalik dan memasuki kamar mandi. Kemudian, terdengar suara air mengalir.     

Meskipun Gu Qingqing tahu Leng Sicheng tidak akan mengenakan piyama yang disiapkannya, ia tetap melipat piyama dan meletakkannya di samping. Setelah itu, Gu Qingqing membuka selimut dan berbaring di tempat tidur. Ia juga hanya menggunakan sedikit tempat dan menempati seperlima dari tempat tidur.     

Leng Sicheng keluar dari kamar mandi. Ia melihat Gu Qingqing sudah berbaring dan juga melihat piyama yang disiapkan oleh Gu Qingqing. Ia berjalan ke lemari pakaian dan mengambil satu set pakaian baru, lalu mengelap rambutnya dan membuka selimut. Tempat tidur tenggelam karena berat tubuh Leng Sicheng yang terbaring. Tubuhnya membawa aroma samar setelah mandi dari belakang Gu Qingqing.     

Setelah lampu dimatikan, ruangan menjadi sangat sunyi. Tidak ada yang berbicara dan juga tidak ada yang bergerak. Hanya terdengar suara dua orang yang bernapas. Begitu sunyi, seakan berada di dunia lain.     

Awalnya mereka mengira bahwa mereka berdua akan mempertahankan postur kaku seperti ini hingga tertidur. Tetapi, tanpa diduga, tidak lama setelah Gu Qingqing berbaring, tiba-tiba ada rasa sakit di bagian bawah perutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.