Kisah Istri Bayaran

Siap untuk Memilih Proposal Perencanaan (Tambahan)



Siap untuk Memilih Proposal Perencanaan (Tambahan)

0Leng Sicheng tercengang, "Berinisiatif meneleponnya?"     
0

"Iya," Direktur Jiang mengangguk, "Jika dia tidak menelepon kita, mungkin dia sedang sangat sibuk atau tidak sempat menelepon. Jika dia tidak menelepon, tentu saja saya akan meneleponnya untuk melaporkan kabar keselamatan saya."     

Leng Sicheng benar-benar tercengang. Benar juga, mengapa ia tidak pernah memikirkan hal yang begitu sederhana? Leng Sicheng selalu menunggu Gu Qingqing untuk meneleponnya dan tidak berpikir bahwa ia juga bisa meneleponnya sendiri.     

"Tetapi, bagaimana jika Anda bertengkar dengan istri Anda? Mungkin, ketika Anda meneleponnya, dia tidak hanya tidak senang, tetapi malah menjadi lebih marah..."     

Ekspresi Direktur Jiang tampak kebingungan, "Mengapa? Bukankah pertengkaran antara suami dan istri itu sangat biasa? Selain itu, suami dan istri tidak akan membawa kebencian sampai hari berikutnya. Pertengkaran sebelum ke tempat tidur akan membaik setelah keluar dari tempat tidur. Jika itu juga bukan kebencian istri karena suami membunuh ayahnya, bagaimana mungkin istri akan tidak bahagia? Tapi, ngomong-ngomong, jika ada kebencian besar seperti pembunuhan ayah, tidak mungkin juga mereka bisa menjadi suami dan istri..."     

Ketika Direktur Jiang berbicara, tiba-tiba ia teringat bahwa Leng Sicheng telah menikah. Selain itu, hubungan antara Leng Sicheng dan istrinya tampaknya tidak seperti hubungan sepasang suami-istri biasa. Dengar-dengar, Leng Sicheng menikahi wanita yang tidak memiliki uang maupun kekuasaan agar bisa lebih nyaman bermain-main di luar. Ada juga yang mengatakan bahwa Leng Sicheng menikah untuk bersaing dengan seseorang.     

Sejauh yang Direktur Jiang ketahui tentang Leng Sicheng, ia merasa sepertinya Leng Sicheng bukan tipe pria yang impulsif sesaat dan akan menikahi seorang wanita secara sembarangan. Tetapi, alasan Leng Sicheng menikah masih menjadi sebuah misteri.     

Direktur Jiang mengangkat kepalanya, melihat wajah Leng Sicheng yang perlahan-lahan menggelap, lalu segera berkata, "Tentu saja, saya hanya berbicara begitu saja dan Presiden Leng anggap saja mendengarkan itu untuk bersenang-senang."     

Leng Sicheng tidak berbicara. Ia hanya diam-diam meminum anggur segelas demi segelas hingga menghabiskan seluruh botol anggur itu.     

Begitu mreka keluar dari ruangan, Direktur Jiang bertanya, "Presiden Leng, kalau boleh tahu, apakah masih ada hal lain?"     

Leng sicheng bahkan tidak memedulikan Direktur Jiang lagi. Ia segera membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil. Setelah beberapa saat, mobil melaju pergi meninggalkan tempat itu     

Leng Sicheng menurunkan kaca mobil dan angin sepoi-sepoi membuat rambutnya yang awalnya rapi menjadi sedikit kacau. Aroma alkohol yang melekat padanya juga menjadi semakin kuat. Katanya, alkohol bisa meringankan rasa khawatir. Tetapi, mengapa Leng Sicheng merasa kepalanya sekan hampir pecah dan jantungnya juga terasa semakin sakit?     

Leng Sicheng mengambil ponelnya dan membuka daftar buku kontak. Nyonya Leng. Kata-kata ini muncul di depannya dengan agung.     

Leng Sicheng Ingin menelepon Gu Qingqing, tetapi jari-jarinya hanya mengusap di atas namanya dengan lembut. Pada akhirnya, ia juga tidak berani tombol panggil.     

Suami berhak menelepon istri. Kecuali Leng Sicheng sendiri. Ia ingin menelepon Gu Qingqing, tetapi apakah ia layak melakukannya?     

Leng Sicheng berpikir sebentar, lalu menyuruh Sekretaris Cheng, "Telepon Vila Xishan. Tanya apakah Nyonya ada di rumah. Aku minum agak banyak hari ini dan ingin kembali untuk istirahat."     

Sekretaris Cheng mengangguk. Sesuai perintah, ia segera menelepon Vila Xishan dan bertanya, "Apakah Nyonya ada di rumah?"     

Pembantu menggelengkan kepala, "Tidak."     

Karena pengeras suara ponsel Sekretaris Cheng menyala, Leng Sicheng bisa mendengar jawaban itu. Leng Sicheng melirik ke arah kaca spion dan benar saja, ia melihat Leng Sicheng sedikit mengerutkan kening.     

Mana mungkin pembantu berani mengatakan bahwa Gu Qingqing pergi bekerja? Ia pun segera menambahkan, "Tetapi, Nyonya akan segera kembali."     

Sekretaris Cheng berkata, "Tuan Leng minum banyak anggur. Nanti Tuan akan kembali untuk beristirahat."     

Pembantu itu menanggapinya dan setelah menutup telepon, ia segera menelepon Gu Qingqing untuk melaporkan, "Nyonya, gawat. Tuan akan segera kembali!"     

Gu Qingqing sontak terkejut. Mengapa Leng Sicheng akan kembali di saat seperti ini? Apakah… Leng Sicheng sudah tahu bahwa ia diam-diam pergi bekerja di belakangnya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.