Kisah Istri Bayaran

Hati yang Melayang Jauh (4)



Hati yang Melayang Jauh (4)

0Gu Qingqing tahu kelakuannya waktu tidur tidak bagus. Sebelumnya juga seperti itu seperti terakhir kali mereka menginap di rumah tua keluarga Leng. Saat itu Gu Qingqing masuk angin, bukankah ia juga memeluk Leng Sicheng dan menjeratnya seperti gurita? Apakah kali ini Gu Qingqing melakukannya lagi?     
0

Jarak keduanya saat ini sangat dekat. Gu Qingqing merasa sangat gugup hingga tidak berani berkedip mata dan bahkan sangat ingin menghentikan napasnya. Seluruh tubuhnya mendadak membatu seperti patung. Satu-satunya hal yang menguntungkan adalah ia tidak bermimpi kotor tadi malam, tidak seperti terakhir kali hingga langsung memegang Leng Sicheng di bagian itu...     

Setelah beberapa saat, Leng Sicheng berkedip. Gu Qingqing sepertinya merasakan sesuatu dan bagaikan tersiram air mendidih, ia segera menarik tangannya kembali. Tidak peduli Gu Qingqing memeluk Leng Sicheng karena masuk angin sebelumnya dan akhirnya ditertawakan oleh Leng Sicheng dengan dingin, atau ketika ia bermimpi kotor di rumah tua dan didorong Leng Sicheng ke tempat tidur… Sudah jelas, itu bukan pengalaman yang baik.     

"Maaf, aku... Kelakuanku waktu tidur tidak bagus. Aku tidak sengaja," kata Gu Qingqing. Ia segera mundur, bersembunyi ke samping, dan bahkan bangun dari tempat tidur dengan panik.     

Gu Qingqing melihat Leng Sicheng membuka matanya. Awalnya, pria itu masih terlihat kebingungan karena baru saja dibangunkan. Tetapi, mata Leng Sicheng menjadi semakin dingin dengan cepat dan tatapannya menjadi semakin tajam. Hanya dengan melihat sekilas, Gu Qingqing sudah tahu bahwa pria itu sangat marah. Gu Qingqing kemudian memeluk Leng Sicheng lagi. Apalagi, cahaya tajam di mata Leng Sicheng terlihat seperti pedang yang sangat ingin menusuk Gu Qingqing saat pria itu melihatnya mundur hingga bangun dari tempat tidur.     

Teng! Teng! Teng! Teng! Teng!     

Jam emas di ruangan itu tiba-tiba berdentang lima kali. Setelah beberapa detik, Leng Sicheng berbalik dan turun dari tempat tidur. Ia langsung berjalan masuk ke kamar mandi. Dengan cepat, terdengar suara orang mandi dari kamar mandi.     

Gu Qingqing menghela napas lega. Ia hanya tidur kurang dari enam jam, tetapi ia tidak bisa tidur lagi. Tidak ada apapun yang bisa dilakukannya juga. Gu Qingqing pun membersihkan ruangan sebentar. Karena Leng Sicheng hendak pergi begitu pagi, setidaknya pria itu harus makan dulu sampai kenyang sebelum berangkat.     

Begitu Gu Qingqing turun ke lantai bawah, sudah ada seseorang yang datang dan menekan bel pintu. Gu Qingqing membuka pintu dan melihat bahwa itu adalah Sekretaris Cheng. Sekretaris Cheng masuk dan saat melihat Gu Qingqing, ia segera bertanya, "Di mana Tuan Leng?"     

"Sudah bangun."     

Sekretaris Cheng mengangguk dan segera berkata, "Ada sesuatu yang ingin saya beritahukan kepada Tuan Leng."     

Gu Qingqing mengangguk. Sekretaris Cheng segera naik ke lantai atas, sementara Gu Qingqing berjalan ke dapur. Ternyata pembantu benar-benar telah merebus sepanci sup ayam dengan sedikit nasi. Gu Qingqing pun menyiapkan nasi dan sup ayam, lalu bersiap memanggil Leng Sicheng untuk turun dan sarapan.     

Gu Qingqing mengenakan sandal dan melangkah dengan sangat lembut. Begitu ia berjalan sampai di tikungan, ia langsung mendengar suara Sekretaris Cheng yang agak cemas, "...Nona Xu baru saja kembali ke Tiongkok dan terjadi kecelakaan mobil. Rombongan mereka dibawa ke rumah sakit."     

"Apa? Di mana? Apakah kondisinya serius?" tanya Leng Sicheng.     

Leng Sicheng jelas agak cemas. Bisakah ia tidak merasa cemas? Proses syuting iklan akan segera dimulai. Meskipun pilihan kandidat belum dipastikan, hampir bisa dipastikan bahwa nama Xu Zipei lah yang akan terpilih. Jika Xu Zipei mengalami kecelakaan mobil saat ini dan terjadi sesuatu, bagaimana dengan iklannya?     

"Sekarang masih belum jelas bagaimana situasinya. Satu-satunya yang pasti adalah kecelakaannya sangat serius. Dengar-dengar, ada korban jiwa."     

Leng Sicheng sedikit mengernyit, lalu berkata, "Cepat pergi dan tanyakan tentang situasinya dulu! Jika dia tidak jauh, pergi dan lihat dulu."     

"Kalau begitu, bagaimana dengan Presiden Yang?"     

"Sekarang jelas dia yang lebih penting!" jawab Leng Sicheng.     

Investasi iklan Grup Leng begitu besar dan arah promosi musim baru juga dipastikan adalah Xu Zipei. Masalah kerja sama dengan Tuan Yang di sana atau tidak kerja sama, bisa dibahas nanti. Leng Sicheng tidak bisa menyia-nyiakan uangnya.     

Begitu Leng Sicheng keluar, ia langsung bertemu dengan Gu Qingqing yang berwajah pucat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.