Kisah Istri Bayaran

Pertarungan untuk Cinta (7)



Pertarungan untuk Cinta (7)

0Gu Qingqing terkejut, kemudian mengangguk secara spontan.     
0

Leng Sicheng meliriknya dengan dingin dan berkata, "Baik. Kamu istirahat terlebih dahulu, aku akan pergi memanggil dokter untuk memberikanmu infus."     

Ketika Leng Sicheng melihat Gu Qingqing berbaring di tempat tidur dengan patuh, baru ia berbalik untuk berjalan keluar dan menutup pintu.     

Setelah berjalan beberapa langkah, Leng Sicheng baru menelepon Sekretaris Cheng, "Batalkan rencana awal. Tidak mengungkapkan identitas Nyonya. Tidak peduli wawancara media manapun yang datang, katakan itu hanyalah sebuah kecelakaan."     

Leng Sicheng langsung menutup telepon dengan tatapan mata yang dingin.     

Jika Gu Qingqing masih ingin lanjut bermain, maka Leng Sicheng akan menemaninya main hingga akhir. Akan tetapi, Leng Sicheng akan melindunginya selamanya. Ia akan membiarkan Gu Qingqing memenuhi keinginannya dan tidak akan membiarkannya terluka lagi.     

Tidak lama kemudian, Leng Sicheng memanggil dokter dan dokter memberi Gu Qingqing infus lagi. Ada obat tidur di dalam kandungan obatnya. Ditambah kondisinya yang sangat lelah beberapa hari ini, tak butuh waktu lama bagi Gu Qingqing untuk kemudian tertidur nyenyak.     

Pada saat Gu Qingqing terbangun lagi, cuaca di luar sudah gelap. Ia sendirian di dalam ruang rawat inap tunggal dan tidak ada orang lain di sekitarnya. Gu Qingqing merasa sedikit panik dan sedikit khawatir, Di mana Leng Sicheng? Mengapa dia tidak di sini?     

Gu Qingqing bangkit dan turun dari tempat tidur. Saat ia berjalan tidak sampai dua langkah, ia langsung mendengar ada yang berbicara di luar. Suaranya berat dan dingin, jawabannya juga sangat singkat. Itu adalah suara Leng Sicheng. Tetapi, yang satu lagi suaranya sangat lembut dan membawa rasa bersalah. Jelas itu adalah Xu Zipei.     

Gu Qingqing agak terkejut dan hatinya terasa agak masam, Mengapa Xu Zipei datang lagi ke sini? Apa yang sedang dia bicarakan dengan Leng Sicheng?     

Awalnya Gu Qingqing ingin pergi dan mendengar dari sudut dinding, tetapi ia masih ingin tahu, apa yang dibicarakan oleh Leng Sicheng dan Xu Zipei? Tanpa sempat mengenakan sandal, ia bertelanjang kaki dan pelan-pelan mencondongkan tubuhnya ke arah sana. Ia bersembunyi di dekat pintu, menempelkan telinganya di pintu, dan mendengarkan dengan cermat.     

Suara di luar sepertinya menjadi kuat lagi. Ssuara yang tajam berkata, "Kakak, apa hubungannya ini denganmu? Jelas dia sendiri yang tidak berhati-hati! Berenang pun tidak bisa dan hampir menenggelamkan diri sendiri. Kalau sudah begini, mau menyalahkan siapa?"     

"Zijin! Jangan bicara sembarangan!" tegur Xu Zipei. Ia sedikit mengernyit, lalu berkata dengan suara yang membawa sedikit rasa minta maaf, "Bagaimanapun, ini adalah salahku. Jika Qingqing tidak menggantikanku, dia juga tidak akan terluka seperti ini. Aku lebih memilih jika orang yang berbaring di dalam adalah aku."     

"Jelas-jelas dia yang tidak berkemampuan dan masih ingin berpura-pura mampu! Apalagi dia yang menulis naskah ini sendiri! Jika itu adalah Kakak yang melompat, maka dia adalah pembunuh Kakak!"     

"Kamu diam!" tegur Nie Zhining kali ini. Ia begitu marah hingga seluruh tubuhnya gemetar. Gu Qingqing telah menggantikan Xu Zipei hingga mendapat luka serius, tetapi Xu Zijin bahkan masih mengatakan kata-kata sarkastik.     

Tidak ada momen yang lebih jelas dibandingkan dengan ketika Nie Zhining melihat pemandangan di sore hari bahwa ia benar-benar tidak bisa melupakan Gu Qingqing. Ia khawatir, ia takut, dan ia tidak ingin melihat Gu Qingqing terluka.     

Nie Zhining tidak pernah menyukai Xu Zijin. Jika bukan karena bujukan keluarganya dan Xu Zijin yang telah mengejarnya selama bertahun-tahun, ia pasti tidak akan mengangguk dan setuju untuk bertunangan dengannya.     

Bertunangan tidak apa-apa. Jika Xu Zijin tidak menyebabkan masalah dan juga tidak bersikap arogan, Nie Zhining akan membujuk diri untuk bekerja keras dan mencoba menyukainya. Tetapi, Xu Zijin terus-menerus mencari masalah dengan Gu Qingqing. Selain itu, sikapnya juga licik dan jahat. Benar-benar karakter yang sangat buruk.     

"Kamu memarahiku?" kata Xu Zijin tak percaya. Sejak kecil, mana pernah Xu Zijin merasakan kemarahan seperti ini? Ia langsung marah, "Kamu malah menyukai Gu Qingqing yang tidak tahu malu. Wanita jalang yang selalu merayu pria-pria! Kamu…"     

Plak!     

Terdengar suara pukulan yang kuat. Leng Sicheng menampar Xu Zijin dengan keras,     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.