Kisah Istri Bayaran

Pengganti Ciuman (10)



Pengganti Ciuman (10)

0Gu Qingqing sontak terkejut dibuatnya. Seluruh wajahnya langsung menjadi kaku dan ia langsung menyusut di dalam pelukan Leng Sicheng, seperti seekor burung unta kecil.     
0

Gu Qingqing kini sangat ingin mengubah dirinya menjadi butiran debu. Tetapi, tidak peduli betapa dirinya ingin bersembunyi, hatinya seperti jalanan pegunungan yang terus-menerus naik turun saat ia mengingat tentang ciuman mereka berdua di dalam ruangan kendali acara Natal sebelumnya,      

Gu Qingqing tidak berbicara dan Leng Sicheng juga tidak bergerak. Hanya saja, saat ada angin sepoi-sepoi lembut yang meniup rambut Gu Qingqing, Leng Sicheng baru bisa mencium aroma lembut gadis yang berada di pelukannya, bercampur dengan aroma tanah musim semi dan bunga persik yang bermekaran di pinggir jalan raya.     

Roda sepeda gunung Leng Sicheng melaju melewati jalan pegunungan yang sunyi. Tiba-tiba, Leng Sicheng tiba-tiba merasa sedikit berhadap dan entah menantikan apa.     

Ruas jalan kembali ini bisa lebih panjang dan lebih panjang lagi. Alangkah baiknya jika Leng Sicheng berkendara dari pagi hingga malam, hingga ia tidak punya energi untuk mengayuh sepeda lagi.     

Baik Leng Sicheng maupun Gu Qingqing, tidak ada satupun dari mereka berdua yang berbicara. Leng Sicheng tidak berbicara, sedangkan Gu Qingqing bahkan lebih tidak berani berbicara.     

Gu Qingqing menundukkan kepalanya karena ingin mendekat, tetapi ia juga tidak berani mendekati Leng Sicheng. Jika harus berkata jujur, keduanya telah berciuman dua kali. Pertama kalinya adalah pada pesta ulang tahun ke-16 Xu Zijin, sedangkan kedua kalinya adalah ciuman mendadak di malam pesta Natal.     

Meskipun mereka telah berciuman dua kali, kenangannya sepertinya tidak terlalu bagus. Ciuman yang salah dan tidak sengaja barusan bahkan tidak menyentuh bibir Gu Qingqing, melainkan hanya menggosok pipinya dengan lembut..Tetapi, ini adalah pertama kalinya Gu Qingqing merasa jantungnya dipukul dengan keras.     

Suasana hati Gu Qingqing seperti mata air yang terus mengalir. Pipinya yang bersentuhan dengan bibir Leng Sicheng masih tetap terasa panas. Lengan Leng Sicheng mengelilinginya dan bagian punggungnya masih dekat dengan bagian dada Leng Sicheng.     

Palang sepeda Leng Sicheng menopang Gu Qingqing dan ia menyusut di dalam rengkuhan lengan Leng Sicheng. Situasi ini memberinya semacam perasaan seperti dirawat, dilindungi, dan bisa diandalkan untuk pertama kalinya.     

Melihat bunga persik kesukaan Gu Qingqing yang bermekaran di seluruh pegunungan dan ladang seperti rumput liar, hatinya juga terasa begitu lapang dan menggulung seluruh pikirannya dalam sekejap.     

Ketika sepeda tiba di kediaman keluarga Xu, Gu Qingqing turun dari sepeda dengan wajah yang agak memerah. Ia mengikat rambutnya sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap Leng Sicheng.     

Sebelum Gu Qingqing sempat berterima kasih, Xu Zijin telah bergegas keluar dari rumah dan memeluk lengan Leng Sicheng dengan bersemangat sambil bertingkah manja, "Kakak Sicheng, mengapa kamu baru datang? Kakak Zipei telah menunggumu untuk waktu yang lama!"     

Xu Zijin menarik Leng Sicheng sambil menabrak Gu Qingqing dan menyingkirkannya dari jalannya. Ternyata Leng Sicheng datang itu bukan untuk mengantar Gu Qingqing, melainkan datang untuk melihat Xu Zipei.     

———     

Sama halnya dengan saat ini, Leng Sicheng naik sepeda terlebih dahulu dan Xu Zipei juga mengikutinya dengan duduk di kursi belakang. Berdasarkan permintaan naskah, satu tangan Xu Zipei merangkul pinggang Leng Sicheng yang kuat.     

"Benar-benar tidak kusangka, aku masih ada kesempatan untuk duduk di kursi belakang sepedamu," kata Xu Zipei.     

Leng Sicheng tidak menanggapi Xu Zipei dan tidak menunggunya duduk dengan stabil. Ia langsung menginjak pedal sepedanya dan melaju.     

Xu Zipei terkejut dan tanpa sadar memeluk Leng Sicheng dengan erat. Leng Sicheng sedikit mengernyit, kemudian secara spontan memiringkan kepalanya dan melihat ke arah Gu Qingqing yang berada di samping. Namun, ia malah tidak melihat Gu Qingqing sehingga ia menarik kembali pandangannya dan terus melajukan sepeda.     

Setelah syuting adegan ini, Sutradara meneriakkan, "Cut!"     

Xu Zipei baru saja melompat dari kursi belakang dan masih belum sempat berdiri dengan stabil, tetapi Leng Sicheng sudah menjatuhkan sepedanya kepada asisten di sampingnya dan langsung berjalan ke tempat istirahat.     

Saat Leng Sicheng baru saja duduk, Xu Zijin sudah datang dan memuji sambil tersenyum, "Kakak Sicheng, syutingnya sangat tampan."     

Leng Sicheng mengabaikan Xu Zijin. Matanya yang dingin menyapu sekeliling lokasi syuting dan ia baru menyadari bahwa tidak ada Gu Qingqing di sekitarnya. Ia segera berdiri dan berjalan menuju tempat makan. Ketika koki melihat Bos datang, kekuatannya langsung meningkat.     

Leng Sicheng hanya bertanya, "Tadi ada berapa orang yang memesan hidanganmu?"     

Diam-diam Leng Sicheng berpikir, Ke mana Gu Qingqing pergi? Apakah dia sudah sarapan?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.